Siapa bilang kalau film box office hanyalah film dengan budget besar dan special effects yang meriah? Kali ini BookMyShow akan membahas beberapa film drama bermodalkan budget yang sangat minim. Tanpa special effects, tanpa CGI, hanya bermodalkan kreatifitas saja. Namun dapat menembus box office dan meraup keuntungan besar. Apa saja filmnya? Simak daftarnya di bawah ini.

The Breakfast Club (1985)

Source: IMDB

Film ini menceritakan tentang lima siswa SMA yang dikurung di gedung sekolah sebagai hukuman karena mereka melanggar aturan. Kepribadian mereka sangat berbeda satu sama lain. Muncul sebutan untuk setiap anak yaitu “The Criminal”, “The Princess”, “The Athlete”, “The Brain”, dan “The Basket Case”. Siapa sangka perbedaan yang ada justru membuat mereka menjadi kelompok pertemanan yang akrab.

Sebagai salah satu film drama remaja yang berpengaruh pada masanya, The Breakfast Club difilmkan dengan anggaran yang minim. Namun, hal tersebut tidak menjadi penghalang mereka memasuki box office dan mendapatkan rating 7.9 di IMDb. Disutradarai oleh John Hughes, film ini hanya bermodalkan budget sebesar $ 1 juta dan mendapat keuntungan sebesar $ 51 juta.

My Left Foot: The Story of Christy Brown (1989)

Source: IMDB

Menceritakan tentang seorang laki-laki yang terkena cerebral palsy, gangguan gerakan tubuh yang disebabkan oleh kelumpuhan otak. Dengan bantuan kaki kirinya yang tidak terkena penyakit ini, ia tidak membiarkan hidupnya rusak begitu saja dengan menjadi penulis dan pelukis.

My Left Foot: The Story of Christy Brown adalah sebuah film drama biografi asal Irlandia yang ditulis dan disutradarai oleh Jim Sheridan. Dengan hanya bermodalkan budget $ 700 ribu, film ini dapat tembus Box Office dengan keuntungan mencapai $ 14 juta dan mendapatkan rating 7.9 di IMDb.

Para pemerannya, Daniel Day-Lewis dan Brenda Fricker, masing-masing memenangkan Aktor Terbaik dan Aktris Pendukung Terbaik untuk ajang Academy Awards atau Piala Oscar. Film ini juga mendapatkan nominasi di tiga penghargaan lain Piala Oscar di antaranya Skenario Adaptasi Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Film Terbaik.

Welcome to the Dollhouse (1995)

Source: IMDB

Film ini menceritakan tentang seorang gadis remaja bernama Dawn Wiener. Ia memiliki teman-teman yang selalu mengoloknya, guru yang selalu menekannya, dan keluarga yang tidak pernah mendukungnya dalam hal apa pun. Efeknya sangat besar dan mempengaruhi penilaian tentang dirinya sendiri sampai ia dewasa.

Dengan bermodalkan budget sebesar $ 800 ribu, film yang disutradarai oleh Todd Solondz ini berhasil masuk box office dan meraup keuntungan sebesar $ 4 juta. Sebagai film indie, Welcome to the Dollhouse berhasil memenangkan Grand Jury Prize pada Sundance Film Festival tahun 1996, serta mendapatkan rating 7.5 di IMDb.

Napoleon Dynamite (2004)

Source: IMDB

Menceritakan tentang seorang remaja bernama Napoleon yang membantu temannya, Pedro, memenangkan pemilihan sekolah. Dua orang yang dikucilkan di sekolah ini harus bersaing dengan calon yang lebih populer dan dikenal teman-teman sekolahnya.

Film komedi Amerika yang disutradarai oleh Jared Hess ini hanya bermodalkan budget sebesar $ 400 ribu. Namun, film ini mendapatkan keuntungan yang sangat besar yaitu sebesar $ 46 juta. Keuntungan yang jarang terjadi pada genre komedi ini berhasil membuat Napoleon Dynamite menembus box office pada masanya.

Half Nelson (2006)

Source: IMDB

Dan Dunne adalah seorang guru muda yang digemari murid-muridnya karena berbakat dan karismatik. Dunne juga menjadi guru favorit karena memiliki cara mengajar yang berbeda dari guru lainnya. Hingga akhirnya, salah satu muridnya memergoki Dunne yang ternyata adalah pecandu narkoba.

Dengan bermodalkan budget sebesar $ 700 ribu, Half Nelson dapat menembus box office dan meraup keuntungan sebesar $ 4 juta. Ryan Gosling sebagai pemeran Dan Dunne medapatkan nominasi Piala Oscar kategori Aktor Terbaik dari film ini. Disutradarai oleh Ryan Fleck, film ini juga mendapatkan sejumlah penghargaan lain dari ajang perfilman lokal pada masanya.

Wendy and Lucy (2008)

Source: IMDB

Karena ingin mengubah hidupnya, seorang wanita bernama Wendy melakukan perjalanan panjang ke Alaska dengan anjingnya, Lucy. Karena suatu hal, Wendy harus kehilangan anjingnya itu. Setelah beberapa lama mencari, Lucy ternyata ditemukan sudah tinggal bersama pemiliknya yang baru.

Film indie yang disutradarai oleh Kelly Reichardt ini berhasil menembus box office pada masanya. Dibuat hanya dengan bermodalkan budget sebesar $ 300 ribu, Wendy and Lucy berhasil meraup keutungan sebesar $ 1,4 juta.