Review Film Perburuan: Goresan Perjuangan Visualisasi Ide-ide Pram

Dari sekian banyak buku yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer, perburuan adalah salah satu yang punya daya tarik tersendiri. Dialog-dialog yang lama, pada akhirnya membuat para pembaca membutuhkan waktu untuk kemudian memahami setiap larik kata demi kata yang ditulis.

Dari novel, Perburuan kini akan segara tayang di bioskop dalam versi layar lebar. Mulai tayang 15 Agustus 2019 di bioskop, berikut ulasan atau review film Perburuan.

Hardo (Adipati Dolken) tak menyangka nasib buruk menghantui  dirinya. Maksud hati meneruskan perjuangan Supriyadi bersama pasukan PETA untuk melawan Jepang, Hardo justru tejebak dalam ketakutan yang diciptakan pikirannya sendiri. Setelah kalah, dan banyaknya kawan-kawannya yang tewas, Hardo memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya.

Namun, perjuanagan menuju ke kampung halamannya sungguh terasa berat, karena ia mengetahui sedang diburu oleh para pasukan Jepang. Tak hanya kabar, kepala Hardo pun harus jadi taruhan. Ditemukan tentara Jepang, artinya Hardo harus rela kehilangan nyawanya.

Untuk bisa menghilang, Hardo memutuskan menutup dirinya dari dunia luar. Bersembunyi di balik kegetiran yang ia rasakan. Namun menunjukkan rasa marah, sedih, frustasi, kecewa yang begitu dalam.

Lalu, apa pilihan Hardo selanjutnya? Keluar dari persembunyiannya hingga akhirnya ditangkap dan dibunuh tentara Jepang? Atau ia menemukan fakta-fakta mengejutkan dibalik perburuan tentara Jepang terhadap dirinya? Tak hanya tentang Hardo, film ini menyelipkan bagaimana pengkhianatan yang tak terduga hingga sentuhan drama.

Narasi yang Teatrikal

review-film-perburuan-goresan-perjuangan-visualisasi-ide-ide-pram

 

Tak mudah menterjemahkan 173 halaman buku Perburuan yang digarap dengan ‘serius’ oleh Pramoedya Ananta Tour ke dalam sebuah film. Terlebih lagi bukunya menampilkan dialog-dialog yang terbilang panjang. Seperti yang sudah BookMyShow sebutkan sebelumnya, dialog-dialog ini butuh waktu untuk dipahami, sehingga bukan tak mungkin pembaca akan kembali ke halaman sebelumnya untuk mengetahui maksud dari semua cerita yang dinarasikan Pram.

Namun, ketika Perburuan diadaptasi ke dalam film, semuanya terasa berat. Ingin rasanya membolak-balikkan layar bioskop untuk melihat kembali potongan-potongan adegan filmnya. Narasi-narasi yang dijalankan punya makna, bahkan terasa lebih ‘berat’.

Bisa dibilang film Perburuan lebih menempatkan subtansi ‘serius’ dalam memaparkan ceritanya. Tak hanya itu, berbagai gaya akting yang dimainkan pemerannya pun terasa seperti menonton drama pertunjukan di teater.

Dipadukan dengan dialog-dialog  yang panjang. Salah satunya adalah percakapan antara Hardo dan Ayahnya. Percakapan yang sebenarnya terlihat biasa-biasa kemudian menjadi terasa sangat beradrenalin, memainkan emosi penonton dengan intens.

Kalau sudah seperti ini, kamu bisa membayangkan bagaimana film ini butuh kesabaran, sesekali menghela nafas untuk menyelesaikan satu bagian adegannya. Untungnya, hampir semua pemain tampil maksimal.

Jika dikaitkan dengan kategory “cool” Adipati Dolken mampu membawakan perannya dengan baik. Semua ekspresi kegelisahan dari seorang tentara yang frustasi dan hidupnya carut-marut berhasil dimainkan dengan baik. Tak hanya Adipati hampir semua pemeran yang terlibat seperti Ayushita, Ernest Samudera cukup berhasil menghidupkan filmnya.

Tone Klasik, dari Masa lalu

review-film-perburuan-goresan-perjuangan-visualisasi-ide-ide-pram

Tone yang digunakan di film ini pun terasa asik. Serasa menggunakan kamera film yang sekarang kembali populer di kalangan anak muda. Gradasi warna seperti benar-benar menghidupkan suasana di masa lalu. Apalagi, pengambilan gambar film ini dilakukan di Yogyakarta. Untuk yang satu ini, film Perburuan berada di tempat yang tepat.

Namun, tak semuanya berjalan dengan mulus. Karena diolah dengan gaya teatrikal dan narasi yang memiliki energi yang sama dengan bukunya, beberapa potongan adegan terasa seperti kaku. Maklum hampir semua dialognya menggunakan struktur bahasa sastra.

Secara keseluruhan, film Perburuan merupakan bagian dari tuangan ide-ide yang ada di kepala Pram ke dalam sebuah layar lebar.

Tayang di bioskop mulai tanggal 15 Agustus 2019 di bioskop, kamu bisa beli tiket nonton film Perburuan di situs atau aplikasi BookMyShow yang tersedia gratis bagi pengguna Android dan iOS.