Spider-Man: Far From Home jadi penutup fase 3 Marvel Cinematic Universe setelah Avengers: Endgame. Mungkin saja beberapa tahun yang akan datang, cerita Spider-Man akan bergeser lebih luas. Sony Pictures selaku rumah produksi hampir semua film Spider-Man memang selalu punya cara jitu untuk mengenalkan karakter superhero yang satu ini.
Termasuk ketika Sony Pictures harus ‘berbagi dengan Marvel Studios karena keterlibatan Spider-Man dengan superhero Avengers lainnya. Sejauh ini, Sony Pictures total telah membuat delapan 8 film Spider-Man versi layar lebar. Mulai dari tahun 2002 hingga tahun 2019. Mulai dari live-action hingga revolusi animasi Spider-Man: Into the Spider-Verse yang memenangkan Oscar.
Lalu, dari delapan film tersebut, film mana saja yang mendapatkan peringkat film terbaik Spider-Man. BookMyShow akan mengurutkannya dari yang paling terakhir.
8. The Amazing Spider-Man 2
Film yang sibuk dan kasak-kusuk. Banyak sekali urusan Spider-Man di sini. Peter Parker alias Spider-Man (Andrew Garfield) punya lawan bernama Electro (Jamie Foxx), serta Oscorp dan Harry Osborn (Dane DeHaan). Ditambah lagi dengan hubungan asmaranya yang sedang lucu-lucunya di film The Amazing Spider-Man pertama dengan Gwen Stacy (Emma Stone) tak lagi menggembirakan.
Sudah sibuk, namun konflik film ini diselesaikan dengan terlalu banyaknya drama. Tak ada solusi yang benar-benar jitu dari sosok suphero di sini. Bahkan, ketika ia harus menangisi kepergian Gwen yang tak mampu diselamatkannya dari ekspektasi cinta yang begitu tinggi.
7. Spider-Man 3
Spider-Man 3 paling ditunggu ketika karakter Venom dikabarkan muncul dalam ceritanya. Apalagi, di film Spider-Man, karakter Peter Parker yang diperankan Toby Maguire tampil cemerlang. Jalan ceritanya pun seru. Namun, siapa sangka anti-klimaks muncul di film ini.
Harapan akan pertarungan seru antara Spider-Man dan Venom tidak terjadi sama sekali. Pertikaian mereka hanya terjadi beberapa menit dan boom! Selesai sudah. Hal yang ditunjukkan adalah bagaimana permasalahan Peter Parker dengan keluarga Osborne yang terus berlarut-larut. Membuat ekspektasi menjadi sedikit turun.
Namun, secara keseluruhan, film ini terkesan biasa saja. Film ketiga yang membuat peran Toby Maguire sebagai Peter Parker berakhir.
6. The Amazing Spider-Man
Rencana pembuatan Spider-Man 4 menjadi tidak jelas, setelah sutradara Sam Raimi memutuskan mundur. Alasannya film Spider-Man 3 yang sudah dibahas diatas mendapatkan kritikan yang begitu tajam. Rencana baru disusun, Sosok Spider-Man ingin dibuat lebih segar.
Marck Webb jadi pengganti Sam Raimi sebagai sutradara. Andrew Garfield menggantikan peran Toby Maguire sebagai Peter Parker alias Spider-Man. Judul film pun berganti menjadi The Amazing Spider-Man. Andrew Garfield yang berwajah remaja dan polos pada saat itu sukses memerankan gambaran Peter Parker yang penyendiri dan canggung.
Mengejutkan, tak ada karakter MJ, namun Gwen Stacy yang dikedepankan. Benar-benar segar dan jadi awal baru kisah Spider-Man. Action dan visual efek pun tampil bagus. Benar-benar segar. Sayang, di film keduanya yang sudah BookMyShow bahas sebelumnya, kisah Spider-Man kemudian menjadi terlalu dramatisasi.
5. Spider-Man: Homecoming
Era Toby dan Andrew berakhir. Rencana besar tentang Spider-Man selalu bermunculan. Pada saat yang bersamaan kisah superhero lainnya dalam Marvel Cinematic Universe pun bermunculan. Dari sini, Sony Pictures dan Marvel Studios bersepakat tentang cerita baru Spider-Man.
Nama aktor Tom Holland kemudian ditunjuk memerankan Peter Parker alias Spider-Man. Film ini mengulang kembali semua momen tentang bagaimana Peter Parker menjalani hidupnya yang masih remaja dan kemudian punya tanggung jawab tanpa ucapan bijak pamannya yang terkenal “Kekuatan yang besar, mendatangkan tanggung jawab yang besar.
Tanpa basa-basi, perkenalan Peter Parker sudah dibuat sangat dekat sosok Tony Stark alias Iron Man. Didasari dengan gaya komedi era ’80-an, film ini terasa lebih mengalir dan menyenangkan. Terasa pas, bahkan sampai hubungan emosional antara Peter Parker dan Tony Stark.
