Review Film: First Man, Pelampiasan Ambisi Neil Armstrong Dalam Misi ke Bulan

Penasaran dengan film First Man? Apakah cerita film ini menggambarkan tentang benar atau tidaknya misi pendaratan manusia pertama kali di bulan? Berikut review First Man dari BookMyShow.

Kegelisahan selalu terlintas di pikiran Neil Armstrong (Ryan Gosling). Sudah tiga kali ia gagal memaksimalkan tes penerbangan luar angkasa. Belum selesai dengan urusan pekerjaan, Neil masih harus dihadapkan pada masalah keluarga.

Putri kecilnya Karen, didiagnosa mengidap tumor berbahaya. Setiap hari ia menuliskan catatan kecil tentang hal-hal kecil dari penyakit putrinya. Dua masalah ini sudah menguras pikiran dan emosi seorang Neil Armstrong.

Puncaknya, kematian Karen sangat menyesakkan pikiran Neil. Ia seperti menyimpan semua beban tersebut dan melampiaskannya pada hasrat untuk menjadi salah satu pilot NASA. Dari sini Neil berusaha mati-matian untuk menjadi pilot terbaik NASA demi gengsi menjelajahi bulan.

Apalagi, pada saat itu, persaingan antara Amerika dan Uni Soviet sebagai negara terbaik dengan teknologi penjelajahan luar angkasa sedang tinggi-tingginya. Rusia selalu mampu membuat kemajuan dengan teknologi-teknologi yang tidak terduga.

Sementara itu, Amerika yang diwakili NASA jalan di tempat. Tidak ada yang begitu berarti di dalam pengembangan mereka menuju luar angkasa. Bahkan, yang didapat justru ironi.

Kegagalan demi kegagalan terus terjadi di tempat latihan NASA. Menyedihkannya lagi, beberapa teman Neil seperti Ed (Jason Clarke), Elliott (Patrick Fugit) hingga Mike (Lukas Haas) tewas karena gagal dalam berbagai misi uji coba.

Jangankan melewati atmosfer, ketika para astronot sedang berada di kokpit pesawat luar angkasa saja, mereka bisa tewas. Beban pikiran demi beban pikiran terus menghantui Neil. Setengah dari hati dan pikirannya masih belum bisa lepas dari kematian putrinya.

Setengah beban lagi, ia harus melampiaskan semua emosi terpendamnya melalui sebuah ambisi dan misi menjadi pilot untuk penerbangan ke luar angkasa. Pilihan apa yang seharusnya dilakukan oleh Neil Armstrong? Bisakah ia menjalankan misinya dengan sukses?

Bagaimana dengan keluarga Neil yang harus ia tinggalkan? Apakah ia akan kembali sebagai seorang ayah? Benarkah misi ini benar-benar tentang perjalanan ke bulan yang sesungguhnya, atau hanya propaganda Amerika yang sedang berseteru dengan Rusia? Kamu yang temukan jawabannya sendiri di film First Man. Mulai tayang hari ini di bioskop pada tanggal 10 Oktober 2018, kamu bisa pesan tiket bioskopnya di BookMyShow.

Cerita Emosional Neil Armstrong

review-first-man-pelampiasan-ambisi-neil-armstrong-dalam-misi-luar-angkasa
Sumber: IMDB

Seperti yang sudah kami ungkapkan sebelumnya, di penggalan cerita First Man, di sepanjang film kamu akan diajak melihat sisi emosional seorang Neil Armstrong. Apalagi film ini diadaptasi dari buku “First Man: The Life of Neil A. Armstrong” yang memang fokus pada kehidupan Neil Armstrong sebagai seorang pilot dan astronot.

Berkat aktingnya yang memang selalu tampil total, Ryan Gosling benar-benar bisa memerankan sosok Neil Armstrong yang sedang galau,  Bahkan, jika film biopic cenderung membosankan, namun sosok Neil Armstrong yang diperankan Ryan Gosling menjadi terasa segar.

Apalagi ketika Neil harus diceritakan fokus pada ambisinya sebagai pilot luar angkasa dan tengah dicabik-cabik dengan kebimbangan karena kematian putrinya. Semuanya dibagi dengan plot cerita yang sesuai dengan porsinya. Di film ini, kamu akan melihat sosok Neil Armstrong yang ternyata adalah orang yang sangat keras kepala.

