Review Film: Pai Kau, Film Mafia Hong Kong dengan Rasa Lokal

Bulan Februari identik dengan dua hal: Valentine dan Imlek. Nah, film Pai Kau siap menghibur kamu dengan tema yang menghadirkan keduanya. Sarat dengan budaya Tionghoa, Pai Kau menyorot kisah pernikahan sepasang kekasih, Lucy dan Edy yang dibalut dalam genre thriller. Pai Kau merupakan debut film panjang pertama Sidi Saleh, sutradara yang sudah dikenal akan film-film pendeknya, seperti Belkibolang, Love Me Please, dan Maryam.
Film dibuka dengan adegan Siska (Ineke Valentina) dan teman-temannya yang mendapatkan kabar bahwa kenalan mereka, Lucy (Irina Chiu) akan menikahi pria bernama Edy (Anthony Xi). Ternyata Edy dan Siska pernah terlibat skandal di masa lalu, dan kini Siska berniat untuk membalaskan dendamnya di hari pernikahan Edy. Ia menyiapkan CD berisi rekaman video mesra mereka, dan bermaksud untuk menyusup ke tengah pesta pernikahan demi memasangnya di depan para hadirin. Hal ini sesuai dengan tagline yang diusung Pai Kau, “deadly message on a wedding day”.

Lucy sendiri merupakan putri semata wayang Koh Lie (Tjie Jan Tan), seorang mafia bisnis klub malam. Hadir pula Koh Jun (Verdi Solaiman), anak buah kepercayaan Koh Lie yang tidak segan membunuh siapa saja yang menghalangi bisnis mereka. Semua tokoh ini akhirnya bertemu di pesta pernikahan Lucy dan Edy. Perayaan yang seharusnya menyenangkan ini berubah menjadi penuh ketegangan yang tiada habisnya.
Sejak film dimulai, Pai Kau sudah menegaskan bahwa ini film yang ditujukan untuk orang dewasa. Selain lewat dialog nakal Siska dan teman-temannya, Pai Kau juga menyelipkan adegan-adegan sensual, misalnya ketika Edy bercumbu dengan rekan kerjanya, Sinta (Natasha Gott). Sayang, akting para tokoh pendukung ini masih agak kaku, sehingga sensualitas yang ingin ditampilkan Pai Kau terasa kurang maksimal. Begitu juga dengan akting Anthony Xie sebagai Edy, yang terdengar kaku saat mengucapkan kata-kata mesra pada Lucy. Namun Anthony cukup berhasil menampilkan ekspresi garangnya saat menghadapi sang mantan, Siska.

Pujian patut dilayangkan ke kedua tokoh utama wanita, Siska dan Lucy. Sebagai Siska, Ineke Valentina berhasil menunjukkan ekspresi orang yang penuh dendam, sambil bergonta-ganti ke akting pura-pura innocent ketika ia hampir ketahuan oleh Lucy. Irina Chiu tampil prima sebagai Lucy yang lemah lembut bagaikan princess. Perubahan karakter Lucy di adegan klimaks sukses membuat penonton terbelalak.
Nuansa Tionghoa ditonjolkan dalam Pai Kau dengan penuh totalitas. Selain didukung oleh karakter Koh Lie dan Koh Jun yang fasih berbahasa Mandarin, Pai Kau juga menunjukkan adegan judi khas Tiongkok, Pai Gow di sela-sela adegannya. Sisi gelap dunia mafia ini membuat kita serasa menyaksikan film-film mafia Hong Kong. Wajar saja, karena Tekun Ji selaku produser mengaku terinspirasi dari film Hong Kong Internal Affairs (2002) dan In the Mood of Love (2000). Sayangnya unsur budaya ini mungkin akan membuat penonton sedikit bingung, terutama bagi yang kurang familiar dengan budaya Tiongkok. Banyaknya adegan mafia di awal film ternyata tidak sebanding dengan “deadly message” yang ingin disampaikan Siska. Penonton berekspektasi lebih akan keterlibatan Koh Lie dan Koh Jun, sehingga aksi Siska mengendap-ngendap di venue pernikahan menjadi kurang seru. Walau begitu, Pai Kau ditutup dengan manis oleh lantunan lagu “Aksi Kucing” bernuansa vintage dari band White Shoes and the Couples Company.

Bagi kamu penggemar film thriller, Pai Kau tetap menjadi film wajib untuk disaksikan di bioskop, terutama mengingat genre ini masih terbilang cukup jarang di dunia perfilman Tanah Air. Kapan lagi bisa menonton film mafia Hong Kong dengan kearifan lokal? Pai Kau tayang 8 Februari 2018, yuk segera pesan tiketmu di BookMyShow.
 
Baca Juga:
Daftar Film Indonesia Tayang Februari 2018
Daftar Film Hollywood Tayang Februari 2018

2 thoughts on “Review Film: Pai Kau, Film Mafia Hong Kong dengan Rasa Lokal

Comments are closed.