Review Film: Buffalo Boys, Film Koboi Dengan Kearifan Lokal

Film Indonesia kedatangan genre baru di bulan Juli ini. Buffalo Boys hadir di bioskop Indonesia dengan membawa genre fiksi campur sejarah. Digarap oleh Mike Wiluan dan naskah ditulis oleh Mike Wiluan, Raymond Lee, dan Rayya Makarim.

Di tahun 1860, kolonial Belanda berusaha memaksakan negosiasi damai dengan sultan pemberontak yang terakhir. Semua yang menolak telah dibunuh. Sultan Hamza dan adiknya Arana (Pemeran Arana Muda, Donny Alamsyah) melarikan diri bersama dengan dua anak Hamza yang masih kecil: Jamar dan Suwo.

Sultan Hamza meninggal ketika mereka diserang secara mendadak dan dibunuh oleh Kapten Van Trach yang keji. Arana terpaksa pergi jauh dari tanah airnya.

review-film-buffalo-boys-yoshi-sudarso-ario-bayu

Mereka menemukan diri bekerja ribuan kilometer di dunia ‘wild west’ Amerika, di kereta api bersama dengan imigran dari Cina.

Saat ada kejadian yang hampir merenggut nyawa Arana (Tio Pakusadewo), dia memutuskan bahwa sudah saatnya bagi mereka untuk kembali ke Indonesia untuk membalas dendam ke orang yang membunuh adiknya yang juga ayah dari Jamar (Ario Bayu) dan Suwo (Yoshi Sudarso).

Ketika trio ini kembali ke Indonesia, mereka menemukan bahwa Van Trach ( Reinout Bussemaker) telah menjadi gubernur dari sebuah kota kecil. Mereka sedang merencanakan pembalasan dendam terhadap dirinya saat mereka bertemu dengan Kiona (Pevita Pearce), gadis cantik anak dari Kepala Desa.

Suwo kemudian jatuh cinta kepadanya, sedangkan Jamar lanjut dengan rencana balas dendamnya, dan Arana mendapatkan kejutan dari masa lalunya. Saat kekuatan dari masa lalu dan masa ini bertemu, Jamar dan Suwo berkelut dengan peperangan demi keadilan bagi rakyatnya.

Buffalo Boys, Film Koboi Dengan Kearifan Lokal

Memang tidak mudah membuat latar berset zaman dahulu untuk film Indonesia. Film yang menurut saya berhasil dengan latar tempo dulu yaitu, Gie (2005). Dalam Buffalo Boys, kamu juga  bisa menemukan set lokasi penjajahan era Belanda di campur gaya bar western Amerika. Terlihat sangat niat dan juga mahal.

Bertemakan balas dendam, Buffalo Boys menampilkan tiga orang Indonesia yang melarikan diri dan kembali untuk membela keadilan dari sang penjajah.  Tio Pakusadewo memerankan Arana, paman dari Jamar dan Suwo yang memberikan banyak petuah-petuah.

review-film-buffalo-boys-yoshi-sudarso-ario-bayu

Ario Bayu dan Yoshi Sudarso memerankan abang-adik yang clueless dengan kampung halamannya sendiri. Yoshi memang fasih berbahasa Inggris namun masih sedikit kaku saat berbicara bahasa Indonesia.

Sementara berbahasa Inggris dan Indonesia bukan masalah bagi Ario, namun saat di tengah film terselip bahasa zaman sekarang yaitu “ngapain”.  

Untuk adegan aksi mereka tidak diragukan lagi, beragam laga, ledakan, baku tembak, bahkan pertarungan mereka berdua cukup mencekam dan menjadi nilai lebih dari film ini. Mereka menjadi sosok iconic duo, koboi lokal yang mengendarai kerbau. Meet the Buffalo Boys!  

Dengan beragam adegan laga yang memukau, sayangnya banyak dialog yang terasa hambar. Banyaknya karakter tetapi tidak ada penggalian. Beda halnya dengan karakter yang dibawakan Happy Salma, ia sukses membuat penonton mengharu biru lewat perannya sebagai Seruni.

review-film-buffalo-boys-yoshi-sudarso-ario-bayu

Karakter potensial lainnya adalah Adri yang diperankan oleh Hannah Al Rashid, sayangnya dia hanya mendapatkan sedikit naskah dan adegan laga bersama Yoshi. Sia-sia make up dan tampilan yang sudah menjiwai. 

Kita melihat sosok Pevita Pearce bad-ass dalam trailer harus kecewa saat melihat filmnya, karakter Kiona dilihatkan sedih akan nasibnya dan ingin seperti kaum lelaki yang bisa melakukan apa saja. Terlintas, Pevita yang akan membantu Suwo dan Jamar namun aksi sengitnya hanya sedikit.

Pertanyaannya yang sempat terlintas, mengapa para penjajah dari Belanda ini berbahasa Inggris? Mungkin alasan sang sutradara memilih menggunakan bahasa Inggris untuk kebutuhan festival film, agar lebih universal. Buffalo Boys sendiri diputar perdana di Fantasia International Film Festival 2018.

review-film-buffalo-boys-yoshi-sudarso-ario-bayu

Sejauh ini Buffalo Boys bisa mengobati penonton yang merindukan film sejarah dengan campuran koboi western. Bisa dibilang Buffalo Boys merupakan koboi dengan kearifan lokal. Kapan lagi kamu nonton film sejarah dengan rasa internasional? Genre campuran ini menjadi sebuah oase di perfilman Indonesia yang dipenuhi film horor.

Film ini juga dibintangi oleh Reinout Bussemaker, Sunny Pang, Mike Lucock, Alex Abbad, Donny Alamsyah, Mikha Tambayong, El Manik dan Daniel Adnan.

Buffalo Boys tayang di bioskop 19 Juli 2018, pesan tiket nonton kamu di BookMyShow Indonesia.

jadwal-bioskop-film-buffalo-boys-menilik-pertarungan-era-1800

Baca juga:

Jadwal Bioskop Film Buffalo Boys, Memilik Pertarungan Era 1800

Sinopsis Film Buffalo Boys, Film Aksi Terbaru Segera Tayang 19 Juli 2018