Review Film: Alpha, Kisah Persahabatan Haru di Zaman Prasejarah

Kapan kalian terakhir menonton film survival? Di bulan September ini, Sony Pictures membawa film bertemakan petualangan dan survival berjudul Alpha. Disutradarai oleh Albert Hughes, film Alpha ini dibintangi oleh Kodi Smit-mcphee, Jhannes Haukur Johannesson dan  Leonor Varela.

Mungkin kamu terpukau dan pilu menonton Sandra Bullock mencoba bertahan hidup di luar angkasa lewat film Gravity (2013), dan takjub dan haru melihat Pi berjuang hidup di tengah laut antah-berantah bersama seekor harimau lewat film Life of Pi (2012). Nah film Alpha menawarkan sesuatu yang berbeda, film survival ini zaman pra-sejarah

20.000 tahun yang lalu di akhir jaman es, Keda (Kodi Smit-McPhee) gagal melakukan perburuan pertamanya dengan kelompok sukunya, dirinya jatuh dari jurang dan terluka. Keda yang dianggap telah mati ditinggalkan kelompoknya, dan harus bertahan hidup sendirian di padang gurun.

Keda lalu diserang sekelompok serigala, ia pun melawan dan memanjat pohon mati. Seekor serigala yang tertinggal dari kawanannya pun terluka oleh Keda, namun ia tak tega harus membunuhnya. Keda akhirnya merawat serigala tersebut dan memanggilnya Alpha.

Mereka menjadi pasangan yang saling bergantung menghadapi berbagai bahaya dan rintangan hingga menemukan jalan pulang sebelum musim dingin yang mematikan tiba.

Alpha Sajikan Kisah Persahabatan Menyentuh Hati

Sudah lama rasanya tidak melihat kisah persahabatan manusia dengan hewan di layar lebar. Lewat film Alpha kamu bisa melihat petualangan dan persahabatan tak terduga dari Keda dan Alpha. Pemeran Kodi Smit-McPhee berhasil memerankan sosok remaja  yang masih ragu dengan pemburuan pertamanya, terlebih ia juga terbebani sebagai anak kepala suku.

Jalan cerita sederhana membuat kita asyik menonton setiap petualangan. Mulai dari pemburuan bison, Keda berjuang bertahan hidup saat ditinggal kelompoknya hingga Keda dan Alpha bekerja sama untuk mencari makanan dan bertualangan mencari jalan pulang.  

“He leads with his heart, not his spear” ucap ibu Keda saat harus melepas anaknya untuk berburu bersama sang ayah. Film Alpha pun semakin semakin emosional karena membawa hubungan ayah dan anak lelakinya.

Persahabatan Keda dan Alpha sesungguhnya menyentuh hati. Alpha yang merupakan seekor serigala yang liar bisa menjadi jinak dan bersahabat dengan Keda. Teringat film-film persahabatan manusia dengan hewan, namun kali ini mereka dari zaman prasejarah dan harus sama-sama bertahan hidup.

Sinematografi Yang Ciamik Dari Awal Hingga Akhir

Salah satu keunggulan film Alpha juga terlihat dari sinematografinya. Beragam pemandangan di zaman prasejarah akan memanjakan mata kita. Film ini mengambil lokasi syuting di dekat East Coulee, Alberta, Canada.  Mulai dari eksplorasi setiap wilayah yang dilalui Keda hingga penampakan bergantinya musim akan membuatmu terngaga.

Scene yang paling memukau menurut saya yaitu adegan slow-motion Keda yang terhempas oleh bison. Kemudian saat Keda tenggelam di danau beku dan Alpha mencoba menolong, kemudian ditampilkan jarak jauh antara Keda yang di air dan Alpha melompat di atas danau yang beku.  Tepuk tangan untuk Martin Gschlacht sebagi sinematografi film Alpha.  

Film Alpha berhasil memberikan kisah persahabatan yang menyentuh hati. Petualangan antara manusia dan hewan semakin seru ditonton dengan sinematografi yang ciamik. Alpha tayang di bioskop 21 September 2018. Pesan tiket nonton online kamu di BookMyShow Indonesia.

sinopsis-film-alpha-kisah-petualangan-manusia-dari-peradaban-masa-lalu

Baca juga:

Sinopsis Film Alpha, Kisah Petualangan Manusia dari Peradaban Masa Lalu

Review Film: Belajar Kesetiaan Hewan Lewat Film A Dog’s Purpose

 

One thought on “Review Film: Alpha, Kisah Persahabatan Haru di Zaman Prasejarah

Comments are closed.