Kisah awal yang membuatnya terhubung dengan Marvel Cinematic Universe hingga kini. Termasuk di film Spider-Man: Far From Home. Sebuah cara yang elegan untuk memulai lagi karir Spider-Man, setelah dihantam kritik habis-habisan di film Spider-Man 3 dan The Amazing Spider-Man 2.
Baca Juga: 10 Fakta Menarik Tom Holland, Pemeran Spider-Man: Homecoming
4. Spider-Man
Mundur kebelakang, film pertama Spider-Man karya Sam Raimi sebagai dinobatkan sebagai salah satu film superhero terbaik, setidaknya hingga saat ini. Cerita yang lebih dewasa, namun sangat kuat dengan karakter-karakternya. Toby Maguire sebagai Peter Parker.
Ada nama Mary Jane (Kristen Dunst) sebagai sosok yang disukai Peter Parker. Terakhir, tentu saja, ada nama JK Simmons sebagai J Jonah Jameson dan sudah kamu lihat penampilannya di post-credit scene film terbaru Spider-Man, Far From Home.
Dasar cerita film ini sederhana, tentang bagaimana Peter Parker mendapatkan kekuatan Spider-Man. Sisanya, dibalut dengan pergolakan batinnya sendiri. Khas, tentang superhero yang menyentuh. Namun, tetap dibumbui dengan adegan-adegan aksi yang luar biasa menarik.
3. Spider-Man 2
Tampil epik di film pertamanya, dan kemudian hal ini berlanjut di film keduanya. Spider-Man 2 jelas jauh lebih baik. Setelah trauma akan Paman Ben, dan pergulatan jiwa barunya sebagai Spider-Man, kali ini Peter Parker menghadapi hidup yang lebih sulit.
Semakin menikmati menjadi Spider-Man, ia harus kehilangan Mary Jane. Ditambah lagi, sosok ilmuwan senior yang jadi idolanya, Otto Octavius (Doctor Octopus) menjadi orang jahat. Nuraninya sebagai Spider-Man berbicara. Ia harus kembali memilih jalan menjadi Spider-Man, dan harus siap kehilangan orang-orang yang selama ini berada di dekatnya. Bahkan, ia hampir saja kehilangan bibi May.
Film ini juga menjual beberapa cerita sedih. Hanya saja terasa pas dan tidak terlalu menye-menye seperti The Amazing Spider-Man.
2. Spider-Man: Far From Home
Spider-Man: Far From Home, jadi yang paling baru. Merajut cerita yang terikat dengan Marvel Cinematic Universe. Tidak mudah memang. Toh, pada dasanya, Far From Home tetap menarik. Meskipun ‘dipaksakan’ untuk membeberkan cerita selanjutnya yang terkait dengan Marvel Cinematic Universe, namun Far From Home tetap menunjukkan ciri khas Spider-Man itu sendiri.
Permasalahan dirinya yang berlarut-larut dan emosi yang tak mampu ditekannya. Kesedihan karena kehilangan Tony Stark, sampai harus kehilangan sensenya sebagai Spider-Man adalah bagian penting dari film ini.
Ada petunjuk-petunjuk masa depan dari film ini. Bahkan, membawa satu momen penting dari film Spider-Man yang rilis tahun 2000 dengan menempatkan karakter J Jonah Jameson pada bagian post-credit scene. Seperti menggulang kembali sebagian nostalgia Spider-Man dan menjadi petunjuk dari Marvel Cinematic Universe di masa depan.
Baca Juga: Review Film: Spider-Man: Far From Home, Aroma Avengers yang Begitu Kuat
1. Spider-Man: Into the Spider-Verse
Bukan Live-action, namun yang ini animasi. BookMyShow menempatkan film ini di urutan pertama. Satu-satunya penegasan kuat dari Spider-Man: Into the Spider-Verse, adalah film ini menempatkan revolusi animasi yang luar biasa.
Tak hanya sekadar film animasi biasa. Namun, hampir semuanya sangat detil, terlihat jelas dan bukan cerita biasa saja. Sosok Peter Parker tak lagi berkulit putih. Namun, ini cerita yang baru dan benar-benar segar. Ide yang baru dan lebih segar.
Bahkan mendapatkan penghargaan di Academy Awards. Spider-Man: Into the Spider-Verse layak rasanya ditempatkan jadi yang pertama. Bagaimana dengan kamu? Seperti apa urutan film terbaik Spider-Man? Yuk, berbagi dengan BookMyShow.
Buat yang belum nonton film Spider-Man: Far From Home, buruan sebelum filmnya turun dari layar bioskop. Kamu bisa beli tiket nontonnya di situs atau aplikasi BookMyShow yang tersedia gratis bagi pengguna Android dan iOS.