Review Film: Pet Sematary, Kematian yang Memainkan Akal Sehat

Jud (John Lithgow) begitu senang melihat tetangga barunya mulai akrab dengan lingkungan yang jauh dari keramaian. Perkenalan pertamanya dengan Ellie (Jeté Laurence) menjadi awal keakraban keduanya, sekaligus kematian yang menghabisi siapa pun yang berada di sekitarnya.

Semuanya dimulai dari Ellie yang penasaran dengan halaman belakang rumah barunya yang penuh dengan kuburan masal untuk hewan. Terlebih lagi, kucing milik Ellie menyukai tetangga barunya Jud. Kucing lucu yang menggemaskan ini tiba-tiba menghilang.

Namun, karena Jud sudah menganggap Ellie sebagai cucunya sendiri menginginkan sang kucing yang bernama Church ini kembali. Mau tidak mau ia harus melakukan sesuatu yang sudah ia ketahui sebelumnya, yaitu terlarang.

Ironisnya Jud melakukan cara ini di depan Louis (Jason Clarke), ayah Ellie, seorang dokter yang memiliki cara pikir rasional. Semenjak saat itu, semuanya menjadi gila.

Louis yang awalnya selalu mampu berpikir jernih menjadi korbannya. Bahkan, bisa dibilang seluruh keluarga Louis, termasuk istri dan putri tercintanya Ellie.

Sementara itu Jud yang awalnya bisa dbilang ‘gila’ mendadak menjadi orang yang mulai berpikir rasional. Semuanya dibenturkan dengan rasa takut yang begitu gelap, dan semuanya terkait dengan masa lalunya.

Menyerang siapa saja, bahkan membunuh. Cerita film Pet Sematary yang diadaptasi dari novel horor karya maestro Stephen King memang benar-benar memaksa penonton untuk dibolak-balikkan akal sehatnya.

Buat kamu penggemar film horor, Pet Sematary mulai tayang 5 April 2019 di bioskop. Pastikan untuk tidak ketinggalan menyaksikan kengeriannya.

Seperti tagline yang diusung oleh film ini, “Sometimes, dead is better” mungkin kematian adalah pilihan terbaik buat hidup. Namun, jangan sampai kematian terus menjadi beban hidupmu sendiri.

Membolak-balikkan Akal Sehat

review-film-pet-sematary-kematian-yang-memainkan-akal-sehat
Sumber: Jason Clarke as Lewis in PET SEMATARY, from Parmount Pictures.

Pada dasarnya Pet Sematary memiliki cerita horor yang klise. Cerita yang sekarang mungkin kamu temukan di beberapa film horor murahan Indonesia.

Tentang keluarga yang sedang belibur, dan kemudian harus berhadapan dengan mitos-mitos tidak masuk akal. Namun, yang membuat film ini jadi berbeda adalah bagaimana pengemasannya dilakukan dengan cara yang tidak biasa.

Tak ada teror dengan spesial efek yang berlebihan. Semuanya dibuat terlihat natural. Caranya, adalah dengan membangun suasana yang terasa ‘gelap’ bahkan ketika adegan film ini dilakukan siang hari.

Mimik suram dari setiap karakternya pun mempertegas, bahwa merekalah sang “pembuat masalah”. Terlepas dari itu, beberapa kritikus film dari Hollywood menyebut, filmnya merupakan gambaran visual dari novel Stephen King.

Horor Stephen King yang akan membuat bulu kuduk kamu bergidik hanya melalui tulisan diubah menjadi plot-plot cerita yang mengerikan diubah menjadi visual yang meneror penontonnya. Tak terlalu banyak jumpascare, namun siap-siap saja kamu akan dibuat terkejut dengan beberapa adegannya.

Kekuatan berikutnya dari film ini akan terletak dari pertengahan film hingga bagian ending. Dari sini, penonton akan dibawa pada suasana yang tidak menentu. Film ini mengarahkan bagaimana akal sehat kamu akan dipermainkan.

Karakter-karakter yang biasanya selalu emosional dan takut akan masa lalunya kemudian menjadi mampu berpikir rasional. Sementara itu, karakter yang awalnya selalu berpikir logis dan rasional terjebak dalam ambisi yang tak masuk akal.

Bukannya, tanpa kekuarangan, beberapa plot cerita Pet Sematary dibuat terasa tanggung dan tak ada asal-usulnya. Masa lalu Jud yang mungkin lebih gelap tidak terlalu diungkap di film ini.

Pet Sematary menawarkan, kengerian apa yang akan kamu pilih jika berada di dalam film tersebut. Sebuah horor psikologi tentang “apa yang sebaiknya saya percayai”.

Selalu Stephen King

review-film-pet-sematary-kematian-yang-memainkan-akal-sehat
PET SEMATARY, from Parmaount Pictures.

Duet sutradara Kevin Kölsch dan Dennis Widmyer mengarahkan film ini menjadi horor yang menakutkan. Namun, jangan lupa ada nama Stephen King dibalik semua ceritanya.

Buat kamu yang sudah familiar dengan novel-novel Stephen King, pastinya sudah tahu bagaimana ia merangkai cerita-cerita horor. Salah satunya adalah karakter.

Pelan-pelan Stephen King membawa pembacanya mencintai beberapa karakter yang ditulis di dalam novelnya. Kemudian, pelan-pelan ia menghancurkan rasa cinta itu dengan cara yang menakutkan, sehingga pikiran pembaca akan dimainkan.

Hal yang sama juga terjadi di film Pet Sematary. Kucing yang awalnya menggemaskan kemudian menjadi sosok yang menakutkan. Begitu juga dengan Ellie yang lucu, Lous yang bijak hingga Jud yang sebenarnya hanya ingin menjadi dirinya sendiri.

Sekali lagi, karakter-karakter ini yang akan membuat akal sejat kamu dibolak-balikkan. Tayang mulai hari ini di bioskop, cek jadwal dan beli tiket nonton film Pet Sematary di situs atau aplikasi BookMyShow yang tersedia gratis bagi pengguna Android dan iOS.

review-film-pet-sematary-kematian-yang-memainkan-akal-sehat