Review Film: BLACKPINK: Light Up The Sky, Intim dan Emosional!

Kabar baik buat para BLINK! Film dokumenter BLACKPINK Light Up The Sky sudah mendarat di Netflix. Film yang menampilkan sepak terjang girl band asal Korea Selatan ini disutradarai oleh Carolina Suh. Bagaimana dengan filmnya? Yuk simak reviewnya di BookMyShow!

Dokumenter ini meliput empat tahun perjalanan BLACKPINK yang memulai debut di tahun 2016. Hadirkan cuplikan video training, keseharian mereka, cerita di balik layar,hingga wawancara jujur dengan para anggota. Menjadi bintang K-pop tidak lah mudah, penonton diajak melihat rintangan yang dihadapai Jennie, Lisa, Rosé , dan Jisoo.

Mengintip juga proses rekaman album debut grup The Album yang baru saja rilis pada 2 Oktober 2020 dan rencana debut solo Rosé kedepannya. Berhasil menjadi girl band asal Korea Selatan pertama yang tampil di festival musik Coachella, kalian yakin sudah mengenal BLACKPINK? Film ini menjawab segala pertanyaanmu tentang girl band fenomenal ini!

BLACKPINK: Light Up The Sky, Intim dan Emosional

Berdurasi 1 jam 19 menit, film dibuka dengan BLACKPINK muncul pertama kali di hadapan awak media Korea Selatan pada tahun 2016.  Kemudian 3 tahun kemudian, mereka sukses menghipnotis banyak orang. Kita diajak melihat BLACKPINK rekaman di studio didampingi mentor mereka, Teddy Park, penulis lagu dan produser musik.

Mereka banyak menghabiskan waktu dengan Teddy, mulai dari merekam dan meracik lagu bersama  Tidak heran Teddy sangat akrab dan mengenal watak dari Jennie, Lisa,  Rosé , dan Jisoo. Dalam film ini Carolina Suh mengajaknya kita mengenal para member lebih dekat.

Lewat film BLACKPINK: Light Up The Sky kita mendengarkan curahan hati, cerita masa kecil, dan momen menuju audisi hingga proses training bersama. Semua terangkum dalam wawancara intim dengan mereka satu per satu. Jennie lahir di Korea Selatan lalu pindah dan tinggal Selandia Baru. Lisa lahir di Thailand, Rosé lahir Selandia Baru dan tinggal di Australia, dan Jisoo lahir dan tinggal di Korea Selatan. Masing-masing dari mereka memiliki background yang berbeda.

Cerita proses training mereka menjadi sorotan dari film ini. Proses tersebut yang membentuk kesuksesan mereka hingga menjadi bintang.  Bertahun-tahun mereka training di bawah naungan YG Entertainment (Big Bang, 2NE1, iKON).  Kisah masa training tidak mudah, bertahun-tahun tanpa tahu ini berakhir kapan, latihan menari menyanyi non-stop, dan setiap harinya mereka dihujani kritikan.

Getirnya Masa-Masa Training

Mereka training di usia yang cukup muda, Jennie sempat bercerita bagaimana dia ingin merasakan masa-masa SMA. Rosé  yang menelfon keluarganya saat merasa kesepian dan mencurahkan latihannya, Lisa yang saat pindah ke Korea hanya bisa berbahasa Inggris, dan Jisoo latihan tanpa henti walau dia libur. Cerita perjuangan mereka ini begitu emosional, belum lagi saat Lisa berkunjung ke Thailand setelah debut dan merasa haru menjadi role model.

Film ini juga melihatkan bagaimana empat gadis ini bisa menjadi kompak. Dalam training ada puluhan gadis dan sulit menggabungkannya dalam sebuah grup. Berbeda dengan Jennie, Lisa,  Rosé , dan Jisoo, mereka bekerja sama dan memberikan peran masing-masing. Walau background yang sangat berbeda, mereka berhasil melewati masa-masa training dan debut sebagai BLACKPINK. Kini mereka menikmati hasil jerih payah semuanya.

Film ditutup dengan Jennie, Lisa,  Rosé , dan Jisoo makan di restoran yang pernah mereka kunjungi semasa training. Mereka bertanya-tanya apakah nanti saat tua masih menjadi BLACKPINK? Mereka tertawa lepas bersama-sama.

Film BLACKPINK Light Up The Sky  begitu intim dan emosional. Setiap member menumpahkan cerita yang personal. Penonton diajak melihat perjuangan bintang k-pop yang berat. Banjir momen haru, bagaimana mereka bisa bertahan, saling menguatkan, dan menginspirasi banyak orang. Film dokumenter garapan Carolina Suh ini tayang di Netflix mulai 14 Oktober 2020.

Baca juga:

10 Lagu BLACKPINK yang Paling Banyak Didengar di Spotify

Daftar 25 Nama Fandom Grup Musik KPop Beserta Artinya

Review Film: Bring The Soul: The Movie, Penuh Momen Haru, Lucu, dan Bahagia