Review Film Teman Tapi Menikah: Rindu Tak Pernah Tersesat

Kisah Dito dan Ucha (Ayu),  remaja yang tak tidak bisa memendam hasrat mereka adalah awal mula kisah mereka di film Teman Tapi Menikah.

Keduanya sudah sangat dekat dimulai dari SMP hingga akhirnya berlanjut di bangku SMA. Saling meledek, pacaran dengan kakak kelas, atau punya seorang secret admirer adalah gambaran dari cerita masa sekolah mereka berdua.

Bahkan ketika keduanya dipisahkan oleh kesibukan masing-masing karena Ucha yang sibuk syuting dan Ditto yang nge-band.

Tetap saja Ditto dan Ucha saling berbagi cerita dan keseruan, hingga mendukung pada hal-hal positif di masa depan.

Kebersamaan yang terus terjadi selama masa sekolah ini kemudian membuat Ditto sadar bahwa dirinya tidak bisa selalu bersama Ucha

Ketika masa remaja sudah usai, Ditto dan Ucha pun kemudian berpisah. Rencana baru pun dimulai menata kehidupan mereka masing-masing.

Sayangnya kehidupan Ditto dan Ucha kemudian menjadi berantakan. Hal ini terjadi karena Ditto dan Ucha tidak pernah berterus terang tentang diri mereka masing-masing.

Bagaimana keduanya menyelesaikan masalah mereka masing-masing? Cerita persahabatan antara Ditto dan Ucha di film Teman Tapi Menikah merupakan gambaran kisah anak-anak muda lainnya dan cukup sering terjadi di sekitar kamu.

Baca Juga: Cerita di Balik Film Teman Tapi Menikah

Adaptasi dari Novel Teman Tapi Menikah

review-film-teman-tapi-menikah-rindu-tak-pernah-tersesat

Film Teman Tapi Menikah yang disutradarai oleh Rako Purjianto diadaptasi dari novel berjudul sama yang mengisahkan cerita tentang Ditto dan Ayudia Bing Slamet.

Khusus untuk filmnya, Rako Purjianto tidak sendirian. Masih ada nama penulis skenario Johanna Wattimena dan Upi yang sudah sering menggarap berbagai film.

Satu hal yang mungkin bisa dimaklumi adalah film ini merupakan debut pertama Rako Purjianto sebagai seorang sutradara.

Rako menyajikan film ini dengan sederhana, tidak bertele-tele terkesan datar dan menyampaikan ceritanya dengan santai.

Namun, permasalahan tentang batas zona nyaman antara sahabat dan orang yang dicintai ini masih bisa dieksplorasi lagi, seperti halnya ketika Ditto yang sedang galau mengungkapkan perasaannya pada seorang wanita yang dicintainya.

Namun, Rako yang juga dikenal sebagai penulis puisi di film Ada Apa Dengan Cinta bahkan berani menyelipkan beberapa dialog yang sebenarnya cukup puitis di film Teman Tapi Menikah.

Hanya saja, karena alurnya berjalan terlalu datar maka hanya tedengar seperti percakapan biasa yang dilakukan Ditto dan Ucha.

Akting pemainnya juga tepat. Adipati Dolken mampu memerankan gaya Ditto dengan baik. Gestur tubuh, ekspresi mata dan dialog-dialog yang disampaikannya terasa pas di film ini.

Lain Ditto, lain pula dengan Vanesha Priscilla yang memerankan karakter Ucha (Ayu). Melalui film ini Vanesha belum terlihat mengeksplorasi aktingnya.

Mungkin saja bisa karena naskah yang disiapkan memang menuntut dirinya tampil sesuai dengan seperti yang di film. Namun, Vanesha setidaknya bisa lebih mengeksplorasi aktingnya di film ini.

Secara keseluruhan, film Teman Tapi Menikah merupakan sebuah film drama percintaan tanpa konflik yang berat. Namun, tetap saja kisah-kisah antara Ditto dan Ucha bisa mengulang kembali memori kamu tentang cinta dan persahabatan.

Tentu saja, bisa membuat kamu tersenyum sendiri menyaksikan tingkah laku Ditto dan Ucha. Teman Tapi Menikah itu tentang Rindu yang pernah pulang dan rasa yang tidak pernah tersesat.

Buat kamu yang ingin menghabiskan long weekend dengan menonton film-film Indonesia terbaik minggu ini bisa langsung memesan tiket bioskop film Teman Tapi Menikah di BookMyShow.


Baca Juga: Promo Beli Tiket film Teman Tapi Menikah di BookMyShow

3 thoughts on “Review Film Teman Tapi Menikah: Rindu Tak Pernah Tersesat

Comments are closed.