Review Film: Menyaksikan Dinamika Perkembangan Remaja Di Film Lady Bird

Kenakalan remaja yang kerap dilewati oleh masyarakat tentu sudah menjadi hal yang umum. Melalui kisah Lady Bird, masa pendewasaan itu dikemas secara berbeda dan unik. Masa sekolah, percintaan remaja, dan masalah keluarga yang fokus kepada hubungan ibu dan anak sangat ditonjolkan melalui film ini. Lady Bird juga disebut sebagai “Kesempurnaan dalam Layar Besar” oleh New York Times. Penasaran nggak sih seperti apa kisahnya?
Greta Gerwig sang sutradara dan penulis skenario berhasil menciptakan sebuah mahakarya mengenai kisah seorang kehidupan remaja putri yang dikemas secara humoris dan sesuai dengan realita hidup pada masa itu. Bermula pada tahun 2002, Christine “Lady Bird” McPherson (diperankan oleh Saoirse Ronan) sangat bosan dengan kesehariannya di Sacramento, California. Sebagai seorang remaja yang duduk di kelas 3 SMA, impiannya adalah bisa berkuliah di New York. Tapi karena kesulitan keuangan yang dialami keluarganya, keinginan Lady Bird ditentang oleh ibunya, Marion (Laurie Metcalf).
Love-hate relationship di antara Lady Bird dan Marion ditampilkan dengan senyata mungkin. Di awal cerita, penonton sudah diberikan kejutan. Baru sepuluh menit film berjalan, kenakalan dan sifat keras kepala Christine sudah ditunjukkan ketika ia lompat dari mobil yang sedang dikendarai oleh ibunya.

Sebagai film yang dinominasikan dalam sepuluh film terbaik sepanjang tahun 2017 versi Times, tentu Lady Bird memang memberikan kualitas yang patut diapresiasi. Lady Bird didukung oleh peran teman dan kekasihnya, mulai dari Julie Stefans (Beanie Feldstein) sebagai sahabat baik Christine serta dua karakter laki-laki Danny (Lucas Hedges, dari Manchester by the Sea) yang sederhana namun menarik perhatian dan Kyle (Timothée Chalamet, yang tampil memukau di Call Me By Your Name) seorang yang tampan dan misterius. Tidak lupa, apresiasi juga patut diberikan kepada karakter Sarah Joan yang diperankan oleh Lois Smith yang berhasil menampilkan sosok biarawati yang seru dan tentunya kerap menampilkan unsur komedi.
Kisah coming-of-age atau pendewasaan seseorang dengan ciamik dikisahkan melalui film Lady Bird. Dikemas dengan dialog yang jenaka dan cerdas, visualisasi yang cantik, akting para pemain yang baik serta didukung oleh kostum dan pakaian era 2000-an semakin menambah nuansa natural dalam kisahnya. Tema ini sebenarnya sudah umum dalam film lainnya seperti Mamma Mia! (2008), Brave (2012), LOL (2012), atau Sparkle (2012). Namun yang membuat film ini spesial adalah tidak adanya unsur dramatisasi yang berlebih. Semuanya pas dan sangat natural.

Kemampuan Gerwig untuk pertama kalinya sebagai sutradara dan penulis mendapat berbagai pujian. Ia dipuji karena dapat menghasilkan sebuah kisah yang cerdas, ringan, dan segar. Sang sutradara juga menampilkan kisah indah serta perhatian terhadap dinamika keluarga dan gambaran yang jujur tentang kelas ekonomi yang jarang muncul di kisah komedi keluarga.
 
Lady Bird akan tayang di bioskop Indonesia pada 28 Februari 2018. Jangan lupa beli tiket nonton online di BookMyShow.
 

 
Baca Juga:
Inilah 9 Film yang Meraih Nominasi Best Picture Academy Awards 2018
Daftar Film Hollywood Tayang Februari 2018