Review Film: The Grinch: Jenaka, Hangat dan Menyenangkan

Musim liburan telah datang! Film The Grinch hadir di bioskop Indonesia. Dibawa oleh Universal Pictures dan Illumination Entertainment, mereka menghadirkan versi animasi 3D dari karakter The Grinch ciptaan Dr. Seuss.

Sebelumnya, kisah the Grinch sudah hadir di film TV  How the Grinch Stole Christmas! (1966) dan film live-action Dr. Seuss’ How The Grinch Stole Christmas (2000), yang dibintangi Jim Carrey.  

The Grinch (2018) mengisahkan The Grinch (Benedict Cumberbatch), orang yang sangat sinis terhadap semua hal. Grinch tinggal di sebuah gua yang jauh bersama anjingnya yang setia, Max.

Suatu hari, Grinch kehabisan makanan dan harus membelinya di Whoville. Ia sangat membenci warga Whoville karena selalu riang gembira sementara ia selalu murung dan membawa suasana tidak bahagia kepada semua orang di Whoville.

Saat Grinch sampai ke Whoville, semua orang sedang mempersiapkan Natal. Penduduk Whoville pun memutuskan membuat perayaan natal tiga kali lebih besar dari biasanya.

The Grinch tak bisa membiarkan mereka merayakan Natal besar-besaran. Ia pun memiliki rencana jahat untuk mencuri Natal dari para penduduk Whoville.

The Grinch:  Jenaka, Hangat dan Menyenangkan!  

The Grinch dibuka dengan film pendek minion berjudul Yellow Is The New Black. Di sini menceritakan dua minion yang sedang dipenjara dan mencoba kabur bersama salah satu narapidana. Tingkah konyol minion ini akan mengocok perut kamu, pemanasan sebeum menonton The Grinch.

Berawal dari kartun klasik hingga live-action dan kini dibuat animasi 3D, The Grinch versi Benedict Cumberbatch berhasil mengundang perhatian. Grinch yang murung, mengesalkan dan suka gerutu sukses disikan suara oleh aktor pemeran Doctor Strange ini.

Kisah The Grinch di film ini hampir serupa dengan film animasi klasik di tahun 1966 dan di versi live-action di tahun 2000. Perkenalan karakter Grinch serupa dengan yang klasik, mengapa Grinch sangat membenci Natal? Mungkin karena ia memakai sepatu terlalu ketat dan hatinya dua kali lebih kecil dari biasanya.

Selain Grinch dan Max, ada karakter lainnya yaitu anak perempuan bernama Cindy Lou Who, yang diisi suara oleh Cameron Seely. Cindy merupakan anak pemberani dan baik hati. Ia berniat untuk bertemu Santa di malam Natal, hingga akhirnya bertemu Grinch. Tampilan rambut Cindy terlihat serupa dengan karakter di film live-action tahun 2000.

The Grinch menghadirkan rencana jahat sekaligus tingkah konyol plus jenaka dari setiap karakter. Kita akan melihat kegiatan Grinch dan Max di pagi hari, kemudian bagaimana dia menghindar dari tetangga yang super ramah, hingga bagaimana dia mencari rusa kutub untuk menjadi santa namun malah mendapat rusa kutub gemuk. Semua orang pasti akan terbahak-bahak melihat aksi Grinch.

The Grinch juga menyampaikan pesan akan arti Natal sesungguhnya dan kisah keluarga yang hangat. Jadi film ini sangat cocok ditonton anak-anak dan keluarga. Kita pun bisa melihat alasan mengapa Grinch sangat kesal dengan Natal.  

Film ini dinarasikan oleh penyanyi lagu Happy yaitu Pharrell Williams. The Grinch tayang di bioskop 9 November 2018. Pesan tiket nonton online kamu di BookMyShow Indonesia.

Baca juga:

The Grinch, Keusilan Konyol Si Hijau di Desa Whoville

7 Alasan Kita Tergila-gila dengan Benedict Cumberbatch