Review Film: Night Bus, Perjalanan Mencekam Terperangkap 12 Jam Dalam Bus

Dunia perfilman Tanah Air kembali melahirkan talenta baru dengan dirilisnya film Night Bus pada bulan April 2017. Film ini disutradarai oleh Emil Heradi yang juga menandakan debut Darius Sinathrya dan Teuku Rifnu Wikana sebagai produser film panjang. Kisah film ini terinspirasi dari pengalaman Teuku Rifnu Wikana ketika terperangkap selama 12 jam di dalam bus yang melakukan perjalanan ke daerah bernama Sampar pada 1999. Berdurasi lebih dari dua jam, Night Bus akan membawamu pada perjalanan yang penuh teror.

Seperti halnya tipikal film perjalanan, Night Bus memperkenalkan para karakternya sedini mungkin lewat beberapa adegan di terminal sebelum keberangkatan bus menuju Sampar. Perjalanan bus Babad pada awalnya berjalan damai, para penumpang memiliki motivasinya masing-masing. Petaka pertama muncul dengan masuknya karakter Mahdi yang diperankan Alex Abbad, membuka rahasia tentang konflik antara pemerintah pusat dengan pasukan Samerka (Sampar Merdeka). Mahdi yang datang dengan berdarah-darah membuat perjalanan berlangsung mencekam.

Konflik yang sebenarnya dilatarbelakangi perebutan sumber daya alam ini berpengaruh pada tiap karakter di dalam bus Babad. Tekanan datang dari dua sisi, baik pemerintah pusat maupun dari pasukan Samerka. Di tengah-tengah kekisruhan itu ternyata ada pihak oportunis yang memanfaatkan keadaan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang memelihara konflik demi mendapatkan keuntungan. Bagudung (Teuku Rifnu Wikana) sebagai kernet bus memiliki peran penting di sepanjang perjalanan yang penuh dengan teror berdarah-darah.

 

Sensasi cerita yang fresh

Night Bus menawarkan sensasi cerita yang sangat jarang kita lihat di layar lebar Indonesia. Film ini bukanlah film horor yang membuat bulu kuduk bergidik, namun juga bukan film misteri yang selalu penuh dengan teka-teki. Night Bus sebenarnya film perjalanan yang sederhana, hanya eksekusinya yang memiliki tingkatan suspense yang berlapis-lapis. Dimulai dari munculnya karakter Mahdi yang meneror para penumpang bus, sampai bertemu para pasukan bayaran yang tidak berada di pihak manapun.

Terobosan baru juga dihadirkan lewat kecanggihan visual effects dan computer generated imagery (CGI) yang sudah mulai berkembang untuk film Indonesia. Apresiasi patut disematkan pada Amrin Nugraha yang berperan penting untuk sebagai VFX artist film ini. Namun, jangan berharap muluk-muluk efek visualnya akan menyamai film Transformers atau sekelas film Hollywood lainnya.    

Hal yang sangat disayangkan adalah pada cahaya gambar yang tidak konsisten secara keseluruhan. Beberapa detail gambar tidak begitu jelas karena cahaya yang redup sehingga emosi yang ditonjolkan karakter kadang tidak tersampaikan secara maksimal. Sebut saja seluruh adegan tokoh Mahdi yang berada di dalam di bus yang sebenarnya diperankan susah payah oleh Alex Abbad. Namun, kita dapat memakluminya jika memang tujuan sang pembuat film ingin benar-benar membuat suasana segelap bus malam yang melewati hutan.

Pencapaian estetis film Night Bus jarang kita temukan dalam film-film Indonesia. Sayang bila melewatkan kesempatan untuk menonton film ini. Night Bus tayang di bioskop mulai 6 April 2017. Segera beli tiketnya di BookMyShow dan nonton filmnya di bioskop.

 

 

Penulis: Razny Mahardhika

 

Baca juga:

8 Fakta Mengejutkan Di Balik Film Night Bus

Daftar Film Indonesia yang Tayang April 2017

 

One thought on “Review Film: Night Bus, Perjalanan Mencekam Terperangkap 12 Jam Dalam Bus

Comments are closed.