Review Film: Pertarungan Sengit Kera dan Manusia Kembali di War for the Planet of the Apes

Matt Reeves kembali menghadirkan film terakhir dari trilogi Planet of the Apes yang terakhir. Berlatar waktu 5 tahun sejak perang yang terjadi sebelumnya, Caesar (Andy Serkis), pemimpin kera yang bijaksana akan menjadi tokoh utama dalam film ini.

War for the Planet of the Apes bercerita tentang perang yang terjadi antara kera dan kelompok manusia yang dipicu dari aksi balas dendam pribadi kera bernama Koba (Toby Kebbell). Caesar, pemimpin kera yang bijaksana mencoba meredamkan perang dengan pasukan tentara manusia yang dipimpin oleh kolonel (Woody Harrelson). Namun, tempat persembunyiannya yang terbongkar dan diserang oleh manusia ini mengakibatkan istri dan salah satu anak Caesar terbunuh. Sementara, para kera lainnya ditangkap oleh para pasukan tentara tersebut.

Dipenuhi dengan amarah atas kematian keluarganya, Caesar bertekad untuk membebaskan para kera serta membalaskan dendamnya kepada pasukan yang dipimpin kolonel itu. Caesar pun mengalami dilema yang besar terkait hal ini. Di satu sisi, ia ingin mengakhiri peperangan dengan manusia. Namun di sisi lain, ia tidak terima menerima kenyataan bahwa keluarga dan saudara-saudaranya menjadi korban dalam kejadian ini.

Menggunakan teknologi kelas atas ala film-film Hollywood, War for the Planet Apes akan menghadirkan film dengan efek CGI dan motion capture. Meski banyak kritikus yang berpendapat bahwa film dengan menggunakan banyak efek animasi akan membuatnya menjadi kurang menarik. Namun, Matt berhasil meruntuhkan pendapat tersebut lewat film ini. Ia mampu merapikan secara detail setiap karakternya dengan apik.

Efek visual dari trilogi Planet of the Apes ini pun terlihat sangat nyata dalam setiap ekspresi maupun gerak tubuh yang ditampilkan para kera. Kehadiran efek visual yang super canggih ini dijamin  tidak mengurangi “seni” dari film itu sendiri. Terlebih lagi dengan jalan ceritanya yang kuat dan penuh drama menegangkan. Bila dibandingkan dengan dua film sebelumnya, War for the Planet of the Apes menjadi yang terbaik dalam menghadirkan efek visual dan jalan cerita yang emosional.

Tokoh utama, Caesar berhasil mengaduk-aduk perasaan penonton dengan dilema yang dialaminya dalam proses membalaskan dendam atas kematian anak dan istrinya. Penonton akan diajak untuk menyelami pikiran Caesar yang sedang bimbang dengan keputusan-keputusan yang harus diambil.

Jalan cerita dan karakter-karakternya yang pas menjadi kekuatan tersendiri bagi film aksi drama ini. War for the Planet of the Apes juga mampu mengambil topik-topik yang dekat dengan sehari-hari, serta mampu menampar beberapa kelakuan negatif manusia selama ini. Salah satunya ditampilkan oleh adegan di mana manusia menjadikan para kera sebagai budak yang dipaksa bekerja tanpa diberi makanan.

Tak hanya tokoh utama yang mampu memukau dan mengaduk emosi, para tokoh pendukung yang lebih beragam dalam film ini juga menampilkan karakter yang kuat. Maka, tak heran jika mereka terlihat lebih realistis, serta mampu membuat alur cerita menjadi semakin kompleks dan menarik untuk ditelusuri dibandingkan dua trilogi sebelumnya.

Namun, kehadiran salah satu karakter bernama Nova (Amiah Miller), seorang anak manusia yang ditemukan Caesar cs di tengah film ini terkesan agak dipaksakan. Nova tak banyak memberi efek pada alur cerita maupun tokoh utama dalam film ini. Meski begitu, kehadirannya mampu memberikan keseimbangan dalam sisi humanis tokoh Caesar.

Ada pula satu karakter baru yang rasanya sengaja dihadirkan untuk mengurangi ketegangan yang disajikan sepanjang film, yaitu Bad Ape (Steve Zahn). Kera yang berasal dari kebun binatang ini mempunyai andil yang besar, baik bagi para tokoh dalam film maupun penonton.

Tampil sebagai sosok yang lugu dan penakut, kelakuan Bad Ape mampu menghadirkan gelak tawa ringan di dalam bioskop. Dalam film ini, ia juga mempunyai peran yang cukup penting dalam perjalanan Caesar. Bad Ape mempunyai beberapa informasi penting yang dapat digunakan Caesar cs untuk membantunya dalam proses balas dendam terhadap kolonel.

Secara keseluruhan, War for the Planet of the Apes menjadi salah satu film yang worth to watch, baik dari segi alur cerita, kuatnya karakter para tokoh, maupun sinematografi, dan efek visual yang tidak diragukan lagi. Film bergenre aksi drama ini juga menghadirkan tontonan yang sarat makna tentang kekeluargaan, persahabatan, dan kebijaksanaan. War for the Planet of the Apes mulai tayang di bioskop-bioskop Indonesia mulai 25 Juli 2017.

 

Penulis:

Siti Nurhikmah

 

Baca juga:

Daftar Film Hollywood Tayang Bulan Juli 2017

Review Film: Dunkirk, Bukan Film Perang Biasa!

 

2 thoughts on “Review Film: Pertarungan Sengit Kera dan Manusia Kembali di War for the Planet of the Apes

Comments are closed.