Review Film: Glass, Misteri dan Babak Akhir Imajinasi “Gila” Elijah Prince

Salah satu film yang paling dinanti di bulan Januari 2019, Glass akan segera tayang di bioskop. BookMyShow punya kesempatan menjadi salah satu yang pertama menyaksikan premiere film ini.Tak perlu berpanjang waktu lagu, berikut ulasan atau review Glass, film ketiga M. Night Shyamalan setelah Unbreakable dan Split.

David Dunn (Bruce Willis) masih merasa ia adalah orang yang bisa berguna bagi orang lain. Mengisi kehidupannya sehari-hari, bersama Joseph ia membuka sebuah toko yang menjual peralatan keamanan.

Meskipun trauma masa lalu masih terlintas di kepalanya, namun David tetap berusaha melanjutkan hidupnya, salah satunya adalah mengincar seorang pria yang hobi menculik gadis-gadis remaja, menyiksa dan membunuh mereka.Berbekal sedikit perangkat teknologi kekinian, David bersama putranya Joseph mencari sosok pria yang dijuluki “The Beast”

Di satu tempat lainnya, pria-pria berstelan jas mewah dan wanita-wanita dengan gaya glamornya berkumpul di sebuah tempat. Membuat sebuah simbol di sekitaran kepalan tangan mereka. Berdiskusi tentang “menyelamatkan” kehidupan manusia.

Di tempat lain, Elijah Price yang dijuluki Mr. Glass masih duduk termangu di kursi rodanya. Terlihat ia begitu kesepian di sebuah sudut ruangan yang dikunci dengan pintu logam, serta teknologi canggih. Entah sengaja seperti itu, atau ia sedang punya niat yang tidak baik, seperti halnya yang pernah ia lakukan 19 tahun lalu dan mengubah kehidupan David Dunn.

Semuanya terhubung menjadi satu. Semuanya memiliki keinginan masing-masing dan hanya dibatasi oleh sekat-sekat twist yang tidak diharapkan. Glass, bukan lagi bagian dari psikologi thriller seperti halnya Split atau misteri seperti di film Unbreakable.

Pun, bukan juga film superhero seperti yang pernah diungkapkan oleh salah satu produsernya tahun lalu. Glass adalah film yang mengajak penonton untuk bermain-main dengan strategi, imajinasi dan kegilaan dari salah satu karakter utamanya.

Baca Juga: Kilas Balik: Pertemuan David Dunn dan Mr. Glass dalam Unbreakable

Misteri dan Psikologi

review-film-glass-misteri-dan-babak-akhir-imajinasi-gila-elijah-prince
Sumber: IMDB

Tidak ada yang salah dengan film ini. Beberapa kritik tajam memang ditujukan, namun apakah memang para kritikus memiliki ekspektasi Glass setidaknya seperti film Split, atau mungkin lebih?

Enthalan, namun M. Night Shyamalan seperti sudah tahu persis bagian cerita akhir dari film ini. Menempatkan Elijah Price yang dijuluki “Manusia Rapuh” sebagai pembuka dan dan penutup hidangan mungkin adalah tujuannya.

Menu pembuka dihadirkan M. Night Shyamalan dengan mengenalkan kembali David Dunn (Bruce Willis) dan kegilaan Kevin (James McAvoy) sosok yang punya 24 kepribadian. Pelan dan tidak terburu-buru, cerita diarahkan dengan sangat baik, bahkan sampai pada pengenalan karakter Dr. Ellie Staple (Sarah Paulson).

Seorang psikolog yang menyimpan punya teori sendiri tentang mengubah persepsi dan isi kepala David, Kevin dan Elijah. Selanjutnya, cerita dibuat dengan menggali masing-masing karakter dari Elijah, David dan Kevin. Namun, sengatan misteri yang disematkan sebagai genre film pun terasa sedikit hambar bahkan bisa dibilang tidak terasa sama sekali.

Namun, yang cukup terasa adalah permainan psikologis. Saling melemparkan “tekanan” Dr. Ellie Staple mencoba memberikannya kepada Kevin dan Elijah. Dari sinilah sebenarnya penonton akan dibawa pada sebuah pola permainan yang sebenarnya cukup sulit ditebak, bahkan hingga bagian akhir film.

Sisanya, film ini terasa seperti Unbreakable, dengan menitik beratkan kesimpulan pada Elijah Price yang sangat terobsesi dengan cerita-cerita komik Superhero. Kemudian, membuat sebuah skenario yang akan mengejutkan penonton bahkan ketika Elijah berhadapan, beradu strategi dengan Dr. Ellie Staple.

