Review Film: Dora and the Lost City of Gold, Hiburan yang Menyenangkan

Hidup di hutan adalah hal yang menyenangkan bagi Dora (Isabela Moner). Namun, perpindahannya ke kota membuat Dora merasa kikuk. Ingin rasanya ia melakukan apa yang pernah ia lakukan di kota. Semuanya akan tersaji dalam ulasan atau review film Dora and the Lost City of Gold. Sebuah film yang hadir dalam versi live-aciotn dari Dora The Explorer.

Ingin rasanya Dora mengulang petualangan-petualangannya dengan Diego di hutan. Namun, ia tak dapat melakukan itu di kota. Dora justru menjadi bahan tertawaan di tempat barunya.

Ibaratnya, Dora adalah sosok “kampung” di kota. Bayangkan, meski sudah diberikan kamar yang nyaman dan kasur yang empuk, Dora memilih untuk tetap tidur di luar rumah. ditemani dengan pohon-pohon dan rerumputan yang membisu di halaman rumah.

Tak ada lagi bintang-bintang atau langit cerah yang ia lihat. Sirine polisi dan suara helikopter yang hilir mudik di langit kota jadi teman tidur Dora. Namun, itulah dirinya. Dora hanya ingin menjadi dirinya sendiri.

Merasa terasingkan, Dora justru menemukan kembali apa yang ingin ia lakukan. Semua bermual dari putusnya kontak antara Dora dengan kedua orang tuanya yang diperankan Eva longoria dan Michael Pena. Rasa penasaran ini menuntun Dora kembali ke hutan.

Mencari orang tuanya yang menghilang, dan satu tempat bernama Parapata. Satu tempat yang disebut punya timbunan emas. Lebih banyak dari emas di seluruh dunia. Bersama Diego dan dua teman kutu buku yang ia kenali ketika di kota, plus satu orang asing yang mengaku sebagai teman Ayahnya.

Dora berangkat menuju sebuah tempat yang disebut dengan istilah the “Lost City of Gold”. Seseru apakah petualangan Dora kali ini? Apakah kamu akan menemukan Dora yang sama dengan versi film kartunnya? Jangan lupa nonton film Dora and the Lost City of Gold yang tayang di bioskop mulai tanggal 9 Aagustus 2019 di bioskop.

Isabela Moner Mencuri Perhatian

review-film-dora-and-the-lost-city-of-gold-hiburan-yang-menyenangkan
Sumber: Paramount Pictures

Setelah hanya tampil sebagai sidekick di film Transformers: The Last Knight, Sicario: Day of the Soldado hingga Instant Family, Isabela Moner didapuk sebagai pemeran utama di film Dora and the Lost City of Gold . Hasilnya? Tidak mengecewakan.

Dora berhasil memerankan perannya sebagai anak hutan yang terlihat ‘kampung’ ketika berada di kota. Kamu akan menemukan bagaimana isi tasnya yang tidak seperti anak sekolahan pada umumnya. Sleain itu, ia membawa telepon satelit dan bukannya smarpthone seperti anak sekolah pada umumnya.

Ah, satu lagi, Dora memang gemar bernyanyi. Apa saja yang ingin ia sampaikan ditampilkan dengan bernyanyi. Hal ini yang membuat penonton riuh tertawa melihat pola dan tingkah laku Dora di sepanjang film.

Hal-hal konyol yang biasa mereka lihat dalam versi film kartun, kini tampil dalam versi live-action. Isabela Moner berhasil menghidupkan karakter Dora. Satu momen yang tak bisa terlupakan adalah ketika transisi karakter Isabela Moner sebagai Dora live-action berganti menjadi versi kartu yang berhasil dimainkan dengan baik. Naskah yang tepat dan plot yang jelas.

Mengajak semua penonton tertawa sekaligus sedikit bernostalgia melihat Dora dalam tampilan kartun. Cara yang cerdas untuk menyampaikan bahwa memori tentang Dora dari versi kartunnya tak hilang ketika tampil dalam versi live-actionnya.

Garing, Lucu dan Menyenangkan

review-film-dora-and-the-lost-city-of-gold-hiburan-yang-menyenangkan
Sumber: Paramount Pictures

Isabela Moner bukan satu-satunya yang berhasil menghidupkan film Dora and the Lost City of Gold. Chemistry yang terbangun antara pemerannya juga berhasil membuat film ini tampil baik. Dora dan Diego, Dora dan Ibunya, Dora dengan Ayahnya, Dora dengan teman-teman barunya.

Semuanya terjalin dengan santai. Lucu dan menyenangkan. Namun, film ini bukannya tanpa kelemahan. Ada beberapa bagian yang terasa garing. Terutama setelah di pertengahan film. Namun, tetap saja kegaringan ini memberikan kelucuan tersendiri.

Dora dengan santainya memberikan solusi untuk bernyanyi kepada temannya Sammy (Madeleine Madden). Setelah itu, beberapa hal yang garing dan lebih mengarah kepada petualangan mulai muncul. Alur yang terlalu terburu-buru membuat film ini terasa berjalan begitu cepat.

Namun, keseluruhan sebagai sebuah hiburan, Dora and the Lost City of Gold tampil sangat menyenangkan.

Boots nan Menggemaskan

review-film-dora-and-the-lost-city-of-gold-hiburan-yang-menyenangkan
Sumber: Paramount Pictures

Siapa pun pasti tahu dan mengenal karakter yang satu ini. Benar, Boots adalah monyet kecil dengan warna kebiruan-biruan. Sekadar cerita fiksi, Boots entah ditemukan di bagian hutan yang mana. Ia selalu berada di pundak Dora dan melakukan petualangan bersama-sama.

Hal yang sama juga terjadi di dalam versi live-actionnya. Bahkan, Boots terlihat lebih menggemaskan di film ini. Kisah antara Boots dan Dora memang tidak terlalu ditampilkan secara dalam. Namun, yang menarik gambaran pertemanan Dora dan Boots sejak keduanya masih kecil menjadi salah satu kekeuatan cerita ini.

Pun, ketika Dora sudah remaja, dan Boots pun beranjak remaja. Keduanya melakukan petualangan dan tentu saja Boots menjadi usil dengan gayanya. Boots jadi satu-satunya yang bisa mengerti tentang Dora dan begitu pula sebaliknya.

Boots berhasil membuat penonton terbawa dalam suasana Dora bersi kartun, namun terasa lebih nyata. CGI yang diterapkan untuk pembuatan Boots berhasil berjalan mulus. Ah, satu lagi, selain Boots, karakter rubah juga berhasil mencuri perhatian. Bhkan sang rubah pun berhasil mengeluarkan suara seperti halnya manusia. Jahi dan suka mencuri.

Film Dora and the Lost City of Gold jadi salah satu hiburan terbaik yang kamu saksikan di minggu ini. Pilihan bersantai di akhir pekan? Ke bioskop saja dan temukan keseruan petualangan Dora menemukan Parapata yang bergelimang emas.

Cek jadwal dan beli tiket bioskopnya di situs atau aplikasi BookMyShow yang tersedia gratis bagi pengguna Android dan iOS.

Baca Juga: Kenalan Dengan Para Pemain Film Dora and the Lost City of Gold