Apa yang biasanya selalu melekat di film dramam Indonesia. Kisah menye-menye yang tak masuk akal? Mungkin saja. Namun, evolusi dan konsep pembuatna film terus berkembang setiap tahunnya. Begitu juga dengan cerita film drama Indonesia. Tak lagi cerita menye-menye, namun konflik yang lebih dalam, dan kisah-kisah yang mungkin tak lagi menjadi tabu. BookMyShow punya rekomendasi 10 film drama terbaik Indonesia 2019 yang mungkin saja kamu lewatkan.

10. Dilan 1991

Sudahlah, film ini memang dinanti di tahun 2019. Dilan 1991 jadi lanjutan Dilan 1990 yang memang penuh dengan gombalan-gombalan anak-anak ’90-an. Film yang memang cocok ditonton untuk semua umur. Tak ada yang berganti dari sisi pemerannya. Masih menampilkan ‘gaya’ yang itu-itu saja. Meskipun konflik di film kedua Dilan ini jadi lebih terasa ‘berat’. Lanjutannya Milea pun akan segara hadir di tahun 2020. Nanti. Sayang Dilan 1991 harus ada di urutan paling buncit di daftar film drama terbaik Indonesia 2019.

9. Wedding Agreement

Film drama klise yang dikemas dengan baik. Mungkin ide cerita seperti ini sudah pernah ada sebelumnya. Namun, ikatan yang dibangun antara dua karakter ini baik. Sekali lagi, cerita film ini masih biasa-biasa saja. Konfliknya pun mungkin kerap terjadi di sekitar kita. Wedding Agreement harus puas ada di urutan ke sembilan.

8. Mantan Manten

Film drama yang dikemas dengan konsep ‘berat’. Tak semua orang mungkin bisa menerima ide cerita seperti ini. Mantan Manten bukan hanya berkisah tentang bagaimana seorang mantan yang kemudian menikah, dan kemudian kita harus berhadapan dengan kenyataan pahit dalam hidup.

Mantan Manten lebih dari itu. Selain harus menghadapi konflik yang sangat berat dalam menerima hasil bahwa orang yang kita cinta hidup dengan takdir yang berbeda, film Mantan Manten secara menyeluruh mengisahkan bagaimana sebuah budaya, kekuatan perempuan dan lika-liku aboslut yang harus dijalaninya. Tidak bisa memang diterima semua orang, namun bagaimanapun juga ide terasa baru untuk sebuah film drama.

7. Bebas

Riri Riza dan Mira Lesmana memang sudha dikenal sebagai pionir untuk meroketkan filmf-film dengan gayanya sendiri. Bebas, film yang diadaptasi dari salah satu film terlaris Korea berjudul Sunny berada di urutan keenam. Film yang memang terlihat seperti mengibarkan kembali euforia Ada Apa dengan Cinta, garapan duo Riri dan Mira.

Bebas memang berhasil membawa nostalgia itu kembali. Namun belum cukup kuat untuk menjadi salah satu film terbaik yang pernah digarap Mira dan Riri. Bebas memang berhasil mengubah beberapa poin darifilm Sunny dan itu bagus agar film ini tidak terlihat klise.

Selain itu, film Bebas juga bisa keluar dari bayang-bayang AADC, Sisanya, semua tergantung pada pemerannya yang masih belum optimal.

6. Susi Susanti – Love All

Sakah satu film drama biografi yang mengisahkan bagaimana atlit Bulutangkis Indonesia berhasil mengharumkan nama Indonesia di ajang Olimpiade 1992. Susi Susanti – Love All sebenarnya memuaskan. Kisah atlit yang kemudian dimainlan dengan baik oleh Laura Basuki.

Film yang dikemas dengna proporsi drama sangat kuat, namun belum cukup kuat untuk meyakinkan penonton bahwa film ini wajib untuk ditonton. Salah satu film drama terbaik Indonesia 2019 yang kabarnya tak terlalu menarik banyak minat penonton.

5. Imperfect

Rencananya, film ini akan tayang minggu depan di bioskop. Ada nama Ernest Prakasa sebagai sutradara. Jika meningat nama sang sutradara film ini pasti akan dibumbui dengan komedi. Benar, benar saja komedi masih sangat kuat di film ini. Namun, pelan-pelan film ini mulai mengisahkan drama dengan konflik-konflik yang yang relevan dan sering terjadi di sekitar kita. BookMyShow sudah menempatkan film ini di urutan kelima. Artinya BookMyShow berterima kasih atas undangan screening film Imperfect. Reviewnya? Ikuti terus informasinya di BookMyShow.

4. Twivortiare

Tak semua film yang diadaptasi dari novel kemudian berhasil digambarkan dengan cerita yang baik. Namun, Twivortiare mengubah semua itu. Film ini dikemas dan ditata dengan rapi. Kekuatan ceritanya mungkin akan terdengar sama dengna novelnya. Namun apa yang dilakukan Reza Rahardian dan Raihaanun sangat-sangat memuaskan. Film ini menaruh kekuatannya di sana. Pergolakan konflik percintaan pop orang-orang dewasa yang galau dikemas dengan baik.

3. Love for Sale 2

Mungkin, orang-orang yang akan menunggu cerita ini karena kehadiran Arini yang memang mind blowing. lover for Sale pertama sudah membuktikannya. Namun, di Love for Sale 2, semuanya idubah. Beban konflik tidak lagi ada di pundak Arini. Semua pemerna punya konflik utama, menjadikan ceritanya lebih kompleks. Love for Sale 2 jauh lebih bagus dan dalam, meskipun ceritanya akan terlihat ‘berat’ dan spontan.

2. Keluarga Cemara

Mengubah drama seri menjadi sebuah film, Keluarga Cemara memang jadi yang paling ditunggu. Generasi ‘90-an memang akan dibawa bernostalgia dengan sekelumit kehidupan keluarga Abah. Keluarga Cemara dalam versi film pun dibuat lebih relevan dan kekinian. Hampir semua pemerannya tampil maksimal. Paling menggelitik tentu saja adalah bagaimana anak-anak mereka.

Sangat kuat di bagian kehangatan keluarga. Keluarga Cemara berada di urutan kedua.

1. Dua Garis Biru

Terkesan subjektif karena menjadi salah satu nominasi Piala Citra? Sah-sah saja. Film ini memang tak sempurna. Namun, apa yang ditawarkan dalam ceritanya. Dua Garis Biru adalah problematikan anak-anak remaja atau siapa pun yang mungkin saja terjadi.

Selalu disembunyikan. Konfliknya dibiarkan, dengan arogansi aib. Seperti tidak pernah ingin belajar dan berusaha menyelesaikan masalah itu dengan beban. Dua Garis Biru membuka kotak pandora, Permasalahan dan relaita yang disembunyikan itu divisualisasikan dengan baik, plus solusi.

Keluarga adalah tempat paling hangat yang memang dibutuhkan banyak orang. Berbagi cerita dan mencoba untuk saling memahami. Kunci ini yang ditawarkan Dua Garis Biru dalam sebuah drama remaja yang tentu saja masih dianggap tabu oleh sebagian orang. BookMyShow memilih film ini jadi jawara untuk film drama terbaik Indonesia 2019.

Baca juga: 10 Lagu Soundtrack Film Indonesia Yang Tak Lekang Oleh Waktu