Selasa malam, penggemar The Script sudah mulai memadati Kasablanka Hall, Jakarta Selatan untuk menayksikan penampilan trio Danny O’Donoghue, Mark Sheehan, Glen Power.
Pada pukul 8 malam penonton sudah mulai memadati venue konser. Sorak-sorak penonton memanggil personil The Script untuk segera ke panggung terus didengunkan.
Berselang 20 menit kemudian, Danny O’Donoghue, Mark Sheehan masuk dari sisi sebelah kanan panggung, dan Glen datang dari sebelah kiri. Para penonton pun riuh histeris menyambut kehadiran band asal Irlandia ini.
Ditemani dua additional player di yang memainkan instrumen bass dan keyboard, The Script langsung membuka konser ‘Freedom Child Tour’ dengan tiga lagu andalannya ‘Superheroes’ dan ‘Rock The World’, dan ‘Paint the Town Green’.
Pada lagu ketiga, penonton semakin riuh dengan hujan confetti yang diluncurkan tepat di bibir panggung. Seperti yang diungkapkan personilnya sebelum konser di Indonesia, mereka akan tampil dengan mengenali budaya Indonesia lebih dekat.
Baca Juga: Lagu-lagu Konser The Script di Jakarta
“Cinta mati! teriak sang vokalis dan membuat suasana menjadi semakin riuh. Berselang beberapa detik kemudian, The Script langsung memainkan lagu andalan mereka ‘The Man Who Can’t Be Moved’ dengan mengajak penonton untuk langsung berinteraksi.
Tanpa menggunakan melodi gitar dan gebukan drum, sang vokalis Danny O’Donoghue terlihat seperti membuat ruangan konser menjadi lebih berisik dengan suara penonton yang bernyanyi.
Setelah selesai dengan lagu andalan mereka, The Script menampilkan lagu-lagu yang sesuai dengan konsep turnya “’Freedom Child’. The Script membawakan lagu-lagu hits dari album terakhir mereka seperti ‘Wonders’, ‘Arms Open’, hingga ‘No Man is An Island’.
Namun tak hanya membawakan lagu di album baru, porsi lagu-lagu di album lama beserta hitsnya pun ikut dimainkan.
Selanjutnya lagu-lagu dari ‘If You Could See Me Now’ hingga ‘If You Ever Come Back’ menjadi lagu yang dilantunkan selanjutnya. Setelah puas berjingkrak bersama penonton, The Script menghadirkan suasana santai dengan memainkan dua lagu secara akustik.
Dua lagu ‘Together We Cry’ dan ‘Never Seen Anything Quite Like You’ menjadi lagu yang yang membuat suasana konser menjadi sedikit lebih tenang. Tidak hanya itu saja , The Script membuktikan bahwa ingin memasukkan unsur budaya Indonesia di dalam konsernya.
Sang vokalis Danny O’Donoghue pun menggenakan baju batik untuk memikat penonton. Selanjutnya lagu-lagu ‘The Energy Never Dies’ dan hits dari album ‘Freedom Child’ berjudul “Rain” digeber oleh para personil band asal Irlandia ini.
Berikutnya, ‘No Good in Good Bye’, ‘Breakeven’ dan sebuah penutup yang indah dengan lagu ‘Hall of Fame’ menjadi sebuah kisah cinta mati mereka untuk Indonesia. “Kami akan kembali lagi!, ungkap Danny O’Donoghue.
Baca Juga: Lagu-lagu Galau dari The Script