7 Film Terbaik Robert De Niro Dari Masa ke Masa

Happy 73rd birthday to one of the greatest actor of all time, Robert De Niro!

Nama Robert De Niro tentu sudah familiar di telinga kita sebagai aktor kawakan yang membintangi film-film berkualitas. Sepanjang hidupnya, ia telah hadir dalam lebih dari 100 film dan meraih berbagai penghargaan bergengsi, salah satunya 7 kali nominasi Academy Awards dan 8 kali nominasi Golden Globes.

Sebagai generasi muda, mungkin kita pernah menyaksikan aktingnya dalam film-film komedi seperti Dirty Grandpa (2016), Silver Linings Playbook (2012), atau Meet The Parents (2004). Tapi karir cemerlang De Niro sesungguhnya berawal dari tahun 1970an. Mau tahu film apa saja yang berhasil membuatnya meraih kesuksesan? Mari kita simak ulasan lengkapnya di sini.

The Godfather Part II (1974)

Siapa yang tidak kenal film mafia The Godfather? Epic crime film ini mengisahkan perjalanan keluarga mafia kelas kakap yang dipimpin oleh sang ayah, Don Corleone. Awalnya Robert De Niro mengikuti audisi untuk peran sebagai anaknya, yaitu Michael dan Sonny. Akan tetapi sang sutradara Francis Ford Coppola menunjuk De Niro untuk memerankan kisah flashback Don Corleone semasa muda dalam sekuel The Godfather Part II.

Selain menyabet 11 nominasi Academy Awards, film ini juga merupakan film sekuel pertama yang memenangkan kategori Best Picture. Meskipun gagal mendapatkan peran utama, justru di sini De Niro meraih Oscar pertamanya sebagai Best Supporting Actor.

Kalau kamu tertarik nonton trilogi The Godfather, sebaiknya siapkan waktu seharian penuh karena masing-masing film berdurasi 3 jam lebih.

Taxi Driver (1976)

Film arahan Martin Scorsese inilah yang meroketkan karir Robert De Niro. Film yang mengusung genre psychological thriller ini disebut-sebut sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa. De Niro berperan sebagai Travis Bickle, mantan tentara angkatan laut yang menderita depresi dan insomnia. Travis bekerja sebagai supir taksi di New York, di mana ia menyaksikan berbagai kebobrokan masyarakat yang memicunya untuk menjadi pembela kebenaran, meskipun harus dengan jalan kekerasan.

Akting brilian De Niro selamanya dikenang lewat adegan legendaris “You talkin’ to me?” saat Travis sedang berkaca sendirian di cermin. Kabarnya monolog tersebut tidak tertulis di naskah, melainkan adalah hasil improvisasi De Niro sendiri. Ia berhasil menciptakan sosok tokoh protagonis yang kesepian, gila, paranoid, namun terasa dekat dengan penontonnya. Film ini meraih 4 nominasi Academy Awards dan Palme d’Or, penghargaan tertinggi di Cannes Film Festival. Di sini pula Robert De Niro mendapatkan nominasi Oscar pertamanya sebagai Best Actor.

deerhunter

The Deer Hunter (1978)

Dalam film ini Robert De Niro lagi-lagi meraih nominasi Oscar sebagai Best Actor. Kali ini ia beradu akting dengan Christopher Walken dan John Savage sebagai trio sahabat yang harus terjun ke Perang Vietnam. Judul The Deer Hunter diambil karena mereka bertiga hobi memburu rusa. Dalam medan perang mereka harus melalui berbagai serangan dari musuh, ditangkap, bahkan dipaksa untuk membunuh satu sama lain. Setiap tokoh memiliki masalahnya masing-masing, dan ketika mereka kembali ke kampung halamannya, keadaan fisik dan mental mereka tidak sama lagi.

Film yang memenangkan 5 Academy Awards ini dianggap sukses menggambarkan Perang Vietnam dengan akurat, dan menceritakan seberapa dalamnya pengaruh perang bagi hidup tentara veteran.

