Review Film: DreadOut, Kengerian yang Melewati Batas

Mengabadikan segala kejadian unik yang ada di sekitarnya dengan ponsel pintar, merupakan ciri khas remaja saat ini. Hal itu juga dilakukan oleh Erik (Jefri Nichol), Jessica (Marsha Aruan), Beni (Muhammad Riza Irsyadillah), Dian (Suzana Sameh), dan Alex (Ciccio Manassero), sekelompok murid SMA yang nekat membahayakan diri mereka demi mengejar sebuah popularitas. Gambaran ceritanya akan diulas di review DreadOut ini.

Sekelompok remaja penuh rasa ingin tahu ini pergi ke sebuah apartemen kosong dan angker untuk mendapatkan konten viral. Mereka meminta bantuan Linda (Caitlin Halderman) yang mengenal penjaga apartemen agar mudah mendapat akses masuk ke dalamnya. Intro film pun disajikan dengan to the point dan tidak bertele-tele. Para penonton langsung mendapatkan aura menegangkan dari awal dimulainya film ini.

Menjelajahi ruangan-ruangan yang ada di apartemen kosong tersebut, remaja ini mendobrak sebuah ruangan misterius dengan garis polisi di depannya. Mereka menemukan sebuah perkamen kuno dan membacakannya. Sayangnya, aksi ini membuat murka para ‘penunggu’ dan membuka gerbang menuju neraka. Dari sini, adegan menegangkan tidak berhenti muncul hingga akhir film. Akan ada kejutan demi kejutan yang membangun ketegangan demi ketegangan. Penasaran seperti apa film DreadOut.

Horor Fantasi

review-film-dreadout-kengerian-yang-melewati-batas

DreadOut merupakan film adaptasi game pertama di Indonesia. Film adaptasi bukan berarti apa yang diceritakan di dalam game, akan ditampilkan di layar lebar secara utuh. Pada versi game, karakter utama yang bernama Linda diceritakan terdampar di sebuah kota tak berpenghuni bersama teman-teman sekolah dan ibu gurunya. Nah, jika kamu memainkan gamenya, bersama Linda kamu akan diajak menjelajahi kota yang mengerikan.

Salah satunya adalah karena di kota tersebut terdapat banyak roh jahat yang bersemayam di dalam tubuh-tubuh yang sudah mati. Satu-satunya cara untuk menghindari dari bahaya ini adalah dengan bantuan ponsel pintar milik Linda yang dapat memperlihatkan roh jahat atau hantu dan membantu kamu untuk bertahan hidup.

Namun, versi DreadOut dalam versi film menyuguhkan jalan cerita yang berbeda. Pada versi film, Linda bersama teman-temannya pergi ke sebuah apartemen kosong dan menjelajahi segala ruangan yang ada, termasuk ruangan terlarang yang di dalamnya terdapat gerbang menuju neraka. Walaupun jalan ceritanya berbeda, ponsel pintar Linda tetap menjadi salah satu senjata mematikan melawan para “penunggu” yang mengancam nyawa Linda kawan-kawannya.

Ada alasan kenapa adaptasi film ini tidak sama persis dengan versi game. Salah satunya adalah, ide cerita yang lebih fokus pada prekuel atau asal-usul dari gamenya. Benar saja, melalui filmnya karakter Linda diperkenalkan lebih dalam melalui film ini. Mulai dari asal-usul Linda, bagaimana ia memiliki kemampuan yang tidak dimiliki orang lain.

Bahkan karakter Beni yang tidak muncul di dalam game juga diceritakan melalui film ini. Menariknya, inilah salah satu twist yang ditawarkan oleh film DreadOut. Sayang, twist ini terkesan dipaksakan dan tidak klimaks.

Selain kengerian, film ini menyajikan visual berupa fantasi yang terkesan seperti menonton gamenya. Memang, tidak sepenuhnya, namun sosok misterius wanita berkebaya merah melayang-layang dan siap menghabisi Linda terlihat persis seperti gamenya. Bahkan, di satu scene terlihat bagaimana pengambilan kamera yang sangat menyerupai game.

Ciri Khas Kimo Stamboel

review-film-dreadout-kengerian-yang-melewati-batas

Ciri khas sutradara Kimo Stamboel yang pernah menggarap Rumah Dara cukup terlihat di film ini. Penonton tidak akan dikejutkan dengan jumpscare dan sosok seram para hantu yang muncul, namun dengan mimik muka yang terlihat mengerikan. Kimo juga mengekspresikan dirinya dengan beberapa adegan aksi yang menarik di beberapa scene.

Bahkan, Kimo juga menyelipkan beberapa unsur gore di dalam filmnmya. Belum cukup sampai di situ, Kimo juga menambahkan unsur komedi di film ini melalui dialog-dialog yang terlihat spontan. Meskipun begitu, untuk beberapa bagian, komedi di film ini terasa canggung. Memang, film DreadOut tidak ‘sebrutal’ karyanya yang terdahulu.

Ada beberapa catatan yang mungkin jadi perhatian untuk film DreadOut. Beberapa momen yang ditampilkan membuat film ini lebih mengarah ke cerita fantasi dibandingkan cerita horor. Namun secara keseluruhan, adegan-adegan menegangkan yang disajikan mampu menimbulkan kegelisahan buat kamu yang menontonnya. Film ini sangat cocok buat kamu yang ingin menguji adrenalin dan rasa penasaran.

Ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari film DreadOut. Bagi para remaja di luar sana, berhati-hatilah dalam mengambil langkah. Mengabadikan hal unik memang tidak dilarang, namun jangan sampai melewati batas wajar hanya untuk mengejar popularitas.

Kamu juga bisa punya ulasan atau review DreadOut versi kamu sendiri, lho! DreadOut tayang mulai tanggal 3 Januari 2019, pesan tiket bioskopnya di situs atau aplikasi BookMyShow yang tersedia gratis bagi pengguna Android dan iOS. Siap-siap mengikuti serunya petualangan Linda dan kawan-kawan, ya!