Sejarah Film Nasional Yang Wajib Diketahui

Melirik lagi ke belakang, jika kita berbicara tentang sejarah film di Indonesia dimulai hingga perkembangan yang pesat saat ini,  mungkin akan menghabiskan waktu lama. Indonesia telah mengenal film sejak masa penjajahan Belanda di sekitar tahun 1900. Kala itu mulai bermunculan film-film yang diproduksi di Indonesia. Bukan diproduksi oleh Indonesia, karena orang-orang di balik pembuatan film tersebut bukan anak bangsa.

Lahirnya film pertama produksi pribumi

Nah, selepas itu, di tahun 1950 dibentuklah sebuah perusahaan produksi film pertama di Indonesia yang benar-benar milik pribumi yang dinamakan Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini). Film pertama yang diproduksi oleh perusahaan produksi film pertama Indonesia ini adalah Darah dan Doa (1950) atau The Long March karya sutradara Usmar Ismail. Syuting film ini dimulai pada 30 Maret 1950 yang lalu hari tersebut sangat bersejarah dan hari besar bagi Indonesia sehingga dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 Presiden B.J. Habibie menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Film Nasional dan Usmar Ismail lalu dikenal sebagai Bapak Perfilman Indonesia.

 

Berdirinya bioskop Metropole

Di tahun berikutnya tahun 1951, hadirlah Metropole yaitu sebuah bioskop yang paling besar dan megah di kala itu. Pada tahun itu, bioskop mulai berjumlah pesat meski kebanyakan masih dimiliki oleh orang non pribumi.

 

Krisis finansial

Tahun 1954 hingga 1955, Perfini mengalami krisis finansial di mana film arahan Usmar Ismail lainnya berjudul Krisis (1953) tak mampu menutup utang bank meski pun sukses secara komersil. Lalu muncullah ide untuk mendirikan Persatuan Perusahaan Film Nasional (PPFN) yang dipelopori oleh Usmar Ismail dan Djamaludin Malik lalu juga menjadi anggota Federation of Motion Picture Producers in Asia (FPA).

 

Penyelenggaraan Festival Film Indonesia perdana

Pada tahun 1955, diselenggarakanlah ajang penghargaan tertinggi dunia perfilman Indonesia yaitu Festival Film Indonesia (FFI). Ajang ini kemudian diadakan lagi di tahun 1960 dan 1967 dengan nama Pekan Apresiasi Film Nasional. Setelah itu diadakan secara teratur mulai tahun 1973 memakai nama awal, Festival Film Indonesia. FFI ini sempat terhenti di tahun 1992 dikarenakan perfilman Indonesia mengalami mati suri. Pada tahun 2002 saat film Ada Apa Dengan Cinta? rilis dan disebut-sebut sebagai awal kebangkitan perfilman Indonesia dari mati suri beberapa tahun sebelumnya.

 

Era film erotis

Setiap genre film punya masa kejayaannya masing-masing. Sebut saja era 70-an yang banyak film-film dengan unsur erotisme di dalamnya karena saat itu ada desakan dari industri perfilman yang ditujukan kepada pemerintah agar sensor terhadap film Indonesia dilonggarkan layaknya film-film impor. Namun, di akhir tahun 1972 Badan Sensor Film kembali tegas terhadap unsur-unsur erotisme, seksual, dan kekerasan yang terkandung dalam film.

 

Era film komedi dan horor

Sementara di era 80-an, genre film yang berkuasa di Indonesia adalah komedi dengan film-film dari grup lawak Warkop DKI, Dono, Kasino, dan Indro. Selain komedi, genre yang populer di era ini adalah horor yang didominasi oleh wanita cantik Suzanna.

 

Ada Apa Dengan Cinta jadi titik tolak

Seperti yang telah disebutkan tadi, FFI sempat terhenti di era 90-an hingga 2000, karena minimnya jumlah produksi film Indonesia yang mungkin terpicu karena munculnya televisi swasta di akhir tahun 80-an. Namun, setelah itu hadir Jelangkung (2001) dan AADC? (2002) yang memicu kembali produksi film-film lokal. Kesuksesan film arahan Rudi Soedjarwo di tahun 2002 itu mulai memunculkan dilm-film drama romantic remaja lainnya seperti Eiffel I’m in Love (2003), Love in Perth (2010), Cinta Pertama (2006), dan Purple Love (2011).

Selain drama romantis, muncul juga banyak film bergenre horor yang mungkin ingin mengikuti jejak Jelangkung pada saat itu, tetapi memunculkan kembali erotisme seperti era 70-an.

 

Film Indonesia masa kini

Saat ini, perfilman Indonesia lebih berwarna lagi dengan beberapa film aksi walau pun nampaknya kini kejayaan film komedi akan mengambil kemudi perfilman Indonesia tahun ini dengan banyaknya pelaku Stand Up Comedy yang meramaikan box office Indonesia.

 

Baca juga:

Kisah di Balik Penetapan 30 Maret Jadi Hari Film Nasional

Ini Dia Film-film Indonesia Yang Pecahkan Rekor

Film Indonesia Terlaris Dalam 10 Tahun Terakhir

Leave a comment