Review Film: Lewat Yowis Ben, Bayu Skak Hadirkan Komedi Khas Malang

Setelah sukses dengan Susah Sinyal pada akhir tahun lalu, Starvision Plus kembali menghadirkan film komedi drama bertajuk Yowis Ben. Film drama komedi ini disutradarai oleh Fajar Nugros dan co-director Bayu Skak akan meramaikan pasar komedi-drama di layar lebar Indonesia.
Berawal dari keinginan mendapatkan pengakuan diri dari lingkungannya, Bayu (Bayu Skak) dan Doni (Joshua Suherman) memutuskan mendirikan sebuah band untuk meningkatkan kepopuleran mereka di sekolah. Bayu yang di-bully karena ditolak cinta dan disebut “Pecel Boy” serta Doni yang ingin mendapat pengakuan dari orang tuanya, akhirnya mereka mengadakan sayembara untuk mencari personel band.
Baca Juga: 10 Film Komedi yang Gak Berhenti Bikin Ngakak 
Sayembara pencarian personel untuk drummer dan keyboardist pun berujung pada bergabungnya Yayan (Tutus Thomson) dan Nando (Brandon Salim). Petualangan pencarian pengakuan dari lingkungan pun dimulai, walau bingung di awal namun akhirnya mereka menamakan band mereka Yowis Ben. Empat serangkai ini pun mendadak menjadi hits di dunia maya, membuat mereka menjadi terkenal se-sekolah bahkan se-kota Malang. Karena kepopuleran mereka, muncullah Susan (Cut Meyriska), wanita yang diidamkan oleh Bayu, kemunculannya pun berdampak pada keretakan empat serangkai ini.

Sekilas, ide cerita yang dihadirkan oleh Bayu Skak ini terlihat seperti kisah band klise: susah-sukses-wanita-bubar. Namun, Bayu dan sang sutradara Fajar Nugros, menghadirkan treatment baru dalam kisah film ini. Hampir semua dialog diucapkan dengan Bahasa Jawa akan menghadirkan sisi lain di film ini.
Bahasa Jawa yang digunakan seakan sebagai roh dari setiap lawakan dan adegan konyol dalam film ini yang akan membuat penonton terpingkal. Jangan khawatir untuk kamu yang tidak mengerti Bahasa Jawa! Dalam film ini akan dihadirkan subtitle yang terasa pas dan natural.
Film komedi-drama ini juga menghadirkan musik-musik orisinal ramah di telinga yang dimainkan oleh Yowis Ben. Walau dengan musik yang asyik, namun sayang beberapa adegan selalu disisipkan scoring musik yang dirasa tidak pas.

Dari segi akting bisa dibilang Bayu Skak menghadirkan performa yang cukup baik, perannya yang merupakan anak Jawa asli pun diperankan sangat natural. Joshua Suherman juga patut diberi apresiasi karena aktingnya, tanpa berlebihan ia berhasil memainkan setiap adegan dengan rapi. Begitu juga dengan Brandon Salim yang memerankan Nando, pria populer di SMA dengan baik. Walau aksen Jawanya terasa janggal, hal tersebut diantisipasi oleh sang sutradara dengan pengungkapan bahwa Nando pernah tinggal di Jakarta. Namun sayang tidak diceritakan kenapa Susan yang diperankan Cut Meyriska memiliki aksen “Jakarta” yang fasih, walau ia tinggal di Malang.
Secara keseluruhan Yowis Ben merupakan film komedi segar di awal tahun. Setiap adegan yang mengalir akan dengan mudah dicerna penonton, walau dengan Bahasa Jawa. Alurnya yang simpel sangat cocok untuk penonton yang suka dengan genre komedi-drama dengan bumbu romansa di dalamnya.
Penasaran dengan film ini? Yowis Ben tayang di bioskop pada 22 Februari 2018, kamu bisa cek jadwal dan pesan tiketnya di BookMyShow.

Penulis: Angga Septian
 
Baca Juga:
Review Film: Kembali Jadi Remaja Lewat Eiffel I’m in Love 2
Review Film: Pai Kau, Film Mafia Hong Kong dengan Rasa Lokal
 

One thought on “Review Film: Lewat Yowis Ben, Bayu Skak Hadirkan Komedi Khas Malang

Comments are closed.