Sunil Samtani: Film Komedi dari Dulu Tidak Pernah Mati

Maraknya film Indonesia bergenre komedi bakal makin seru dengan kehadiran film Modus. Film produksi Rapi Films ini akan rilis 4 Mei 2016. Rapi Films juga bakal mempersembahkan film dengan genre romantis berjudul Jilbab Traveler yang akan tayang Lebaran 2016.

Bakal seperti apa film-film baru Rapi Films? Lalu, bagaimana tren genre film Indonesia yang sedang laris di pasaran? BookMyShow Indonesia berkesempatan untuk berbincang langsung dengan produser Rapi Films Sunil Samtani di kantornya pada 6 April 2016.

 

Sunil-SamtaniFilm terbaru Rapi Films Jilbab Traveler diangkat dari best selling novel karya Asma Nadia. Apa tantangan yang didapat ketika membuat sebuah film dari cerita novel?

Sebenarnya selalu berat ya kalau mengangkat novel untuk diubah ke film. Itu pasti bongkarnya lumayan. Jadi, kalau saya selalu lihat, beda ya kalau kita baca buku dengan nonton. Kalau kita baca buku kan kita cuma pikirkan saja, tidak ada visual hanya kata-kata. Tapi kalau film itu kan visual jadi beberapa yang kita rasa di buku ini enak, itu mungkin akan boring di film. Nah, itu yang kita harus pangkas, kita buang, ya kita ubah. Banyak perubahan walau pun bukunya best seller. Buat pembaca bagus, tapi belum tentu di film bisa bagus. Tapi apa pun yang kita ubah harus dengan persetujuan Asma juga.

Jilbab Traveler bercerita tentang apa?

Walau dibongkar dan ada perubahan, tetap kita harus jaga esensi cerita yang Asma mau di sini, yaitu seorang wanita berhijab yang pergi traveling sendiri dengan backpack ke semua negara tanpa merasa berat tanpa merasa ada rintangan. Jadi, walau pun banyak sekali problem di sana tapi bagaimana dia menghadapinya. Jilbab Traveler ini juga fokus kepada percintaan karakter utamanya Rania (Bunga Citra Lestari).

Asma Nadia juga terlibat dalam penulisan skenario?

Tiap draf dia baca dan dia mengerti bahwa untuk dibuat ke dalam film kita harus bikin beda. Ada penambahan karakter, ada pengurangan karakter. Itu dia mengerti sih, karena Asma juga sudah beberapa kali bukunya dijadikan film.

Jilbab Traveler mengambil lokasi syuting di Korea, apa rintangan terbesar saat syuting di sana?

Kita sebenarnya syuting di Korea, Jakarta, dan Baluran (Kawah Ijen). Korea paling berat karena memang sedang winter. Kita banyak scene outdoor dan itu agak berat buat pemain, buat kita juga, ada syuting di gunung bisa sampai 6 atau 7 jam, syuting di jalanan bisa sampai 5 jam. Nah, itu berat sekali karena itu winter dan hampir minus 1 derajat (Celcius). Secara cost cukup besar di Korea. Makan, transport, hotel, kru di sana, semuanya tinggi sekali jadi kita merasa itu cukup berat sih.

Berapa lama syuting film Jilbab Traveler ini?

Di Korea total 10 hari. Untuk Jakarta hampir 8 hari dan Baluran 4 hari. Jadi, kurang lebih 22 hari lah syuting.

Selain Jilbab Traveler, film apa lagi yang akan didapatkan oleh penonton dari Rapi Films dalam waktu dekat?

Sejauh ini ada Modus untuk bulan depan, Jilbab Traveler, lalu ada buat konsep baru untuk syuting di Melbourne, dan kita akan buat film dengan Raditya Dika dengan judulnya sementara ini Dog House.

Film Modus yang tayang Mei mendatang genrenya komedi. Menurut Anda, genre apa sih yang paling diminati penonton Indonesia?

Kalau saya lihat sekarang komedi ya. Maksudnya tidak harus komedi saja sih, karena kalau kita lihat London Love Story itu romance dapat 800 ribu penonton, Comic 8 dapat 1,5 juta. Religius komedi seperti Talak 3 dapat 450 ribu penonton. Jadi, yang agak lagi drop sekarang saya liat horor ya. Tapi, selain itu sih asal ceritanya bagus, pemainnya bagus, harusnya sih jalan.

Menurut Anda apa sih yang membuat industri film kita terarah ke genre komedi saat ini?

Sebenarnya kalau saya lihat dari dulu ya komedi selalu laku. Dari zaman Warkop. Tapi, ya penonton itu selalu kalau komedi digarap bagus tuh pasti mereka nonton. Pasti ada pasar. Cuma, bagaimana kita membuat film komedi yang baik yang bisa diminati penonton itu yang harus diperhatikan. Kan kalau komedi modern punya MD lebih ke arah slapstick sekali, kalau Comic 8 kan lebih smart comedy, ada action nya juga. Jadi, tinggal cara bagimananya. Kalau komedi sih saya rasa dari dulu tidak pernah ada matinya, komedi dan horor sih lebih tepatnya kalau saya lihat. Cuma, saya lihat horor agak turun dari tahun 2015.

Untuk film Modus, dari mana konsepnya didapatkan?

Modus ini konsep dari Jovial da Lopez. Dia ingin ajak Youtubers semua seperti Reza Oktavian, Jovial, Andovi, Tommy Lim, Natasha Farani. Artis juga diajak kayak Rayi RAN, Rani Ramadhany. Intinya kita kumpulin deh semua Youtubers pasti seru gitu bikin komedi yang beda. Kita juga ambil Kemal Palevi sebagai karakter juga dalam film. Itu konsep full Jovi, tapi kita diskusikan terus kira-kira mau dibawa ke mana nih film, harus smart komedinya ya benar-benar komedinya Youtubers.

Apa Anda juga memberi ide atau menolak  kalau kiranya ada adegan yang tidak sreg?

Kita hampir sampai draf ke-5 baru lock. Karena, seorang penulis akan menulis dengan visinya sendiri. Sementara saya harus baca lagi dengan visi saya sendiri apakah komersial atau tidak. Lalu, kita coba diskusikan lagi dengan penulisnya, Jovi, Fajar Bustomi, duduk bareng, apa ini akan boring, apa adegan ini akan masuk atau tidak, scene ini gimana. Memang kan kadang kita nulis kayak enak-enak saja. Tapi, di layar lebar tuh bisa beda lagi entah dapet atau tidak feelnya dan sebagainya.

 

Makin penasaran dengan film terbaru dari Rapi Films berjudul Modus? Sudah ada trailernya lho! Yuk simak langsung di bawah ini:

 

Baca juga:

Sunil Samtani: Kualitas Film Harus Dijaga Agar Tidak Kecewakan Penonton

Leave a comment