Review Film: A Star is Born, Candu dan Cinta dalam Curhatan Nada-nada

Kehidupan sebagai seorang bintang ternyata menyimpan masa-masa yang tidak menyenangkan. Begitu rapuh, begitu hancur, meskipun dari jepretan kamera, semuanya terlihat baik-baik saja. Gambaran ini yang akan kamu temukan di film terbaru Hollywood berjudul A Star is Born. Tayang mulai tanggal 19 Oktober 2018, seperti apa review A Star is Born? Berikut ulasannya.

Jack (Bradley Cooper) hidup dari panggung ke panggung demi menyalurkan bakat terpendamnya melantunkan nada-nada dan lirik-lirik yang diciptakannya. Sebagai seorang bintang, Jack memang selalu mampu memberikan yang terbaik kepada penggemarnya. Setiap pertunjukannya, selalu ramai ditonton oleh para penggemar.

Namun, pada satu sisi, Jack adalah sosok yang rapuh. Ia tidak pernah bisa berhenti dari kecanduan alkohol. Jerat yang tidak bisa dilepaskannya ketika ia masih punya kesempatan terbaik untuk berubah. Kakaknya Bobby ( Sam Elliott) pun tak mampu berbuat banyak. Sebagai sosok yang lebih dewasa, Bobby bahkan merasa ada yang hilang dari Jack.

Apalagi, bertambahnya usia, justru membuat Jack seperti semakin “lepas kendali”. Candunya dan cintanya kepada musik tidak pernah berhenti. Hanya saja, bukan gitar yang menjadi tandemnya dalam melepaskan hasrat. Ada hal yang lebih dari gitar, panggung dan penonton yang seharusnya bisa membuat Jack melepaskan hasratnya.

Namun, kedatangan Jack di sebuah bar mengubah segalanya. Ia melihat “masa depan”. Masa depan yang bisa menjadi harapannya dalam melantukan candu menjadi sebuah nada-nada yang penuh cinta dan semangat. Candu untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik lagi dari sekarang.

Masa depan itu bernama Ally (Lady Gaga). Seorang pegawai restoran yang menyalurkan bakatnya dengan bernyanyi di bar-bar. Ally yang tidak pernah menyelesaikan lagunya selalu ragu tentang kemampuannya sendiri. Ia hanya mengadu pada nada-nada yang ada di kepalanya. Tak pernah ia lakukan secara serius.

Sebuah lagu berjudul “La Vie en Rose” yang dibawakan oleh Ally, membuat Jackson terus menatapnya, berharap, sekaligus malu-malu  mengisyaratkan cinta.

Benarkan Ally adalah masa depan bagi Jack? Masa depan untuk melantunkan nada-nada yang selama ini dianggap hilang dari dirinya? Jawabannya bisa kamu temukan di film A Star is Born. Film ini akan tayang di bioskop mulai tanggal 19 Oktober 2018.

Baca Juga: 19 Daftar Lagu Soundtrack A Star is Born yang Hangat dan Romantis 

Cerita Cinta

review-film-a-star-is-born-candu-dan-cinta-dalam-curhatan-nada-nada
Sumber: Warner Bross

Awal cerita film A Star Is Born dimulai dengan sangat hati-hati. Bagaimana Jack bernyanyi di depan ribuan penonton hingga gambaran tentang malam ia bertemu dengan Ally. Bahkan pertemuan singkat dengan Ally masih terlihat sangat hati-hati. Namun, sesudahnya, film ini akan mengalir mengabadikan perjalanan dari kehidupan Jack dan Ally.

Meskipun tidak pernah tajam menggambarkan kehidupan mereka secara singkat, namun di film ini kamu akan dibawa pelan-pelan hanyut dalam kisah-kisah Ally dan Jack. Mulai dari balutan es di tangan hingga ciuman pertama yang mendarat dari bibir Jack ke Ally sudah mulai mengisahkan perjalanan kedua karakter utama di film A Star is Born.

