Review Film: Hacksaw Ridge, Sajian Menjanjikan Kembalinya Mel Gibson

Apa film terakhir Mel Gibson yang kamu tonton? Eits, bukan film yang dibintanginya lho, tepatnya film yang disutradarai oleh aktor kawakan ini. It’s true, setelah 10 tahun absen berkarya, Mel Gibson kembali dengan film arahan terbarunya yang berjudul Hacksaw Ridge. Film bergenre war-drama ini menandai kebangkitan Gibson yang dulu pernah dikenal sebagai salah satu aktor, sutradara, sekaligus produser termahal di Hollywood.

Hacksaw Ridge mengangkat cerita klasik tentang seorang pahlawan perang di Amerika. Filmnya pun mengambil ide cerita yang tak biasa, yaitu seputar perjalanan hidup seorang tentara yang menolak untuk mengangkat senjata. Nah loh, apa jadinya coba jika seorang tentara nggak mau pegang senjata. Lalu bagaimana ya cara dia melawan musuhnya?

It’s not a common, but absolutely it’s a fact! Film Hacksaw Ridge diadaptasi dari kisah nyata seorang tentara Amerika bernama Desmond Doss di masa Perang Dunia II. Berbeda dengan tentara militer pada umumnya, sejak basic militer di kamp-nya, Desmond (Andrew Garfield) dengan tegas menolak mengangkat senjata. Tak hanya itu, Desmond juga menolak untuk bekerja di hari Sabtu karena menurut keyakinannya, hari Sabtu adalah hari yang sakral untuk beribadah. Keyakinan itulah yang membuat Desmond dikucilkan dan dibully rekan-rekan satu kamp-nya. Ia juga dianggap sebagai pembangkang hingga terancam hukuman penjara.

hacksaw-ridge-3

Singkat cerita, setelah melewati perjuangan panjang dan cukup pelik terbebaslah Desmond dari jerat hukum. Ia pun dapat bernapas lega karena pihak militer mengabulkan permintaannya untuk bertugas di divisi paramedis. Bidang ini adalah bidang yang sejak awal diincar Desmond saat pertama kali mendaftar menjadi tentara.

Desmond Doss terus dipandang sebelah mata, apalagi ditambah dengan postur tubuhnya yang kecil dan tak berisi. Banyak orang menilai ia tidak akan banyak berguna di medan perang. Namun siapa sangka, tugas Desmond sebagai tentara paramedis ternyata mengukir sejarah baru dalam perjalanan military di Amerika Serikat. Pria asal Virginia itu menjadi satu-satunya paramedis yang berhasil mendapatkan penghargaan tertinggi “Medal of Honour” dari pemerintah Amerika Serikat. Desmond dianggap sebagai pahlawan yang telah berjuang menyelamatkan nyawa puluhan tentara yang bertugas di medan perang. Wow!

 

Gebrakan Baru Andrew Garfield

review-film-hacksaw-ridge-kembalinya-mel-gibson

Tidak berlebihan rasanya jika menyebut Andrew Garfield bermain dengan begitu apik. Tak lagi kental dengan image Spiderman, perannya sebagai Desmond Doss seakan mematahkan image Garfield yang selama ini dikenal dengan peran-peran amannya. Mantan kekasih Emma Stone ini tampil memukau saat memainkan perannya sebagai tentara cupu yang memiliki keteguhan hati nan kuat. Saat melihat Garfield di film ini kita seolah diajak untuk memutar waktu dan melihat the real Desmond Doss di masa mudanya. Muda, lugu, dan cupu dengan gaya bicaranya yang khas.

Sebagai seorang sutradara, Mel Gibson terbukti sukses menyajikan adegan drama dan perang yang memilukan hati. Menelan biaya produksi sebesar Rp 523 miliar, Gibson mampu memvisualisasikan dengan baik betapa kejamnya pertumpahan darah di masa Perang Dunia II. Adegan-adegannya pun terasa sangat real yang terlihat dalam scene-scene fighting, baku tembak, dan ledakan bom menggelegar yang mampu membawa suasana mencekam.

Selain Andrew Garfield, film Hacksaw Ridge juga dibintangi oleh nama-nama yang menjanjikan seperti Teresa Palmer, Sam Worthington, Hugo Weaving, dan Vince Vaughn yang ditarik untuk melepaskan image di film-film drama komedinya.

 

Kembalinya Mel Gibson

hacksaw-ridge-1

Seakan bernasib sama dengan Andrew Garfield, film Hacksaw Ridge menjadi debut kembalinya kedua aktor tampan ini. Bedanya Garfield berperan sebagai pemain, sementara Gibson memainkan perannya sebagai sutradara. Seperti diketahui nama Garfield seakan tenggelam setelah tidak lagi terlibat dalam project film Spiderman, sementara Gibson yang mampu bangkit dari masa-masa kelam akibat ulahnya menghina kaum Yahudi. Kejadian tersebut sempat gempar dan merusak nama serta karier besarnya di Hollywood.

And now, it’s time to move on. Film Hacksaw Ridge menjadi momen kebangkitan Gibson setelah 1 dekade absen tidak menelurkan karya baru. Meski pada awalnya sempat diragukan, namun film produksi Summit Entertainment ini mendapatkan kebanggaan berupa standing ovation selama 10 menit saat pemutarannya di ajang film bergengsi, Venice Film Festival 2016. Berbeda dengan festival-festival film lainnya, standing ovation yang cukup lama jelas bukanlah hal yang awam terjadi di festival film tertua di dunia tersebut.

Yap, dengan track record-nya yang menjanjikan, bisa jadi film Hacksaw Ridge mampu mengantarkan Mel Gibson kembali meraih Piala Oscar. Seperti diketahui aktor dan sutradara asal Australia ini terbukti pernah berjaya membawa film garapannya, Braveheart, melenggang di Academy Awards 1996. Film yang juga dibintanginya itu berhasil menembus 10 nominasi Oscar dan mengantarkannya membawa pulang Piala Oscar dengan gelar Sutradara Terbaik. So damn wow!

One thought on “Review Film: Hacksaw Ridge, Sajian Menjanjikan Kembalinya Mel Gibson

Leave a comment