Review Film Sesat: Beremanyan dan Rasa Penasaran Berujung Petaka

Punya catatan yang ingin disampaikan untuk novel-novelnya, seorang kakek mengajak sebuah keluarga pindah ke  desa. Desa Beremanyan, jauh dari hiruk-pikuk, dan tidak ada akses internet di tempat ini. Sebuah ulasan pembuka atau review Film Sesat: Yang Sudah Pergi Jangan Dipanggil Lagi

Begitu juga dengan Amara (Laura Theux), sang adik dan ibu mereka Vonny Cornellya yang mau tidak mau pindah desa tersebut. Pangkal masalahnya dimulai dari kematiah ayah Amara.

Sang Ibu merasa tidak tenang dan belum bisa menemrima kehilangan suaminya. Ketika sudah tiba di rumah sang kakek. Amara menemukan sebuah benda yang menarik perhatiannya. Lukisna tua yang menggambarkan sebuah sumur yang berada di tengah hutan.

Entah kenapa Amara ingin membuktikan bahwa sumur tua tersebut benar adanya. Setelah sumur tua, Amara menemukan banyak hal lainnya yang menarik perhatiannya. Sebuah kebiasaan masyarakat desa di kala Maghrib tiba.

Sebuah kendi dibawa keluar rumah dan ditaruh di depan rumah. Beberapa lilin sengaja ditempatkan di depan rumah mereka. Suara-suara samar-sama tentang mantra kemudian bergumam diantara masyarakat desa.

Terakhir, Rian (Endy Arfian) adalah hal yang membuatnya tertarik. Semuanya itu untuk satu tujuan. yaitu Desa Beremanyan dan misteri-misteri yang tersimpan di dalamnya.

Karena rasa ingin tahu yang sangat besar, Amara kemudian mencoba untuk mencari tahu. Celakanya, teman-teman sekolahnya terluka. Amara mulai muntah darah berwarna hitam. Kendi-kendi yang dijadikan sajian masyarakat desa ini pun dikerubuni lalat dan sebuah bulu hitam yang tersimpan di dalamnya.

Apa yang sebenarnya terjadi di Desa Beremanyan? Benarkah penyebabnya adalah Amara? Semuanya, bisa kamu saksikan di film Sesat: Yang Sudah Pergi Jangan Dipanggil Lagi. 

Horor yang Beda

review-film-sesat-beremanyan-dan-rasa-penasaran-berujung-petaka

 

Sammaria Simanjuntak kembali menggarap film.  Tak tanggung-tanggung langsung horor dan kerjasamanya dengan rumah produksi yang menghadirkan film horor mengerikan tahun 2017 yang lalu. Buat kamu yang sudah pernah menonton film-film karya Sammaria sebelumnya, pasti pernah melihat dialog-dialog spontan yang muncul diantara pemerannya.

Begitu pula dengan film Sesat: Yang Sudah Pergi Jangan Dipanggil Lagi. Akan ada banyak dialog-dialog spontan yang muncul diantara pemerannya. Penggunaan kata “beha” pada film ini seakan mengingatkan penonton dengan film Sammaria yang mengishakan cinta duasangan berbeda agama.

Namanya saja sudah film horor, jangan pernah berekspektasi untuk melihat sebuah cerita drama. Penonton seakan tidak pernah diberi kesempatan untuk menikmati cerita-cerita yang penuh dengan kegalauan seorang anak yang ditinggal pergi oleh ayahnya.

Kengerian memuncak ketika Amara dan keluarganya tiba di desa Beremanyan. Suana yang sungguh tidak nyaman tertangkap dari masyarakat desa. Rumah milik kakek mereka, lukisan, sebuah sumur tua, hingga ruangan kerja sang kakek.

Semua set  yang dirancang terasa pas untuk sebuah film horor. Apalagi ini horor yang berbeda. Semua visi dari horor ini diciptakan dengan detil oleh Sammaria. Sebut saja Desa Beremanyan atau Hantu Beremanyan. Semuanya disiapkan dengan Sammaria dengan sempurna. Bagaimana sosok misterius ini muncul di lukisan, hingga membuat orang-orang di sekitar Amara menjadi terluka.

Meskipun hanya memunculkan sosok hantu ini sekali, namun kengerian sudah sangat terasa ketika kamera diarahkan ke Amara. Ia mampu menghidupkan suasana kegelisahan dari pertanyaan-pertanyaan di Beremanyan. Hubungannya yang tidak pernah rukun dengan sang ibu, dan sebuah novel misteri dari kakek adalah jawabannya.

Jalan Cerita dan Pemeran

Alur cerita film ini dibuat dengan jelas. Bahkan sejak awal, penonton sudah bisa memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Hanya cara membangun horor di film ini yang diacungi jempol.

Bagaimana dengan pemeran utamanya? Laura Theux yang berperan sebagai Amara setidaknya bisa menggali karakternya lebih dalam lagi. Namun, karena cerita ini menghubungkan satu karakter dengan karakter yang lain, kekurangan ini tidak terlihat.

Sementara itu, untuk para pemeran, Vonny Cornellya yang memerankan ibu Amara, Arswendi Nasution kakek Amara hingga orang gila di desa yang dipernakan Jajang C. Noer tampil menbambah kelam suasana horor.

Baca Juga: Sinopsis Singkat Film Sesat: Yang Sudah Pergi Jangan Dipanggil Lagi

Jadwal Tayang

Film Sesat: Yang Sudah Pergi Jangan Dipanggil Lagi sendiri direncanakan akan rilis pada tanggal 23 Agustus 2018. Ingin melihat horor dengan sentuhan yang berbeda dari Sammaria Simanjuntak? Kamu wajib nonton filmnya dan jangan lupa pesna tiket bioskopnya di BookMyShow.

 

 

 

3 thoughts on “Review Film Sesat: Beremanyan dan Rasa Penasaran Berujung Petaka

Comments are closed.