Semakin banyak pengembangan cerita sebuah film horor, pastinya semakin banyak pula film-film yang berkualitas. Salah satunya adalah film dengan sub-genre slow burn.  Genre ini merupakan sebuah film dengan kekuatan cerita yang mencekam.

Ditambah lagi, film horor yang satu ini punya karakter-karakter yang benar-benar pas diperankan oleh aktor dan aktris. Apalagi, jika sudah ditambah pengambilan angle kamera dan scoring yang khas, maka bisa dikategorikan, film tersebut memiliki sub-genre slow burn.

Uniknya, film ini bahkan tidak menggunakan kekuatan jumpscare seperti penampakan setan yang datang tiba-tiba dari belakang.

Terakhir, film Hereditary memang terlihat mewakili film horor dengan sub-genre slow burn. Namun, sebelum Hereditary tayang beberapa waktu yang lalu di bioskop, ternyata ada enam film lain yang mewakili sub-genre slow burn.

BookMyShow akan merangkum, enam film horor bergenre slob burn dan dipastikan akan membuat kamu getir membayangkan ceritanya.

Baca Juga: 6 Film Horor Ini Mengisahkan Tentang Misteri Urban Legend

1. The Shining

Film pertama berjudul The Shining. Sutradaranya adalah Stanley Kubrick yang mampu mengadaptasi novel karya Stephen King jadi lebih mengerikan.

Di film ini kamu akan dibuat mengantuk di awal, namun, semakin dalam ketegangan pun akan terasa. Apalagi saat itu karakter utamanya diperankan oleh Jack Nicholson yang punya masalah tentang kondisi mental dan emosional.

Pelan-pelan Stanley Kubrick mengarahkan filmnya dengan ketegangan yang intens dari pertengahan hingga akhir film, sehingga mencapai klimaksnya.

Tidak percaya? Coba deh nonton ulang film ini.

2. Session 9

Film berikutnya berjudul Session 9. Mengisahkan lima orang petugas kebersihan yang harus menata kembali sebuah rumah sakit jiwa yang sudah lama ditinggalkan oleh pasien dan pemilknya.

Sutradaranya adalah Brad Anderson yang mampu meramu sebuah rumah sakit tua dengan sinematografi dan suasana yang mencekam. Suasana yang membuat lima petugas kebersihan tersebut berada di alam ketakutan sehingga bangunan tua yang sebenarnya sudah mati, terasa bangkit dari kuburnya.

3. The Blair With Project

Mengolah sebuah kisah “urban legend” menjadi film horor yang apik bisa dilakukan seperti halnya mengulas kisah The Blair Witch Project.

Film ini menceritakan tiga mahasiswa yang sedang membuat sebuah film tentang legenda atau mitos dalam masyarakat. Legenda ini disebut The Blair Witch. Sialnya, tiga mahasiswa tersebut menghilang begitu saja. Namun rekaman mereka ditemukan dan menjelaskan tentang The Blair Witch. 

Film The Blair Witch berhasil memanfaatkan cerita tentang mitos dan teror mengerikan di sebuah hutan dan digabungkan dengan teknik pembuatan film melalui sebuah gerakan kamera.

Sebuah film yang mendapatkan banyak simpati dari para kritikus film tersebut.

4. The Babadok

Mr. Babadok, tokoh yang tidak kalah mengerikan di film The Babadook. Sebuah cerita tentang seorang wanita dan anaknya yang merasa diteror dengan sosok monster. Sutradara Jennifer Kent berhasil mengobok-obok pikiran penonton dengna penampilan depresi seorang ibu sehingga menyalurkan energi tersebut kepada penontonnya.

Sebuah film horor slow burn yang memang benar-benar menusuk pikiran penonton ketika telah selesia menyaksikann di bioskop pada saat itu.

5. It Follows

Kalau yang satu ini, tentang ketakutan yang tidak diketahui atau selama ini dianggap sepele. Film ini mengisahkan tentang Jay (Maika Monroe), seorang mahasiswi yang merasa dihantui oleh sesosok makhluk setelah melakukan hubungan seks tanpa kondom.

Jay yang awalnya tidak tahu dan tidak peduli, lama-lama mulai merasakan ada sesuatu hal yang aneh. Sesosok yang secara makna merupakan sebuah kekuatan supranatural terus menghantuinya.

Belum lagi, sebuah kutukan yang harus dipatahkannya. Kutukan yang harus melibatkanya kegiatan seksuall dengan orang lain.

Penulis naskah sekaligus sutradara David Robert Mitchell berhasil menceritakan semua itu, melalui komposisi musik scoring  yang benar-benar menakutkan meskipun ceritanya dianggap terlalu sederhana.

6. The Witch

Terakhir, film horor slow burn yang mengisahkan cerita di abad ke-17. Film tentang keluarga yang merasa di teror oleh sebuah kejahatan di tengah hutan.  Robert Eggers, sang sutradara berhasil mengemas film ini menguras isi hati penontonnya.

Atmosfer hutan yang terkesan “ndeso” dan mengerikan juga berhasil dibangun melalui sebuah set yang apik. Penonton “dipaksa” hingga akhir menonton The Witch karena membutuhkan kesabaran untuk mencapai klimaks agar mendapatkan suasana horor yang benar-benar terasa getir.

Bahkan, hingga akhir, film suasana kengerian yang disampaikan film ini benar-benar menyentuh puncak ubun-ubun para penontonnya.