Review Film Bebas: Melayangkan Nostalgia, Merindu Masa Remaja

Persahabatan di masa sekolah memang tidak ada duanya. Hal-hal menyenangkan, sedih, canda-tawa semuanya jadi satu paket komplit. Tidak ada mesin dan ruang waktu yang bisa mengembalikan semua itu. Miles Films lewat sutradara Riri Riza dan Produser Mira Lesmana kini melakukannya di film berjudul Bebas.

Diadaptasi dari salah satu film laris Korea, berikut ulasan atau review film Bebas yang tayang di bioskop, 23 Oktober 2019.

Selalu ada yang baru dan selalu ada yang lama. Kehidupan Vina (Maizura), sebagai seorang remaja putri yang baru pindah sekolah membuatnya terkenang dengan masa-masa menyenangkan di Sumedang. Sebuah tempat yang jauh dari keriuhan ibukota, tempat ia bersekolah kini.

Polos lugu menggemaskan adalah gaya Vina. Maklum, datang dari sebuah tempat yang tidak familiar menuju tempat baru pasti akan penuh dengan kontradiksi. Tak ada geng-gengan. Tak ada nongkrong di pusat perbelanjaan dan lain-lain.

Namun, di sini, Vina mulai menemukan hal-hal baru. Bermula, terus dirundung sebagai gadis polos dan lugu, Vina kemudian bertemu dengan Kris (Sheryl Sheinafia), yang tak sepolos Vina. Namun, kerap dirundung teman-teman sekolahnya.

Ah, bukan hanya Kris. Masih ada Suci (Lutesha), yang tampil bak idola sekolah. Selalu dipuja, dipetrus, begitu istilah masa kini.  Geng Bebas juga punya Jojo (Baskara Mahendra) yang kalau ngomong selalu seblak. Lidahnya tajam. Tak ada yang tak nyelekit kalau Jojo sudah ngomong. Jessica dengan segala gayanya yang memang sesuai dengan remaja di masa itu, dan satu lagi, Gina (Zulfa Maharani) yang super-super jutek.

Pertemuan antara Vina dan teman-teman barunya memang terkesan klise dan receh. Namun, dari sinilah semuanya dimulai. Perjalanan cerita cinta dan persahabatan. Sebuah kisah nostalgia yang selama ini tersimpan dan dipendam saja. Dibiarkan senyap.

Sampai pada akhirnya, mereka bertemu lagi. Bukan hanya sekadar nostalgia, namun mengurai kisah-kisah klasik yang sebelumnya terbenam. Sekali lagi, tayang di bioskop mulai tanggal 3 Oktober 2019 di seluruh bioskop Indonesia, cek jadwal segera di BookMyShow.

Karakter Kuat, Khas Mirles

film-bebas-mengulang-waktu-mengisahkan-rasa

Apa yang paling menyenangkan dalam setiap film yang digarap oleh Mirles? Karakter yang begitu kuat. Sedikit kembali ke masa lalu, karakter para remaja yang mengisahkan cinta dan persahabatan, bolehlah melihat kembali film Ada Apa dengan Cinta baik yang pertama dan yang kedua.

Karakter Cinta dan Rangga saja misalnya. Begitu sangat-sangat kuat dan menggambarkan bagaimana kehidupan remaja di masa lalu. Pun, tak kalah apiknya, karakter keduanya tampil baik ketika diceritakan sudah dewasa.

Lalu bagaimana dengan film Bebas? Ini yang kembali menjadi kekuatan filmnya. Tak hanya sekadar mengusung cerita film adaptasi dari Korea, namun, kekuatan karakter ini yang menjadi kunci di sepanjang film.

Nama-nama seperti Sheryl Sheinafia, Maizura, Agatha Pricilla, Lutesha, Zulfa Maharani, Baskara Mahendra mungkin belum terlalu familiar. Namun, inilah tangan dingin dari Mirles yang mampu menciptakan karakter kuat pada nama-nama pemeran film Bebas yang masih muda.

Sementara itu, Marsha Timothy, Susan Bachtiar, Indi Barends, Widi Mulia adalah nama-nama yang mulai beken di era ‘90-an. Kini ibaratnya, mereka sudah jadi emak-emak. Namun, lagi-lagi para senior ini mampu memainkan peran Vina, Kris, Jessica, Suci dan Gina yang sudah dewasa juga dengan sangat baik. Belum terlupa tentunya, ada Baim Wong yang berperan sebagai Jojo yang sudah dewasa juga cukup baik di film ini.

