Review Film: Ouija: Origin Of Evil Tidak Grand Tapi Tidak Boleh Dilewatkan

Film dibuka dengan kemunculan logo Universal versi jadul. Film ini memang akan menceritakan awal mula kisah Ouija yang menghantui sebuah rumah di Los Angeles yang terjadi pada film pertama Ouija (2014). Ouija: Origin Of Evil (2016) menggunakan setting tahun 1967, dengan baju-baju rapi dan rambut bob keluar yang ikonik. Film kali ini masih menggunakan rumah yang sama seperti di film sebelumnya. Menceritakan tentang seorang janda Alice Zander (Elizabeth Reaser) yang melakukan praktik penipuan meramal nasib. Kegiatan ini didukung oleh dua putrinya, Doris (Lulu Wilson) dan Paulina (Annalise Basso).

Alice terpaksa melakukan penipuan ini demi menyokong perekonomian keluarga yang mulai goyah setelah 1,5 tahun kematian sang suami. Dengan beragam teknik, Alice mengelabui konsumennya, membuat seolah-olah mereka berinteraksi dengan kerabat yang telah meninggal dunia.

Ouija: Origin Of Evil (2016)

Kehidupan keluarga Alice berubah sejak dirinya membeli permainan memanggil roh bernama Ouija. Syarat bermainnya cukup sederhana: tidak boleh dimainkan sendiri, dan tidak boleh dilakukan di lahan pemakaman. Anak terkecil, Doris, dengan cukup gegabah bermain Ouija seorang diri. Dia mengaku bisa berkomunikasi dengan sang ayah. Melihat hal ini, Alice pun memanfaatkan Doris untuk menggantikan dirinya buka praktik jasa berinteraksi dengan roh orang terdekat yang sudah meninggal. Kejadian aneh dan horor pun terus terjadi seiring rutinitas Doris bermain Ouija.

Fim Ouija: Origin Of Evil memiliki tempo yang cukup lama di bagian awal, lalu terburu-buru di bagian akhir. Ide ceritanya sebenarnya sangat pasaran, menampilkan keluarga single parent yang berjuang untuk bertahan hidup, ditambah dengan kenakalan anak remaja yang bikin pusing.

Ouija: Origin Of Evil (2016)

Jika dibandingkan dengan film sebelumnya, Ouija Oirigin Of Evil ini tidak seseram seperti yang ditampilkan di trailer. Memang, dengan setting jadul, suasana rumah terasa lebih dark dan mencekam, namun itu tidak menambah tingkat horor secara signifikan. Hantu yang ditampilkan pun sebenarnya typical hantu di film-film horor masa kini. You’ll see.

Untuk akting, nggak ada yang spesial. Jangan terlalu berharap banyak pada akting Lulu Wilson. Dia mampu memerankan tokoh anak kecil Doris yang manis, tapi tidak terlalu memukau saat sudah mulai mengalami keanehan. Terasa dipaksakan, dan hanya mengandalkan membelalakkan mata. Not my cup of tea. Ada juga satu adegan yang cukup mengagetkan, namun karakter yang ada tidak mengalami kehebohan yang cukup meyakinkan.

ouija-5

Sebenarnya agak berharap banyak karena film ini diproduseri Michael Bay, namun sepertinya dia tidak terlalu memberikan impact positif bagi Ouija: Origin Of Evil. Were you even here, Michael Bay? Jika dibandingkan dengan film horor sejenis, anak kecil yang diganggu setan, film ini tidak bisa ada apa-apanya dibandingkan The Conjuring 2.

Kesimpulannya, bagi kamu penyuka film horor, mungkin film ini bukan pilihan film yang grand, namun juga tidak boleh dilewatkan. Ouija: Origin Of Evil masih memberikan jeda bagi kamu untuk bernapas, jadi tidak melulu terengah-engah karena ada hantu. Kalau belum menonton film pertama Ouija pun, kamu tidak akan pusing karena ceritanya nggak terlalu nyambung. Dilihat dari akhirnya, sepertinya film ini akan ada lanjutannya. Like really?

ouija-2

Bagi kamu yang penasaran nonton, silakan beli tiket Ouija: Origin Of Evil di sini.

 

 

Baca juga:

Daftar Hantu Yang Muncul di The Conjuring 2
5 Film Horor Yang Diadaptasi dari Kisah Nyata

Leave a comment