Review Film: The Quake, Misi Penyelamatan yang Menguras Emosi

Seorang ahli geologi bernama Kristian Eikjord (Kristoffer Jonner) harus berhadapan dengan kenyataan pahit untuk peristiwa 100 tahun yang lalu tersebut.

Apalagi, ia masih teringat dengan beberapa kegagalan minor yang pernah ia coba lakukan ketika menyelamatkan kota Geiranger dari bencana Tsunami. Meskipun menjadi sosok pahlawan, namun Kristian Eikjord punya kehidupan pribadi yang buruk.

Ia terlunta-lunta sendirian. Sementara itu anak dan istrinya terpisahkan beberapa ratus kilometer dari dirinya. Kristian hanya bertemankan dengan tumpukan foto di dinding dan beberapa berita-berita tentang orang-orang yang tak bisa ia selamatkan di saat Tsunami.

Pergolakan emosi terjadi pada Kristian ketika ia mengetahui ada sesuatu yang tidak beres dengan sebuah terowongan bawah laut di Oslo, Norwegia. Sebuah getaran minor yang ikut membuat pikirannya teringat dengan anak dan istrinya.

Getaran minor yang membuat Kristian kembali ke kehidupan masa lalunya. Membongkar kepingan-kepingan tentang ilmu pengetahuan sekaligus mencoba kembali menebus dosa-dosanya karena pernah gagal menyelamatkan nyawa ratusan orang saat gelombang Tsunami.

The Quake akan menghadirkan film tentang bencana alam yang berbeda dari film bencana alam lainnya. Tayang, tanggal 20 Maret 2019 di bioskop, pesan tiket nontonnya di BookMyShow.

Minim aksi, Bermain dengan Emosi

review-film-the-quake-misi-penyelamatan-yang-bermain-dengan-emosi
Sumber: IMDB

The Quake disebut sebagai bagian dari The Wave. Karakter utamanya pun masih sama. Jika kamu merasakan film The Wave mampu memicu adrenalin dengan adegan-adegan yang menegangkan, namun itu tidak terjadi di film The Quake.

Melalui film ini, penonton akan diajak merasakan emosi pemeran utamanya yang serba frustasi. Setiap gerak tubuhnya diatur sedemikian rupa untuk menunjukkan rasa kesal yang tak terungkapkan.

Make up yang digunakan untuk Kristian Eikjord pun dibuat seperti terlihat pucat. Sangat identik dengan penampilan khas orang-orang yang hidup di negara Skandinavia.

Sutradara John Andreas Andersen pun sebenarnya cukup piawai memainkan setiap cerita yang akan dielaskan di dalam filmnya. Pergerakan kamera yang lambat memberikan pengaruh emosional pada penonton yang sudah tidak tahan dengan sikap pemeran utamanya.

Sayang film ini tidak seperti bencana alam lainnya yang mungkin diinginkan oleh penonton. Tak banyak sensasi-sensasi ketegangan yang menampilkan bagaimana ganasnya sebuah gempat.

Namun, begitu gempat ingin dipertontonkan, pergerakan kamera yang hampir di tiga per empat filmnya terasa sangat lambat mulai mengacak-ngacak adrenalin penonton.

Masyarakat yang berlarian, gedung-gedung yang rubuh, tanah-tanah yang bergolak adalah gambaran gempa yang dihadirkan di dalam film The Quake.

Meskipun secara keseluruhan berbeda dengan The Wave, namun ada satu yang terlihat mirip. The Quake masih menawarkan twist yang sama dengan The Wave.

Sebuah misteri dibalik sebuah “bencana alam”. Bukan campur tangan Tuhan, namun karena ulah-ulah manusia yang mencoba melakukan hal-hal yang tidak terduga.

Penasaran dengan cerita lengkapnya? Film ini tayang di jaringan bioskop CGV Cinemas dan kamu bisa pesan tiket nontonnya di situs atau aplikasi BookMyShow yang tersedia gratis bagi pengguna Android dan iOS.