Review Film: Kisah Cinta Remaja Ala Beauty And The Best

 

Ketika mendengar judul Beauty and the Best, pasti yang pertama kali orang pikirkan adalah sekuel Beauty and the Beast produksi Disney. Namun pada kenyataannya tidak sama sekali. Beauty and The Best merupakan film terbaru hasil karya rumah produksi MD Pictures. Turut dihiasi sejumlah bintang muda, film ini bisa menjadi tontonan di akhir pekan.

Ada 3 remaja yang jadi tokoh utama dalam film ini: Aldo (Maxime Bouttier), Ira (Andania Suri), dan Kelly (Chelsea Shania). Mereka duduk di bangku kelas 3 SMA di sekolah yang sama. Aldo berkarakter sebagai seorang geek yang pendiam dan tidak punya teman, sangat typical; kemudian Ira adalah populer girl yang memiliki impian menjadi model terkenal, dan Kelly adalah siswi jenius yang juga cukup populer.

Diangkat dari novel berjudul sama karya Luna Torashyngu, Beauty and the Best menyajikan kisah drama romantis remaja. Film ini menceritakan tentang Ira yang memiliki semua yang diharapkan remaja seusianya. Wajah cantik, menjadi model, menonjol di sekolah, punya pacar anak basket dan kaya. Kelemahan Ira hanya satu, ia lemah dalam pelajaran di sekolah.

Masalah datang ketika tiba-tiba Ira mendapat nilai paling bagus saat ujian. Tak hanya teman-temannya yang tidak percaya, guru Ira pun tidak yakin bahwa nilai itu didapat Ira dari hasil belajar dan menduga Ira menyontek. Begitu juga dengan Kelly yang nilainya dikalahkan Ira. Sebagai siswi paling pintar, Kelly tidak terima sehingga ia mengajak Ira bersaing nilai saat ujian selanjutnya. Yang kalah harus mau disuruh-suruh oleh yang menang.

Singkat cerita, Ira berusaha keras untuk mencapai tujuannya mengalahkan nilai Kelly. Dia meminta bantuan Aldo, sepupu Kelly, yang selalu juara pertama di sekolah. Dengan semakin sering mereka bertemu, benih-benih cinta pun muncul.

Dari segi cerita, film Beauty and the Best menawarkan cerita percintaan remaja yang ringan dan menghibur. Perasaan penonton pun mampu dibuat mengayun seiring berjalannya cerita.

Saat pertama kali mendengar suara Aldo, aksen cadelnya terdengar cukup mengganggu. Namun semakin lama didengar, justru aksen itu menjadi ciri khas dari Maxime. Kalau dilihat sekilas, wajah Maxime akan mengingatkan kamu pada artis sinetron Rionaldo Stokhorst, yang kebetulan juga memiliki aksen cadel.

Ada masalah teknis yang perlu disoroti, yaitu saat peralihan dari satu adegan ke adegan yang lain. Ditampilkan gambar kota Bandung yang sepertinya diambil menggunakan drone atau mungkin kamera dengan kualitas pixel yang rendah, sehingga gambar yang ditampilkan menjadi pecah di layar bioskop. Kualitasnya jauh berbeda dengan kamera yang digunakan di adegan-adegan utama.

Overall, film Beauty and the Best merupakan film drama romantis yang layak untuk ditonton di bioskop. Dibintangi banyak bintang muda berbakat, film ini bakal jadi hiburan yang menyenangkan di akhir pekan.

Penasaran dengan film yang disutradarai Andri Sofyansyah ini? Simak trailer Beauty and the Best berikut ini:

Leave a comment