Review Film: John Wick: Chapter 3 – Parabellum, Gila!

Selalu menempuh bahaya. Begitulah kehidupan John Wick. Ah sudahlah, ia sudah menempuh hidup penuh risiko setelah keluar dari masa pensiunnya.  Melanjutkan dari film keduanya, John sudah diburu dan ia dihajar habis-habisan. Seperti tak ada ruang baginya untuk sekadar bernapas dan menikmati hujan di kota New York. Ia harus berpacu dengan waktu untuk menikmati sisa hidupnya.

Tujuannya satu, bertemu dengan “High Table”.  Satu organisasi yang jadi ‘Tuhan’ di dunia kriminal. “High Table” selalu punya kuasa dan tidak pernah salah. Mereka bagaikan Tuhan di dalam bisnis ini.

Sayang, ada banyak risiko yang harus ditempuh John Wick. Mulai dari keinginannya untuk bertemu dan setelahnya. Ada banyak konsekuensi yang harus ia bayar dan perhitungkan. Sebanyak adegan  laga apik yang tersaji hampir kurang lebih 2 jam 10 menit. Sebanyak plot cerita yang tersusun rapi dari awal hingga akhir.

Lalu, bagaimana nasib John? Apakah ia bisa bertahan hidup atau mati? Seperti apa busuknya nilai sebuah kekuasaan?

John Wick: Chapter 3 – Parabellum adalah film action yang tak berhenti menampilkan ketegangan yang intens dari awal hingga akhir. Film gila yang layak untuk disepakati bahwa akan jadi salah satu film action terbaik di tahun 2019.

Dunia Butuh Penjahat Berkelas

review-film-john-wick-chapter-3-parabellum-gila

Dunia butuh penjahat berkelas. John Wick adalah jawabannya. Mungkin kamu sudah menonton dua film sebelumnya. Ya, begitulah John Wick.

Namun, di sini ada kesan bahwa John Wick mendapatkan upgrade. Selain dari adegan laga yang nyaris sempurna. Merakit senjata dengan cepat, membuat keputusan menembak yang jitu dan hal-hal lainnya yang sudah biasa dilakukah John Wick.

Jika di dua filmnya sebelumnya, John Wick selalu memanfaatkan keahlian naturalnya sebagai pembunuh.  Namun, di film John Wick: Chapter 3 – Parabellum ia tidak hanya sebagai “Baba Yaga” . John Wick jauh lebih cerdas di film ini.

Ia masih cool, namun punya sentuhan yang jauh lebih elegan dengan sisipan dark humor yang terpancar dari mimik wajahnya. John Wick tak lagi hanya seorang sempunuh yang dihantui dari masa lalu. Ia masih marah, namun menyelesaikannya dengan taktik.

John Wick bukan satu-satunya penjahat berkelas yang tampil di film ketiga ini. Masih ada penampilan Winston (Ian McShane), Zero (Mark Dacascos) yang memanaskan suasana. Semuanya menyatu dalam ramuan cerita dan konflik-konflik yang berbeda dari dua film sebelumnya. Ah, tentu saja ada satu twist yang tak disangka di bagian akhir film.

Ah, tentu saja ada dua nama aktor Indonesia Cecep Arif Rahman dan Yayan Ruhian yang juga tampil berkelas. Tentu saja, film ini bahkan menggunakan dialog berbahasa Indonesia yang dibalas dengan bahasa Indonesia oleh John Wick.

Alur Cerita John Wick 3

review-film-john-wick-chapter-3-parabellum-gila

 

Sebagai sutradara, sejak di film pertama Chad Stahelski sudah berhasil memposisikan dirinya sebagai dan representasi John Wick. Pembunuh yang disegani, sahabat yang luar biasa sekaligus rival dan lawan yang menakutkan. Ibaratnya, jangan sembarangan ceng-cengan dengan John Wick.

Di film kedua, tempo sedikit menurun. Ada selipan drama yang menempatkan John Wick. Di film ketiga, tempo kembali dinaikkan. Tanpa basa-basi. Sejak pertama kali diputar, film ini sudah mengajak penonton untuk menghela nafasnya.

Mungkin itu alur yang ingin dibangun oleh Chad Stahelski di tiga filmnya. Khusus bagian John Wick: Chapter 3 – Parabellums, ia menyelipkan ketegangan tanpa henti dan tentu kejutan-kejutan yang tak terduga. Salah satu kekuatan dari film ini adalah bagaimana konfliknya.

Jika di dua filmnya konfliknya yang bunuh-bunuhan, maka kali ini konflik dibuat berlipat ganda. Melibatkan banyak karakter. Nama-nama The Adjudicator, The Elder hingga Sofia (Halle Berry) membuat film ini terasa bercabang, namun tidak menyimpang dari cerita utamanya, yaitu bagaimana John Wick melarikan diri setelah diputuskan Excomunicado.

Semuanya dibangun dengan kecepatan tinggi dan tanpa basa-basi. BookMyShow menyarankan, siapkan camilan mu di sepanjang film, karena kami yakin kamu tidak ingin ketinggalan melewatkan setiap potongan adegan-adegannya.

Adegan brutal? Tentu saja ada. Jika tidak ada, bukan John Wick namanya. Namun, kali ini terasa lebih berkelas. Satu lagi, satu adegan di bagian akhir akan menimbulkan pertanyaan apakah John Wick: Chapter 3 – Parabellum jadi film terakhir atau masih akan dilanjutkan dengan John Wick 4?

Cecep dan Yayan

review-film-john-wick-chapter-3-parabellum-gila

Oke, sebelum membahas tentang Cecep dan Yayan, dua aktor laga Indonesia yang tampil di film John Wick: Chapter 3 – Parabellum film ini menyuguhkan berbagai macam penjahat berkelas dari berbagai dunia. Ada yang dari Italia, Jepang hingga Maroko.

Film ini meripresentasikan masing-masing pembuh bayaran dari negara mereka masing-masing.  Semua pembunuh bayaran ini terlibat dalam perburuan John Wick, termasuk ketika Cecep dan Yayan dan terlibat. Adegan laga? Jangan ragukan kualitas keduanya. John Wick saja dibuat kesulitan di dalam film ini. Sepanjang adegan laga ini kamu akan menyaksikan pertarungan yang begitu seru.

Seperti yang sudah BookMyShow sebutkan sebelumnya, dialog berbahasa Indonesia yang ditampilkan Cecep dan Yayan, kemudian dibalas dengan dialog berbahasa Indonesia oleh John Wick. Maklum saja, sebagai pembunuh bayaran ia memang harus mengenal bahasa-bahasa lawannya.

Jika kamu menonton dua film John Wick sebelumnya, pasti melihat bagaimana John Wick fasih berbahasa Rusia. Nah, berbahasa Indonesia? Ini yang patut ditunggu. BookMyShow memberikan nilai 8 untuk film ini.