Review Film: Scarlett Johansson Tampil Garang di Remake Anime Ghost in the Shell

“My name is Major, and I give my consent.” Kalimat ikonik ini mengingatkan kita pada karakter Major yang diperankan oleh Scarlett Johansson di film Ghost in the Shell. Film live-action ini adalah remake dari versi anime-nya yang sudah lebih dahulu rilis tahun 1995 dengan judul yang sama. Pada versi kali ini yang bertindak sebagai sutradara adalah Rupert Sanders, orang di balik kesuksesan film Snow White and the Huntsman (2012). Ghost in the Shell menunjuk aktris cantik, Scarlett Johansson sebagai pemeran Major Motoko Kusanagi yang berubah nama menjadi Major Mira Killian dalam versi live actionnya.

Major Mira Killian pada awalnya adalah manusia biasa yang mengalami kecelakaan sehingga Hanka Robotics berkesempatan menjadikannya eksperimen untuk membuatnya menjadi cyborg. Singkat cerita, Major bekerja sama dengan rekannya, Batou menjadi penjaga Section 9 yang bertanggung jawab pada Aramaki. Penyerangan di restoran Jepang membawa Major pada serangan teroris cyber-criminal bernama Kuze yang berniat untuk mencuri cairan Cerebral untuk membunuh para ilmuwan Hanka Robotics.

Petualangan Major berlanjut, berbekal petunjuk yang didapatkannya setelah melakukan deep dive pada robot Geisha saat penyerangan tempo lalu. Major bersama Batou dan timnya masuk ke sarang teroris Kuze untuk menyergapnya. Akhirnya Major dapat bertemu langsung dengan Kuze yang ternyata juga seorang cyborg. Pada saat itulah Major mengetahui tentang Ghost yang berada dalam dirinya dan berusaha mengungkap rahasia di balik kehidupannya saat masih menjadi manusia dan hubungannya dengan Hanka Robotics.

Batou dan pasukan Section 9 dalam film Ghost in the Shell produksi Paramount Pictures.

Ghost in the Shell menampilkan cerita yang mungkin tidak begitu jauh berbeda dari film anime pendahulunya. Dimulai dari perkenalan karakter Major sampai pada konflik yang berkaitan tentang Ghost di dalam dirinya. Namun, yang perlu diapresiasi adalah Rupert Sanders berhasil menyusun cerita secara rapi dengan twist menarik dan tetap mempertahankan keseruan sci-fi kehidupan di masa depan. Pemilihan Scarlett tergolong masih aman karena aktris tersebut masih memiliki aura karakter seorang wanita yang pemberani dan dingin.

Terlepas dari isu whitewashing dengan dipilihnya Scarlett Johansson untuk memerankan karakter cyborg wanita Jepang, Ghost in the Shell masih dapat dinikmati dari awal hingga akhir. Visual effects yang disuguhkan dapat memanjakan mata kita seolah masa depan memang akan menjadi nyata layaknya di film. Seakan kita bernostalgia dengan film-film sekelas trilogi The Matrix dan Blade Runner (1982).

Scarlett Johansson tampil seksi sebagai Major Mira Killian.

Scarlett Johansson tampil garang dengan kostum cyborg yang terlihat seksi. Kostum tersebut melekat pada tubuhnya sehingga ia terlihat seperti hampir bugil. Sedikit berbeda dengan karakter Major pada versi film anime yang sebenarnya lebih vulgar dan menyerupai manusia. Pada film versi live-action ini Major juga tidak memakai penutup mata seperti pada versi film anime-nya.

Film Ghost in the Shell berhasil menyuguhkan film science-fiction yang matang dalam proses bercerita dan teknis. Aksi Scarlett Johansson dapat dengan mudah mencuri perhatian penonton dari awal filmnya. Sayang untuk melewatkan film Ghost in the Shell  yang mulai tayang pada 29 Maret 2017 di bioskop Tanah Air, dua hari lebih awal dibanding di negara asalnya, Amerika Serikat. Yuk buruan pesan tiketnya di BookMyShow.

 

 

Penulis: Razny Mahardhika

 

 

Baca juga:

5 Perbedaan Film Ghost in the Shell Versi Anime dan Live Action

Selain Black Widow, Inilah 6 Peran Scarlett Johansson Paling Seksi