Rako Prijanto Anggap Investasi Asing di Industri Film Bisa Jadi Sarana Transfer Ilmu

Sutradara terbaik Festival Film Indonesia 2013 Rako Prijanto menganggap akan adanya pengaruh positif dari rencana revisi Daftar Negatif Investasi (DNI) Indonesia yang sudah direncanakan sejak Februari lalu oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia.

Dalam revisi ini, beberapa industri yang ada di Indonesia termasuk industri perfilman akan memperbolehkan investor asing untuk mempunyai hak kepemilikan penuh sebesar 100 persen. Meski pun beranggapan adanya pengaruh positif, tetapi sutradara film Ungu Violet juga merasa ada banyak pekerjaan besar jika revisi DNI ini benar diterapkan.

“Itu (revisi DNI) pengaruhnya akan sangat positif. Paling tidak itu bisa jadi transfer knowledge. Karena tidak mungkin investasi dari luar itu masuk ke Indonesia tapi mereka tidak kontrol secara kualitas, itu tidak mungkin,” kata Rako.

Hal tersebut yang membuat pria berkacamata ini beranggapan bahwa jika revisi DNI berlangsung maka ada pekerjaan besar lain pula yang harus diperhatikan yaitu memproteksi para tenaga kerja Indonesia terutama dalam industri film dan juga menjaga investasi budaya Indonesia.

“DNI dibuka itu sangat positif tapi regulasi dan cara kerjanya di Indonesia juga harus sudah siap betul. Sehingga dapat membuka sebesar-besarnya investasi masuk ke Indonesia, sekaligus bagaimana caranya melibatkan sebesar-besarnya tenaga kerja Indonesia. Nah, regulasi itu yang bisa melakukannya hanya pemerintah, Departemen Tenaga Kerja, Imigrasi, Departemen Luar Negeri, dan mungkin Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) juga bisa terlibat,” lanjut Rako.

Sutradara Oreima Films ini melihat hal ini akan menjadi keuntungan asal regulasi yang diterapkan jelas dan para pelaku industri sadar sepenuhnya akan tanggung jawab mereka, tidak dimanfaatkan untuk kepentingan atau golongan tertentu.

“Regulasi jelas dan pelaku industri harus sadar sepenuhnya. Jangan mau dimanfaatkan untuk kepentingan individual atau sebuah golongan saja. Harus berpikir secara global. Asosiasi-asosiasi seperti asosiasi produser dan sutradara juga bisa lebih berperan dalam hal ini, mungkin juga bisa bekerja sama dengan Depnaker,” tutupnya.

 

Baca juga:

Gebrakan Rako Prijanto Bikin Film Dengan 85 Persen Efek Spesial

Leave a comment