Raging Bull (1980)

Setelah dua kali nominasi, akhirnya Robert De Niro berhasil menyabet penghargaan Best Actor pertamanya sebagai atlet Jake LaMotta dalam film biopik Raging Bull. Jake LaMotta adalah juara tinju kelas menengah dunia di era 1940an. Ia terkenal dengan perangai kasar dan nafsu makannya yang perlahan-lahan merusak hidup dan karirnya. Yang mengejutkan dari penampilan Robert De Niro di sini adalah perubahan fisiknya. Pada awal film ia terlihat kurus dan berotot, kemudian berubah menjadi tua dan gemuk di akhir film. Untuk peran ini, De Niro berguru tinju kepada Jake LaMotta yang asli dan menaikkan berat badannya hingga 27 kg. Uniknya lagi, film ini dibuat dalam warna hitam-putih supaya atmosfer zaman dulu lebih terasa.

Film ini merupakan kebangkitan dari Martin Scorsese yang sempat overdosis karena kecanduan kokain. Kabarnya, Robert De Niro lah sosok yang menyemangatinya untuk membuat film lagi. Tak disangka, meskipun Scorsese mengaku tidak suka genre film olahraga, film ini sukses memenangkan 2 Academy Awards dan 8 nominasi.

goodfellas2

Goodfellas (1990)

Kalau menurutmu The Godfather terlalu panjang dan rumit, mungkin kamu bisa mencoba film mafia yang satu ini. Goodfellas bercerita tentang kisah nyata Henry Hill (Ray Liotta), seorang anggota mafia di New York yang menjadi informan bagi FBI. Robert De Niro membintangi film ini sebagai atasan Henry, seorang pemimpin mafia lokal bernama Jimmy Conway. Meski awalnya Jimmy hanya mafia kecil yang suka merampok, lama-kelamaan ia terobsesi ingin naik ke tingkat hierarki mafia yang lebih tinggi dan tidak segan membunuh teman-temannya.

Goodfellas diadaptasi dari novel non-fiksi berjudul Wiseguy: Life in a Mafia Family (1986) dan memperoleh 6 nominasi Academy Awards, sekaligus disebut sebagai salah satu film mafia terbaik sepanjang masa.

capefear

Cape Fear (1991)

Cape Fear merupakan remake dari film tahun 1962 yang berjudul sama. Di sini Robert De Niro berperan sebagai Max Cady, seorang narapidana yang terbukti bersalah atas sebuah kasus pemerkosaan. Seharusnya hukuman Cady bisa diringankan, tetapi sang pengacara, Sam Bowden (Nick Nolte) sengaja mengubur bukti-bukti yang bisa menolongnya. Setelah 14 tahun dipenjara, kini Cady berusaha membalaskan dendamnya pada Bowden, yaitu dengan cara membunuh dan memperkosa orang-orang terdekatnya.

Martin Scorsese mengaku film thriller ini terinspirasi dari gaya bercerita Alfred Hitchcock. Cape Fear mendapatkan 1 nominasi Academy Awards dan 2 nominasi Golden Globe.

casino sendiri

Casino (1995)

Robert De Niro kembali membuktikan kepiawaiannya dalam genre gangster movie. Kali ini ia hadir sebagai Sam “Ace” Rothstein, pemain judi yang ditugaskan untuk mengawasi kasino mafia Italia bernama Tangiers Casino di Las Vegas. Kisah ini terinspirasi dari kasus seorang tokoh mafia asli, Frank Rosenthal, yang menguasai bisnis kasino di tahun 1970-1980an. Rothstein dan teman-temannya yang tamak diam-diam mencuri uang hasil bisnis tersebut, yang menyebabkan perseteruan dengan geng mafia West Side dan akhirnya terbongkar oleh FBI.

Film ini merajai box office dan dinilai sebagai film mafia yang lebih matang dibandingkan pendahulunya, Goodfellas. Casino juga diadaptasi dari novel karya pengarang yang sama dengan Goodfellas, berjudul Casino: Love and Honor in Las Vegas (1995).

Nah, film mana yang paling bikin kamu penasaran? Sekali lagi, selamat ulang tahun buat Robert De Niro. Walau kini sudah tua, tapi karya-karyanya tetap relevan dan iconic hingga saat ini. Respect!

via GIPHY

Leave a comment