Namun, justru sangat ramah terhadap keluarganya. Neil punya emosi yang sangat rapuh ketika harus berhadapan dengan istri dan anak-anaknya. Namun, begitu punya ambisi yang bisa dibilang kelewat batas ketika sudah berada NASA.

Meskipun fokus film First Man ada pada karakter Neil Armstrong, namun Janet Armstrong (Claire Foy) juga tampil memikat. Ia memerankan peran sebagai seorang istri yang benar-benar mengerti akan kondisi suaminya. Apalagi dengan struktur wajahnya yang khas, Janet benar-benar menggambarkan sosok seorang ibu serta wanita yang hidup di era ’60-an.

Satu lagi, film ini tidak akan sepenuhnya membahas bagaimana konspirasi serta persaingan antara Amerika dan Uni Soviet dalam penjelajahan misi luar angkasa. Namun, menangkap sisi Neil Armstrong yang dikemas dengan menarik. Satu sisi yang mungkin belum diketahui banyak orang, tentang siapa sebenarnya Neil Armstrong di balik baju astronotnya.

Film yang Sangat Detil

Sisi lain dari seorang Neil Armstrong memang akan benar-benar digambarkan secara detil. Namun, sang sutradara Damien Chazelle menyatukannya dengan hal-hal yang sangat detil di sepanjang film. Misalnya saja, untuk sebuah film dengan latar tahun 1960, semua set dan prpoerti hingga pakaian yang digunakan digambarkan nyaris sempurna.

Belum cukup sampai di situ, Damien juga menyuguhkan tambahan yang sangat detil tentang hal-hal di luar angkasa. Mulai dari goyangan roket atau pesawat luar angkasa yang rentan dengan kehancuran saat melewati atmosfer bumi digambarkan dengan baik. Tidak hanya itu, gambaran keheningan luar angkasa pun disajikan dengan apik dan bisa membuat kamu benar-benar hanyut berada di tengah-tengah kehampaan luar angkasa.

Penonton seperti diajak untuk menonton kembali gabungan film Gravity dan Interstellar, namun dengan sentuhan Damien Chazelle. Apalagi kalau bukan scoring musik yang tepat di bagian-bagian ceritanya. Tidak berlebihan dan tidak pula kurang, Damien menyakinkan hal-hal detil tanpa melupakan ciri khasnya di sepanjang film First Man.

Tidak hanya itu, sinematografi yang ditampilkan juga sangat-sangat baik. Sudut pandang yang ditampilkan selalu bisa benar-benar memanjakan mata.

Jawaban Dari Sebuah Kepastian

Cerita-cerita tentang pendaratan Neil Armstrong sebagai manusia pertama yang mendarat di bulan memang penuh dengan pro dan kontra. Sebagian masyarakat menganggapnya hanya tipu daya Amerika belaka untuk menaikkan pamor mereka ketika sudah kalah saat berhadapan dengan Uni Soviet dalam misi penjelajahan luar angkasa.

Sebagian lainnya masih menganggap bahwa misi ini benar-benar terjadi dan pernah dilakukan di masa lalu. Terlepas dari pro dan kontra tersebut, film First Man memiliki jawabannya sendiri. Sutradara Damien menawarkan jawaban tersebut pada penonton. Kamu akan benar-benar dibuat tersentak dengan gambar adegan di bulan.

Apalagi ketika Neil Armstrong sudah kembali bumi. Istrinya, Janet yang saat itu dikepung wartawan tentang pertanyaan perjalanan ke bulan mengeluarkan jawaban yang akan membuat kamu terkejut dan mendapatkan klimaks tersendiri di dalam film ini. Satu lagi, jika ingin menonton film ini, pastikan untuk menyaksikan di studio-studio dengan teknologi layar dan kualitas audio yang luar biasa.

Mulai dari IMAX di XXI, atau Gold Class di CGV Cinemas bisa menjadi pilihan. Penasaran dan ingin membuat review First Man versi kamu sendiri? Pastikan kamu untuk menonton film ini dengan detil, sehingga bisa menentukan jawaban, apakah Neil Armstrong adalah manusia pertama yang mendaratkan kakinya di bulan. Yuk, pesan tiket bioskopnya sekarang di BookMyShow.

review-first-man-pelampiasan-ambisi-neil-armstrong-dalam-misi-ke-bulan