Karina Salim Harap Produksi Film Indonesia Tidak Berkualitas Dihentikan

Pada 31 Maret 2016, rilis lagi film Indonesia hasil garapan rumah produksi StarVision Plus berjudul Raksasa Dari Jogja. Film ini diadaptasi dari novel berjudul sama yang ditulis oleh novelis Dwitasari.

BookMyShow Indonesia berkesempatan untuk mewawancarai aktris pemeran utama film karya Monty Tiwa, Karina Salim saat acara nonton bersama dengan penggemar di 21 Daan Mogot.

Ceritain dong karakter Bian yang kamu peranin di film Raksasa Dari Jogja?

Jadi, aku berperan sebagai Bian, remaja berumur 18 tahun. Dia itu mempunyai bapak yang melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap ibunya. Jadi, Bian itu sudah melihat proses KDRT itu dari umur yang sangat kecil. Dia somehow sewaktu SMP-SMA itu sudah depresi. Sebagai anak muda tuh dia sudah cenderung depresi gitu lah. Karena dihantam bertubi-tubi masalah akhirnya dia memutuskan untuk pergi aja ke Jogja. Itu pun sebenarnya diusir sama bapaknya karena Bian dipaksa untuk masuk Universitas Indonesia (UI) tapi Bian ini tidak mau.

Kenapa dipaksa masuk UI? Karena bapaknya Bian yang diperankan oleh Ray Sahetapy adalah tokoh masyarakat alias politisi. Jadi, sebenarnya cerita ini gak se-shallow cinta-cintaan tapi juga ada menyindir keadaan sekarang. Bapaknya ini, udah koruptor, KDRT, jadi dia tuh harus pasang pencitraan di luar yang seakan-akan kuat padahal di baliknya tuh hancur banget keluarganya Bian. Pada saat dia pindah ke Jogja, disitulah dia ketemu sama sosok Gabriel yang di mana akhirnya Bian tahu kalau ternyata tiba-tiba memang ada jeleknya juga si Gabriel ini. Dia kasar dan segala macam. Akhirnya, intinya tuh bagaimana seorang perempuan setelah disakiti berkali-kali bisa memaafkan atau tidak.

Terus akhirnya Bian kuliah di mana?

Bian kuliah di UNY (Universitas Negeri Yogyakarta).

karina-salimApa tantangan bermain di film ini?

Tantangan buat aku itu ada pada karakter itu sendiri, aku beda banget sama Bian. Aku lebih cheerful, Bian ini kan introvert, terus dia murung, dark, pokoknya banyak menyimpan pain lah. Jadi, tugas aku bagaimana memerankan karakter Bian tuh dari gerak-geriknya, dari senyumnya tuh tetap menyinarkan pain di matanya. Jadi, aku juga belajar dari observasi sama salah satu teman aku yang memang korban KDRT juga. Karena beda nih KDRT yang dia ngeliat bapaknya kasar dari kecil atau udah yang udah dewasa tuh ternyata beda.

Berapa lama observasinya?

Karena itu teman deket aku, jadi gak lama sih, seminggu. Ya cuman aku menggodok apa sih yang dia rasain dari kecil dan memang ketika dia lagi di jalan gitu ada orang digebukin, dia tuh nangis, sakit, teriak, gitu-gitu, ya karena dia sudah lihat dari kecil gitu.

Momen yang paling disuka selama syuting film Raksasa Dari Jogja?

Sebenarnya semuanya menyenangkan. Menyenangkan karena sutradaranya Pak Monty Tiwa, dia seru banget! Salah satu sutradara yang paling seru untuk diajak kerja sama. Jadi, semuanya seru sih.

Gak ada yang paling berkesan gitu?

Apa ya..Sama Mas Dwi Sasono kali ya..Dia seru banget mengajarkan aku banyak hal juga.

Karina kan multi talenta nih. Sudah jadi pebalet, penyanyi, model, dan pemain film. Gak mau fokus ke satu profesi atau hobi aja?

Enggak sih, aku pikir selagi masih muda toh memang semua bisa aku jalani. Ada pintunya juga, ada yang kasih jalan kenapa gak aku jalanin. Sebenarnya sih kalo memang ada tawarannya sih aku jalanin aja.

Dari balet, nyanyi, modeling, dan akting, paling suka yang mana?

Paling suka akting.

Kemarin kan Hari Film Nasional nih, harapan untuk film Indonesia?

Harapannya, produser-produser besar yang suka bikin film tidak berkualitas semoga segera bungkam saja. Semoga segera berhenti bikin film. Semoga penonton film Indonesia makin banyak, karena sebesar apapun yang kita produksi kalau penontonnya gak ada ya sama saja. Jadi, kita butuh kerja sama untuk masyarakat menghargai film Indonesia…yang berkualitas tapi hehe.

Film tidak berkualitas apa tuh contohnya?

Aku gak mau nyebut judul, gak mungkin juga ya hehe. Tapi, pasti banyak sekali dan aku yakin untuk masyarakat yang cerdas tahu mana sih film Indonesia yang benar mana yang tidak.

 

Makin penasaran dengan film terbaru Karina Salim? Simak trailer Raksasa dari Jogja di bawah ini:

Leave a comment