Teori Superhero

review-film-glass-misteri-dan-babak-akhir-imajinasi-gila-elijah-prince
Sumber: Geekytyrant

Bukan bagian dari superhero, namun mengibaratkan karakternya menjadi sosok superhero. Ungkapan ini yang setidaknya disematkan pada film Glass. Jika superhero Avengers, dikreasikan oleh beberapa tangan seperti Nick Fury dan Tony Stark atau Justice League diinisiasi oleh Bruce Wayne atau Barry Allen, maka hal ini tidak terjadi di akhir cerita M. Night Shyamalan.

Sang sutradara menempatkan nama Elijah Price sebagai pengumpul superhero versi khayalannya. Sebagai kreator, Elijah pun harus mengakhirinya. Bahkan Elijah Price menyebutnya sebagai sebuah cerita yang orisinil.

Setiap superhero selalu akan menang dan jadi orang baik, dibantah habis-habisan di sini. Psikologis David yang tidak stabil dimainkan. Elijah seolah ingin mengungkap bahwa David yang sebenarnya berusaha menyelamatkan banyak orang dengan kemampuannya hanyalah pengecut yang belum memperlihatkan sosok aslinya.

Tidak hanya David, Elijah juga ingin membuat cerita superhero dari sisi Kevin. Jika kamu menonton film Split, pastinya menganggap sosok yang punya 24 kepribadian ini adalah gila. Namun, Elijah justru memandangnya dengan cara yang berbeda.

Bagi Elijah, Kevin adalah sosok superhero yang berhak mendapatkan kebebasan menjadi dirinya sendiri. Berulang kali ia membongkar kepribadian paling mengerikan dengan Kevin, namun satu twist yang sebenarnya terlalu cepat membuat semuanya jadi terasa canggung.

Namun, apa pun itu M. Night Shyamalan setidaknya sudah berani tampil berbeda. Mencoba mengubah sudut pandang superhero melalui karakter Elijah. Ini bukan tentang kekuatan atau kostum dan senjata keren.Namun, lebih pada menitikberatkan permainan pikiran yang membuat superhero tidak seindah yang dibayangkan.

Pemeran Glass

review-film-glass-misteri-dan-babak-akhir-imajinasi-gila-elijah-prince
Sumber: Screengeek

 

Samuel L. Jackson yang berperan sebagai Elijah Price alias Mr. Glass tidak banyak beraksi seperti halnya di Unbreakable. Hampir di setengah film karakternya ia tidak banyak muncul, bahkan lebih cenderung diam dengna gaya yang lebih gila.

Namun, hati-hati, ia dikenal sebagai Mastermind. Ia bisa mengubah apa pun hanya dengan sekali lihat, sisanya semuanya tersimpan di dalam otaknya. Bruce Willis sebagai David Dunn pun sama saja. Ia memang punya kekuatan super, tidak bisa terluka dan bisa melihat dosa orang lain. Namun, kegalauan jati dirinya membuat Bruce Willis tampil seperti apa adanya.

Nah, yang menyita perhatian tentu saja adalah Kevin Wendell yang diperankan James McAvoy. Ia masih saja tetap sama gilanya dengan ketika memerankan 24 karakter di film Split. Bahkan jika diberi porsi yang lebih banyak, karakter ini bisa jadi perusak sekaligus penentu dari trilogi Unbreakable, Split dan Glass. Sayangnya, ia terlalu mudah ditaklukkan.

Oleh siapa? Elijah? David atau Dr. Ellie Staple? Kamu yang temukan jawabannya dengan menonton langsung film Glass.

Baca Juga: 7 Kepribadian “Gila” Kevin Wendell Ini Mungkin Akan Muncul di Film Glass

Kesimpulan

Film Glass punya banyak catatan yang mungkin tidak seapik Unbreakable atau Split. Namun, di satu sisi, film ini menarik jika penonton bisa ingin melihat sebuah hal dari sisi yang berlawanan.

Dikemas dengan permainan strategi dari Elijah Price alias Mr. Glass,film ini memang benar-benar jadi hidangan penutup yang terasa pas dari M. Night Shyamalan. Ibaratnya, Elijah Price adalah pembuat komik yang juga harus mengakhiri komiknya melalui cara yang mengejutkan.

Akan ada beberapa twist yang tidak terduga, Glass jadi salah satu tontonan wajib buat kamu penggemar film misteri. Ingin punya catatan atau review Glass versi kamu sendiri? Kamu sudah bisa pesan tiket bioskopnya di situs atau aplikasi BookMyShow yang tersedia gratis bagi pengguna Android dan iOS.