Beberapa bagian film ini  terasa canggung. Namun, tertutup karena plot ceritanya juga disajkan dengan baik, dua cerita dengan timeline yang berbeda mampu tertata dengan baik. Hampir semua pemain-pemainnya tampil dengan sangat baik. Sedikit tambahan, karkaterisasi masing-masing pemeran Vina, Kris, Jessica, Suci dan Gina yang masih remaja pun disesuaikan dengan fakta dari kehidupan nyata.

Maizura misalnya. Ia memang pendatang di kota Jakarta. Maklum Maizura adalah remaja yang datang dari Makassar dan pindah ke Jakarta. Sementara itu, masih ada Agatha Pricilia yang selalu heboh sendiri. Sisanya, siap-siap larut dalam nostalgia dan kamu bisa mengeluarkan celetukan “eh, gue dulu kayak gini.”

Nostalgia Masa Sekolah

review-film-bebas-melayangkan-nostalgia-merindu-masa-remaja
Sumber: Miles

Tak ada ceriwisan di media sosial Twitter. Tak ada aksi panjat sosial atau pake quote-quote bijak yang kemudian di posting lewat Instagram. Masa sekolah di era ’90-an memang tak ada yang begini. Kongkow adalah senjata utama untuk update informasi terbaru atau mengkritik hal-hal yang sudah mulai merusak tatanan sosial. Memicu konflik atau menambah teman. Lepaskan, dan bebas. Gagasan ini dituangkan dengan baik oleh Mirles melalui Bebas.

Gambaran ini dialihkan di dalam film Bebas yang menggambarkan masa sekolah di tahun ‘90-an. Menonton film ini akan membawa kita bagaimana percakapan atau perdebatan yang saling bertatap muka merupakan cara terbaik untuk mengerti dan saling memahami di antara begitu banyaknya perbedaan yang terjadi.

Geng Bebas melakukannya itu. Jangan bohong kalau kamu yang bersekolah di masa-masa itu tidak mengakui semua ini. Melalui film ini kamu akan digiring dengan masa-masa nostalgia dimana kamu bisa berkomunikasi, gelisah, saling curhat atau berseteru tanpa komunikasi perangkat gawai.

Momentum yang tidak hanya sekadar membawa historia masa lalu. Masa-masa sekolah di SMA adalah tentang bagaimana memahami tentang cinta monyet, atau berseteru dengan kelompok yang tidak kita suka. Geng Bebas adalah cara mereka mengajak penonton bernostalgia dalam senyap. Haru dan rindu menjadi satu. Mungkin, setelah ini kamu akan kembali membuka laman Facebook dan mencari teman-teman di masa sekolah. Atau, membuka kembali grup WhatsApp yang berisikan teman-teman di masa sekolah dan mengetikkan “Kuy”.

Indonesia Banget

review-film-bebas-melayangkan-nostalgia-merindu-masa-remaja
Sumber: Miles

Adaptasi dari film Korea berjudul Suny, Bebas punya gayanya sendiri. Selain kekuatan karakter yang dimainkan dengan apik oleh masing-masing pemeran, film ini mencoba mengenyampingkan kekuatan film-film Korea. Suasana yang Indonesia banget dihidupkan di film ini.

Kehidupan para remaja di masa lalu memang hanya bisa diceritakan dikala reunian. Namun, di film ini visualisasi bagaimana kehidupan remaja Indonesia di masa itu mampu diciptakan dengan sangat baik. Hal-hal detil seperti kepolosan, cuek, kegilaan, dan benar-benar bebas, sebebas-bebasnya.

Ok. BookMyShow sudah tidak bisa melepaskan bagaiaman rasanya bebas di masa itu. Bayangkan saja, kamu mendengarkan lagu-lagu Andre Hehanusa, Iwa.K  Dewa 19. Plus, beberapa lagu-lagu hits lainnya yang akan membuat kamu memang benar-benar hidup dalam momentum masa lalu. Tren mode pada remaja di era ’90-an? Jauh lebih edgy dan artsy daripada yang sekadar kamu lihat di foto-foto Instagram masa kini?

Sudah. Cukup. Kamu tidak akan bebas jika BookMyShow ceritakan semuanya. Temukan semuanya di bioskop. Sekali lagi, film ini tayang di bioskop mulai tanggal 3 Oktober 2019 di bioskop. Cek jadwal dan pembelian tiketnya di situs atau aplikasi BookMyShow yang tersedia gratis bagi pengguna Android dan iOS.

Jangan lupa tulis ulasan atau review film Bebas kamu di BookMyShow.