Review Film: Kisah Heroik Pemerintah Israel di 7 Days In Entebbe

Bagaimana jadinya jika pesawat yang sedang kamu tumpangi dibajak?  Sutradara asal Brazil, José Padilha membawa kisah ini ke layar lebar dengan judul 7 Days In Entebbe.

Terinspirasi dari kejadian nyata, film 7 Days In Entebbe menjadi film kelima yang menceritakan kisah mencekam tentang drama penyanderaan masyarakat Yahudi dan operasi pembebasan pada sandera yang dikenal dengan operasi Entebbe.

Sebelum film 7 Days in Entebbe dirilis, kejadian ini diceritakan dalam film TV Amerika Victory at Entebbe (1976) dan Raid on Entebbe (1977), film Israel Operation Thunderbolt (1977), dan The Last King of Scotland (2006).

Diceritakan pada Juli 1976, sebuah penerbangan dengan maskapai Air France dari Tel Aviv dengan tujuan Paris melalui Athena dibajak dan dipaksa mendarat di Entebbe, Uganda oleh empat orang hijackers.

review-film-7-days-in-entebbe

Tujuan para hijackers mendarat di Uganda sebenarnya untuk mendapatkan dukungan politik dari Idi Amin (Nonso Anozie) atas tuntutan mereka yaitu meminta pemerintah Israel membebaskan beberapa teroris yang ditahan di sebuah penjara.

Wilfried Böse (Daniel Brühl) dan Brigitte Kuhlmann (Rosamund Pike) dua orang dari hijackers diceritakan meminta penumpang non-Yahudi dipisahkan dengan penumpang yang berasal dari Yahudi.

Tuntutan para hijackers yang menyandera warga Yahudi saat itu membuat pemerintah Israel mengirim unit komando elit untuk menyerang lapangan terbang dan membebaskan para sandera. Lalu, siapa yang berhasill menyelesaikan misinya? Para hijackers atau pemerintah Israel?

Baca juga: Segera Tayang, Ini Sinopsis Film 7 Days in Entebbe

Digarap oleh José Padilha, yang terkenal lewat film Bus 174 (2002), Elite Squad (2006) dan Robocop (2014), penonton diajak menyaksikan hari demi hari mulai dari sebelum pembajakan hingga setelah penyelamatan.

Cerita dari berbagai sisi pun disajikan José, seperti menunjukkan ketegangan dan perpecahan drama penyanderaan. Semuanya terlihat dari karakter aktivis Jerman Wilfried Böse yang diperankan Daniel Brühl dan Brigitte Kuhlmann yang diperankan Rosamund Pike.

review-film-7-days-in-entebbe

Tidak hanya itu, José juga menceritakan hal-hal yang cukup detil lainnya seperti tentara Israel dan kekasihnya yang seorang penari hingga Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin (Lior Ashkenazi ) dan menteri pertahanan Motta Gur (Mark Ivanir).

José juga membangun adegan menegangkan yang unik seperti tarian Israel berselingan dengan para sandera yang mulai panik dan pasukan komando yang berniat menyelamatkan mereka. Dengan cerita yang menarik, sayangnya film ini kehilangan unsur-unsur film tentang drama penyanderaan atau sebuah aksi kriminal para kelompok teror  yang seharusnya bisa menjadi daya tarik.

Tak banyak adegan aksi dan baku tembak, sehingga membuat film ini seperti jauh dari unsur aksi penyanderaan seperi adegan baku hantam antara pasukan militer dan para teroris.

Baca juga: Daftar Film Hollywood Tayang April 2018 

Daniel Brühl dan Rosamund Pike berhasil menampilkan chemistry yang oke, namun karakter mereka kurang digali lebih dalam. Bingung ingin fokus kemana, membuat Rosamund tidak se-badass Amy di film Gone Girl.  

Sementara perdebatan Eddie Marsan dan Lior Ashkenazi berhasil mencuri perhatian penonton, di mana sang perdana menteri berniat bernegosiasi dengan teroris, walaupun tidak sesuai dengan ideologi Israel.

review-film-7-days-in-entebbe

Film 7 Days In Entebbe berhasil menceritakan pembajakan pesawat dan misi penyelamatan yang heroik sekaligus mencekam. Bagi kamu yang merindukan film yang bercerita tentang sejarah atau drama kriminal, film ini bisa menjadi pilihan yang kamu tonton minggu ini.  

Film 7 Days In Entebbe tayang di bioskop 11 April 2018. Pesan tiket bioskop online kamu di BookMyShow Indonesia.