Review Film: The Night Comes for Us, Brutal dari Awal Hingga Akhir

Seperti yang sudah kami sebutkan sebelumnya, film The Night Comes for Us akhirnya resmi tayang pada tanggal 19 Oktober 2018 melalui layanan streaming Netflix. Film aksi yang melibatkan dua aktor laga, Iko Uwais dan Joe Taslim ini tampil sengit memainkan peran masing-masing. Buat kamu yang belum nonton, berikut sepenggal ulasan atau review The Night Comes for Us.

Sebagai sebuah kota besar, Jakarta tidak lepas dari hal-hal yang tidak terlihat seperti kriminalitas. Kelompok-kelompok kriminalitas ini menjadi penghubung organisasi kriminal besar di Asia Tenggara.

Ito (Joe Taslim) adalah salah satunya. Ia adalah perwakilan dari organisasi kriminal ini di Jakarta. Apa pun yang diinginkan oleh para “bos” Ito harus melakukannya. Mulai dari merampas hak orang lain, hingga menentukan hidup atau mati orang-orang yang tidak bersalah.

Meskipun seorang kriminal, Ito ternyata punya sedikit nurani baik yang tersimpan dalam dirinya. Di satu sisi, kepalanya dipenuhi dengan hal-hal yang ia sukai yaitu berkelahi dan membantai orang-orang lain.

Di sisi lain, isi kepalanya ingin melawan semua itu. Pertentangan batin dan prinsip ini yang membuat ia harus bertemu dengan teman lamanya yang bernama Arian (Iko Uwais). Salah satu “anjing” para bos yang sangat “setia”.

Sama seperti Ito, Arian pun memiliki prinsip yang “gila”. Membantai siapa pun yang menghalangi jalannya. Kini, Arian ditugaskan untuk “menyadarkan” kembali Ito menuju jalan yang gelap. Melihat kembali asal-usul mereka sebagai pemuda berandalan di sudut kota Jakarta. Lalu, prinsip siapa yang paling benar? Ito atau Arian? Kamu bisa tentukan sendiri setelah menonton film The Night Comes for Us.

Baca Juga: Bertabur Bintang, Ini Daftar Pemeran Film The Night Comes for Us

Brutal dari Awal

review-film-the-night-comes-for-us-brutal-dari-awal-hingga-akhir
Sumber: IMDB

Iko Uwais dan Joe Taslim sudah dikenal dengan aksi-aksi beladiri mereka yang apik di beberapa film. Tak kenal ampun dan “ngeyel” jika sudah bertemu dengan lawan yang tangguh.

Tidak cuma itu, dibalik semua jalan cerita The Night Comes for Us, nama Timo Tjahjanto sebagai sutradara ingin melepaskan apa yang ada di kepalanya melalui film ini. Timo yang sudah dikenal melalui film aksi berjudul Headshot memang tidak basa-basi sejak awal film ini dimulai.

Tanpa ampun, Timo ingin penonton merasakan energi yang gelap dari kota Jakarta. Jalan ceritanya pun jelas, dan langsung mengarah pada inti utama cerita. Sisanya, adegan-adegan laga yang brutal kemudian disajikan di sepanjang film.

Ah! Tidak lupa, berbagai dialog-dialog yang sering dijadikan umpatan pun muncul di dalam film ini. Satu hal yang berani sekaligus memaparkan realita kehidupan masing-masing orang tanpa basa-basi.

Prinsip yang brutal ini pun mengalir ke sejumlah karakter di dalam film ini. Bahkan seorang Iko Uwais yang biasanya dikenal “kalem” saat berdialog, kali ini malah tampil berbeda dan sangat-sangat “kasar”. Joe Taslim pun serupa. Sosoknya kali ini lebih mengerikan dibandingkan dengan film laga yang pernah ia mainkan sebelumnya. Joe benar-benar mampu melepaskan amarahnya dengan baik di film ini.

Masih ada dua wanita pembunuh berdarah dingin Dian Sastrowardoyo dan Hannah Al Rashid yang mencuri perhatian. Sosok Dian Sastrowardoyo adalah pembunuh berdarah dingin yang fasih dengan bahasa Mandarin. Sementara itu, Hannah Al Rashid pembunuh yang lebih banyak diam, namun sangat-sangat memiliki ekspresi yang mengerikan.

Masih ada Julie Estelle, wanita yang bersembunyi dibalik helm dan senapannnya ini datang dan tiba dalam waktu yang tidak ditentukan. Penonton pun akan dibuat penasaran, apa kepentingan dari peran yang dimainkan oleh Julie Estelle.

Satu aktor lain yang mencuri perhatian adalah Revaldo yang berperan sebagai Yohan karena kegilaan, ambisi dan tentu saja gaya sadisnya sebagai pemilik bisnis daging potong di Jakarta.

Penuh Aksi

review-film-the-night-comes-for-us-brutal-dari-awal-hingga-akhir
Sumber: IMDB

Sepanjang film, kamu akan disuguhkan dengan seni aksi yang brutal. Sudah ana nama Iko Uwais dan Joe Taslim. Keduanya sudah memiliki latar belakang ilmu bela diri. Memainkan film aksi tentunya menjadi hal yang mudah bagi mereka berdua.

Julie Estelle tetap saja Julia Estelle. Ia berlatih untuk memainkan perannya dengan maksimal. Masih ada Abimana dan Zack Lee yang memainkan porsi laganya seperti “preman” yang baik, berani mati dan bernyali.Belum cukup sampai di sana Dian Sastrowardoyo dan Hannah Al Rashid juga cukup memikat memainkan laga mereka.

Ditambah lagi, sudut pandang kamera yang digunakan membuat pertempuran-pertempuran brutal ini menjadi seru untuk disaksikan.Meskipun begitu, film The Night Comes for Us masih memiliki beberapa kekurangan. Beberapa “drama” di film ini terkesan sedikit dipaksakan, meskiun secara keseluruhan tidak berpengaruh banyak di sepanjang film.

Apalagi sisipan drama sebenarnya berpotensi menciptakan konflik yang menarik di sepanjang film. Terlepas dari itu semua, The Night Comes for Us sukses menghadirkan sebuah cerita laga yang tanpa akhir. Bahkan, mengajak penonton untuk sulit menentukan siapa yang sebaiknya bertahan hidup dengan berbagai alasan.

Bagaimana dengan review The Night Coms for Us versi kamu? Kamu bisa nonton langsung di layanan streaming Netflis sekarang juga.

One thought on “Review Film: The Night Comes for Us, Brutal dari Awal Hingga Akhir

Comments are closed.