Review Film: Doctor Sleep, Suara Kematian Penahan Sakit, Meredam Jerit

Sudah bertahun-tahun rasanya Dan Torrance mencoba untuk melepas masa lalunya yang mengerikan. Alkohol adalah pelariannya. Namun, apa yang tergiang-ngiang di kepalanya tak bisa dilepaskan begitu saja. Apa penyebabnya? Dan Torrance sudah dikenalkan dalam film The Shining yang rilis pada tahun 1980. Kali ini, berkat keistimewaannya, Dan Torrance kembali. Berikut ulasan atau review film Doctor Sleep yang akan tayang di bioskop mulai tanggal 6 November 2019 di bioskop.

Janggutnya tak beraturan. Wajahnya kusut. Dan Torrance (Ewan McGregor) bak seorang pengemis yang terlunta-lunta. Ingin hidupnya menjadi lebih baik, Dan Torrance bertemu dengan orang-orang baru di sebuah kota kecil yang tenang.

Sayang, ada hal yang tak baru di kepalanya. Ketika tertidur atau menjadikan alkohol sebagai pelarian hidupnya, Dan kemudian mendengar suara-suara yang ingin dilupakannya. Suara-suara yang memanggilnya sejak sedari kecil. Bahkan sejak ayahnya melakukan hal gila di sebuah hotel bernama Overlook.

Perpindahannya ke sebuah kota baru tak membuat Dan Torrance kehilangan suara-suara itu. Malah ia melihat sendiri dengan mata kepalanya, dinding gkamar barunya menuliskan sebuah kata perkenalan. Mulai dari Abra hingga semacam kelompok “awet muda” bernama The True Knot dengan spesialisasi mereka masing-masing. Siapa mereka? Apakah ini semua terhubung dengan masa lalu Dan, atau ini adalah takdir yang harus dipenuhinya ketika mendapatkan sebuah bakat yang tidak dimiliki oleh manusia lainnya.

Menahan Sakit, Meredam Jerit

review-film-doctor-sleep-suara-kematian-penahan-sakit-meredam-jerit

 

Masih mengambil bagian dari genre film pertamanya, The Shining, film Doctor Sleep sangat kuat pada bagian drama. Hampir tiga per empat film ini lebih mengandalkan kekuatan drama dan segala konfliknya. Tak hanya Dan, namun juga Abra, hingga Rose the Hat (Rebecca Ferguson).

Perkenalan masing-masing karakter dan tujuan mereka masing-masing menjadi bagian dari plot drama yang pada akhirnya tersaji dengan baik. Untungnya, drama film ini tidak bertele-tele, jadinya langsung, jelas, tanpa basa-basi.

Hanya saja bagi yang ingin mencari tahu bagaimana dan apa penyebab Dan kemudian menjadi pecandu alkohol serta mendapatkan kekuatannya, memang tidak dijelaskan secara gamblang melalui film ini. Hanya melalui gestur tubuh atau set hotel Overlook yang ‘sangat berbhaya’ sudah menjelaskan kenapa ia bisa mendapatkan kekuatan tersebut.

Sisanya di bagian seperempat film, penonton akan dihadapkan pada situasi yang jauh dari kesan drama. Baru pada momen inilah sentuhan thriler-horor dihadirkan. Mengajak penonton menahan sakit, dan meredam jerit, mengikuti bagaimana para pemerannya tampil menyelesaikan masalah masing-masing yang sudah disajikan sejak awal hingga berbuntut pada pemecahan masalah di akhir film.

Tak mengerikan. Malah, penonton memang dihadapkan pada sebuah fantasi horor yang terasa menyenangkan. Sebuah penyajian film bergenre horor dengan gaya baru. Tak perlu ada jumpscare atau hantu-hantuan. Pun, kalau ada, hantu-hantu ini justru hanyalah sebagai sebuah twist yang juga dipastikan akan mengejutkan penonton. Sebuah hal yang menarik untuk sebuah film yang menyematkan genre horor sebagai bagian ceritanya, dan itu menarik untuk ditonton.

