Review Film: Mantan Manten, Cinta Itu Memilih dan Kemudian Dilepaskan

Hanya punya satu pilihan setelah karirnya hancur total Yasnina (Atiqah Hasiholan) mau tidak mau harus berhadapan dengan hal yang berat. Selain kehilangan status sosialnya, pelan-pelan kekasih yang sudah melamarnya Surya (Arifin Putra) pun terasa semakin jauh.

Entah kenapa politik kantor dibalik orang-orang yang merasa dirinya paling suci masih terjadi. Mungkin itu yang terlintas di pikiran Yasnina. Gaya hidup yang sudah dilaluinya selama ini berubah 360 derajat, ketika ia hanya menjadi seorang wanita yang sibuk mempertahankan sebuah villa di sebuah kota kecil.

Pertemuannya Yasnina dengan Marjanti, seorang dukun manten yang menjadi pemilik villa di kota kecil semakin rumit. Permasalahannya, Yasnina belum memproses kepemilikan villa tersebut secara resmi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Alih-alih langsung menempati villa, Yasnina kemudian harus berurusan dengan hal-hal yang selama ini dianggapnya receh. Marjanti yang tak rela villa yang ditempatinya selama ini kepada Yasnina, memberikan persyaratan, jika sang gadis kota ingin menjadi pemilik penuh villa tersebut.

Dari sini, Yasnina kemudian melewati hal-hal kecil yang terikat dengan pilihan. Hal-hal kecil yang sebenarnya berarti, namun mau tidak mau, suka tidak suka, harus ia lepaskan.

Merasuk Emosi

review-film-mantan-manten-cinta-itu-memilih-dan-kemudian-dilepaskan
Sumber: Visinema

Nama Farishad I. Latjuba mungkin belum terlalu populer di telinga kita semua. Namun, kesempatan yang diberikan Visinema kepadanya untuk menyutradarai film Mantan Manten mungkin jadi langkah awal yang tepat bagi Farishad.

Menyusun jalan cerita bersama Jenny Jusuf, Mantan Manten memang disiapkan untuk merasuk emosi penonton.

Sayangnya, alur cerita film ini terlalu datar. Dari judulnya saja mungkin penonton sudah mengetahui bagaimana kisahnya. Terasa kurang greget, namun film ini jelas punya segmennya sendiri.

Beruntung, film ini menempatkan pemeran utama pada Atiqah Hasiholan sebagai Yasnina, dan Marjanti pada Tutie Kirana. Keduanya menjadi pembeda ketika jalan cerita filmnya terasa datar.

Kedua wanita ini “berduel” dengan sikap dan prinsip yang berbeda. Keduanya punya pemahaman berbeda tentang cinta. Keduanya pun tengah berusaha melepaskan sesuatu pada tempatnya. Duel ini yang kemudian jadi titik cerita film Mantan Manten.

Titik ini yang kemudian merasuk emosi penonton. Pergolakan-pergolakan yang kerap terjadi di pikiran dan hati wanita.

Menata Hati dan Budaya Jawa

review-film-mantan-manten-cinta-itu-memilih-dan-kemudian-dilepaskan
Sumber: Visinema

Belum cukup dengan merasuk emosi, melalui drama yang tegas, konflik semakin dibuat meghantam pikiran penonton. Tentu saja, ini adalha kisah tentang Yasnina yang sudah dilamar oleh kekasihnya, Surya.

Film ini menjelaskan bagaimana cara menata hati. Tidak hanya untuk wanita, namun juga untuk pria. Mungkin kamu sudah pernah merasakan remuknya perasaan ketika membuat sebuah pilihan tak populer tentang cinta.

Namun, kamu harus melakukan itu. Gambaran ini yang menjadi akhir cerita Mantan Manten.

Satu lagi, hampir 80% film ini dikemas dengan menempatkan budaya Jawa yang khas. Tentu saja pemainnya adalah Yasnina dan Marjanti. Kamu akan lebih mengenal banyak budaya Jawa, khususnya tentang pernikahan.

Mulai dari merias pengantin, hingga proses-proses sebelum pernikahan. Hal yang cukup detil dan setidaknya menjadi ilmu pengetahuan buat kamu.

Review Mantan Manten, mungkin hanya jadi awalnya saja. Semua sikap dan jerih payah kamu tentang cinta akan terbayar setelah menonton filmnya.

Tayang mulai hari kamis 4 April 2019, cek jadwal dan beli tiket nontonnya di situs atau aplikasi BookMyShow yang tersedia gratis bagi pengguna Android dan iOS.

review-film-mantan-manten-cinta-itu-memilih-dan-kemudian-dilepaskan