Moammar Emka’s Jakarta Undercover: Film Tentang Kehidupan Seksual Jakarta Yang Tidak Seksi

Versi adaptasi film Jakarta Undercover (2007) kembali akan ditayangkan di bioskop dalam waktu dekat dengan judul Moammar Emka’s Jakarta Undercover. Dengan terlibatnya langsung sang penulis buku, Moammar Emka, maka film ini diharapkan akan memiliki nuansa yang lebih dekat dengan sumber aslinya. Buku dengan berjudul sama itu memang pernah dibuatkan filmnya dan rilis di tahun 2007 tahun lalu. Film yang waktu itu dibintangi Luna Maya itu memang sambutannya biasa saja. Maka, di film ini tentu Moammar Emka berharap film ini bisa lebih berbicara.


Jika belum familiar dengan buku Jakarta Undercover, buku tersebut merupakan kumpulan artikel yang ditulis Moammar Emka tentang kehidupan malam di Jakarta. Artikel-artikel tersebut sebagian termuat di Majalah Popular di akhir 90an. Pada masanya, buku ini menjadi fenomena karena cerita tentang gaya hidup dan seks masih tabu dibicarakan. Cerita-cerita seperti Pajero goyang, Sex Sandwich Sashimi Girl, perempuan-perempuan Burespang (bubaran restoran Jepang), sempat menjadi kisah yang bikin heboh.

 

Di versi 2017, film Moammar Emka’s Jakarta Undercover sepertinya merupakan usaha Moammar Emka untuk menampilkan kisahnya lebih dekat dengan bukunya. Demi mewujudkannya, dia pun terlibat langsung, yaitu menjadi produser sekaligus penulis cerita.  Aktor-aktor yang dilbatkan juga cukup berkelas, seperti Lukman Sardi, Tio Pakusadewo, Agus Kuncoro, Baim Wong, dan Oka Antara. Sayangnya, peran mereka tetap tidak menunjang film ini secara keseluruhan. Film ini terlihat kurang berhasil membangun sebuah kisah yang kuat.

Oka Antara dalam film Moammar Emka's Jakarta Undercover
Oka Antara dalam film Moammar Emka’s Jakarta Undercover

Cerita Moammar Emka’s Jakarta Undercover dibuka dengan Pras (Oka Antara) yang kesulitan mengejar deadline tulisan di tempatnya bekerja. Bosnya, diperankan Lukman Sardi, selalu meminta tulisan darinya. Terdesak oleh kejaran pekerjaan, Pras lalu berkenalan dengan Yoga (Baim Wong) yang merupakan seorang pengedar narkoba dan penyelenggara pesta bawah tanah. Dari perkenalannya ini, Pras lalu menemukan bahan cerita yang menarik sekaligus membawanya ke konflik baru, yaitu merusak persahabatannya dengan Yoga.

 

Sepanjang film, Moammar Emka’s Jakarta Undercover terlihat keteteran dalam membangun cerita. Sepertinya Emka sebagai penulis terlalu fokus pada plot, dan melupakan jiwa dari bukunya sendiri. Buku Jakarta Undercover bisa fenomenal karena bisa memaparkan kisah yang sensual dan erotis tanpa harus gamblang seperti novel porno stensilan. Kebalikannya dengan buku, sensualitas dan erotisme di film tidak terasa. Ya, memang banyak adegan yang menampilkan perempuan-perempuan berbaju seksi. Namun, sensualitas tidak hanya soal perempuan berbaju seksi atau adegan ciuman semata. Di film ini, keseksian tidak begitu terasa.

 

Jika menilik kembali ke buku, kisah gaya hidup esek-esek ditampilkan dengan begitu meyakinkan. Moammar Emka memang cukup sukses menceritakannya dengan detil. Ketika membaca bukunya, kita terasa seperti dibawa ke pesta erotis yang waktu itu sulit dibayangkan ada di Indonesia. Di film, tiap adegan pesta bawah tanah yang harusnya menjadi kekuatan film, hanya tampil seadanya. Seolah film ini tidak memberi waktu yang layak untuk penonton menikmati adegan tersebut. Adegan itu bukan saja terlihat hambar, keseksiannya juga tidak terasa.

Ganindra Bimo dan Oka Antara dalam film Moammar Emka's Jakarta Undercover
Ganindra Bimo dan Oka Antara dalam film Moammar Emka’s Jakarta Undercover

Keseksian atau sensualitas tidak harus porno. Film seperti In The Mood of Love-nya Wong Kar Wai bisa sensual tanpa porno. Di Indonesia, Joko Anwar bahkan berhasil membuat A Copy of My Mind terlihat seksi tanpa mengumbar adegan telanjang. Elemen sensual di Jakarta Undercover memang nyaris absen, bisa jadi karena film ini terlalu fokus pada plot. Padahal, plotnya sendiri tidak begitu spesial dan mudah ditebak. Moammar Emka’s Jakarta Undercover tidak seksi sebagai film, kebalikannya dengan buku.

 

Sisi positif dari film ini adalah akting para pemerannya. Oka Antara dan Baim Wong terlihat total di film ini. Namun, penampilan yang paling menarik perhatian adalah Awing yang diperankan Ganindra Bimo. Memerankan pria yang feminin, Ganindra begitu mendalami peran ini. Film ini bahkan seolah terselamatkan oleh setiap kemunculannya yang sukses membuat penonton tertawa.

 

Maka, bagi yang berharap film ini memiliki sensualitas seperti di buku, mungkin akan kecewa. Namun, jika ingin melihat adegan yang dipenuhi perempuan berbikini dan laki-laki setengah telanjang, film ini menyodorkan hal tersebut dengan cukup. Plus, Nikita Mirzani dan Aura Kasih muncul di beberapa momen. Untuk fans dua perempuan seksi itu, film ini wajib ditonton.

Segera beli tiket film Moammar Emka’s Jakarta Undercover di sini dan saksikan filmnya di bioskop.

 

Baca juga:

 

Adegan-adegan Seksi Trailer Terbaru Fifty Shades Darker

8 Film Zac Efron Topless Pamer Tubuh Seksi