Semuanya karena unsur fantasi yang ditempatkan di dalam film ini. Bagaimana Dan dan Abra bermain-main dengan kekuatan mereka, memanipulasi hingga bicara dengan arwah-arwah adalah bagian fantasi kuat film ini ketika unsur dramanya terlalu banyak.

Belum lagi, bagian ketika Rose the That bersama kelompoknya bermain-main dengan ‘uap’ yang diambil dari orang-orang yang hidup dan kemudian dibunuh. Fantasinya pas, tidak berlebihan. Mampu menjadi penyeimbang antara drama dan thriller yang ditawarkan di sepanjang film.

 

Rebecca Ferguson Mencuri Perhatian

review-film-doctor-sleep-suara-kematian-penahan-sakit-meredam-jerit

Tak ada lakon utama di film ini. Doctor Sleep langsung membaginya dengan tujuan yang yang konkrit. Dan dengan masa lalunya yang punya “kompas moral” menyelematkan Abra dari cengkraman Rose the Hat yang ingin punya hidup panjang.

Nah, disinilah hampir semua karakter diuji penampilannya untuk memaksimalkan sebuah film. Rebecca Ferguson yang berperan sebagai Rose the Hat di film Doctor Sleep selama ini dikenal lebih banyak bermain di flm drama. Kemampuannya mulai pmencuri perhatian ketika menjadi ssalah satu agen rahasia Inggris dan tampil bersama Tom Cruise.

Namun, memainkan karakter jahat yang culas dan ambisius? Untuk kali sang aktris memang mampu memainkan perannya dengan baik. Licik adalah kekuatannya. Bukan hanya pertarungan kekuatan antara Rose the Hat melawan Abra atau Dan, namun caranya mendapatkan pengaruh untuk menjalankan ambisinya. Secara keseluruhan, Rebecca Ferguson dengan baik menjadi antagonis yang membuat penonton menjadi geram.

 

Baca Juga: Sebelum Tayang, Kenalan Dulu dengan Pemeran Film Horor Doctor Sleep

Baca Juga: Jadi Bagian Kengerian The Shining, Ini Fakta Film Doctor Sleep

 

Doctor Sleep dan The Shining

Review Film: Doctor Sleep, Suara Kematian Penahan Sakit, Meredam Jerit

Sekali lagi, BookMyShow sempat ragu dengan film Doctor Sleep bakalan punya alur cerita yang berantakan. Apalagi, belum tentu bisa diterima semua penonton. Hal ini penting mengingat rentang waktu antara film Doctor Sleep sebagai sekuel dari The Shining terlalu jauh.

Bentuk “kegilaan” di film The Shining pun belum tentu akan terulang di film Doctor Sleep. Namun, semuanya berjalan-jalan lancar saja ketika sudah seperempat bagian akhir film. Hubungan antara satu karakter di film Doctor Sleep menjelaskan semuanya. Plus, menawarkan sesuatu yang mengajak penonton The Shining bernostalgia.

BookMyShow sudah sebutkan dalam fakta-fakta film Doctor Sleep kemarin. Salah satu bagian pentingnya adalah set hotel Overlook yang dibangun kembali. Sisanya, kamu sendiri yang akan menyajikan bagaimana Hotel Overlook menjadi kunci akhir dari film Doctor Sleep.

Alasan kenapa Dan menjadi pecandu alkohol dan beban berat apa yang disandangnya setelah peristiwa gila yang terjadi padanya sejak ia masih kecil.  Alasan-alasan lainnya yang akan memutar pandangan mata kamu di hampir tiga per empat awal film.

Tayang dan rilis tanggal 6 November 2019, cek jadwal nonton film Doctor Sleep di situs atau aplikasi BookMyShow yang tersedia gratis bagi pengguna Android dan iOS. Jangan lupa tulisan ulasan atau review Doctor Sleep versi kamu di BookMyShow.