Cinta tentu saja adalah bahasa utama dari film ini. Namun, dikemas dengan kuatnya penggambaran karakter dari dalam film ini. Bradley Cooper mungkin saja tidak sesempurna Kris Kristofferson yang berperan sebagai John Norman Howard di film A Star is Born pada tahun 1976.

Namun, Bradley Cooper setidaknya mampu mengadaptasi kisah seorang musisi yang tengah galau di masa kekinian. Ia memang bukan musisi sejati, namun caranya memainkan diri sebagai seorang musisi patut diacungi jempol. Gaya yang urakan, hobi mabuk-mabukan, hingga sangat takut kehilangan cinta sejati adalah gambaran musisi yang kerap luput dari pemberitaan.

Masih ada lagi, depresi! Isu yang kerap diabaikan, namun menjadi satu hal yang vital dalam kehidupan. Setidaknya ini yang dimainkan dengan apik oleh Bradley Cooper sebagai Jack. Masa lalu yang kelam, kehilangan ayah yang menjadi idolanya bisa dikatakan sebagai asal muasal Jack tidak mampu memadukan candu dan cintanya dalam nada-nada kehidupan.

Lalu, bagaimana dengan Lady Gaga? Ini adalah pengalaman pertamanya bermain di layar lebar. Meski masih memiliki kekurangan, namun, Gaga sudah tampil maksimal di film ini. Sosoknya pasif dan caranya mendaki ketenaran seperti bintang pop lainnya sudah dimainkannya dengan baik.

Semuanya menyatu menjadi lika-liku drama yang menarik untuk ditonton.

Hidup adalah Nada-Nada

review-film-a-star-is-born-candu-dan-cinta-dalam-curhatan-nada-nada
Lady Gaga A Star is Born

Hidup adalah nada-nada. Dari satu nada ke nada lainnya pasti berbeda, namun sebuah harmonisasi nada tetaplah harus dijaga, agar yang mendengarnya tak berpaling begitu saja. Begitulah gambaran cerita dari film A Star is Born. Bagaimana ketika akhirnya seorang Rockstar seperti Jack yang terbiasa diberikan tepuk tangan mendapatkan cemooh ketika ia diketahui punya permasalahan kecanduan alkohol.

Sampai pada akhirnya, sang Rockstar menyadari dia harus benar-benar berhenti demi satu alasan, orang ya ia cintai. Nada sebuah kehidupan juga tercipta dalam kehidupan Ally. Orang yang awalnya pesimis, namun kemudian menjadi satu bintang dengan cara yang sebenarnya tidak ia sukai.

Berbeda pendapat dengan manajer, berbenturan dengan budaya musik yang kekinian adalah sosok Ally dalam memainkan nada-nada kehidupannya, Nada ini kemudian menjadi satu melahirkan lagu-lagu yang mengekspresikan kehidupan cinta Ally dan Jack.

Don’t wanna give my heart away
To another stranger
Don’t let another day begin
Won’t let the sunlight in
Oh, I’ll never love again

Petikan lirik lagu yang menggambarkan candu, cinta dan curhatan dalam nada-nada yang dimainkan oleh Ally dan Jack. Sebuah film yang memang layak berada di dalam nominasi Oscar. Sebuah film dengan respon yang positif dari kritikus film.

Baca Juga: 7 Fakta A Star is Born, Drama Percintaan yang Relevan dan Kekinian

Tayang 19 Oktober 2018

Ingin punya review A Star is Born versi kamu sendiri? Sabar. Film ini baru akan tayang di bioskop pada hari Jumat,  19 Oktober 2018. Kamu bisa cek jadwal bioskopnya di situs atau dengan mengundun aplikasi BookMyShow yang tersedia gratis bagi pengguna Android dan iOS.

3 thoughts on “Review Film: A Star is Born, Candu dan Cinta dalam Curhatan Nada-nada

Comments are closed.