Review Film: Free Fire, Pertemuan Antar Geng yang Berujung Maut

Bagi kamu penikmat film yang menggemari film-film bergenre action comedy ringan Inggris ala 70′ an, Free Fire bisa jadi salah satu pilihan untuk menghabiskan akhir pekan ini. Bersetting di Boston tahun 1978, Free Fire dimulai dari Stevo (Sam Riley) dan Bernie (Enzo Cilenti) yang berkendara menuju sebuah gudang tua untuk mengambil bagian dalam jual beli senjata yang berisi beberapa anggota Tentara Republik Irlandia, yaitu Chris (Cillian Murphy) dan Frank (Michael Smiley). Di sepanjang perjalanan, Stevo menggerutu karena dipukuli oleh sepupu dari seorang wanita yang ia ganggu.

Mereka pun akhirnya sampai di sebuah gudang tua yang dimaksud, dan bertemu dengan dua perantara yang terlibat kesepakatan tersebut, yaitu Justine (Brie Larson) dan Ord (Armie Hammer). Keduanya memimpin kelompok tersebut dan mengenalkan mereka ke agen senjata utama, yaitu Vernon (Sharlto Copley). Vernon memiliki tiga rekan, yaitu Martin (Babou Ceesay), Harry (Jack Reynor), dan Gordon  (Noah Taylor).

Transaksi jual beli pun berlangsung lancar, sampai akhirnya, Stevo bertemu dengan Harry, pria yang telah memukulinya tempo hari. Konflik pun dimulai. Harry yang masih kesal dengan ulah Stevo mengamuk dengan kehadirannya di tengah kesepakatan tersebut. Pertengkaran pun tak terelakkan.

Rencana untuk mendamaikan kedua pihak ternyata nihil. Ego yang tinggi membuat Stevo dan Harry justru terlibat dalam baku tembak dengan senjata-senjata yang terdapat di gudang tersebut. Baku tembak ini pun melebar menjadi antar kelompok.

Semua orang di dalam gudang berusaha menyelamatkan diri sendiri dan mengambil alih sejumlah uang yang terdapat di dalam koper. Uang itu rencananya akan digunakan untuk pembelian senjata yang telah disiapkan oleh Verno Cs. Namun, baku tembak yang tak direncanakan itu membuat uang tersebut menjadi rebutan sejumlah pihak.

Seperti apa keseruan baku tembak antara kedua geng tersebut? Akankah ada yang selamat dari tragedi berdarah ini?

Komedi hitam ala Tarantino

Free Fire adalah sajian baru bagi black action comedy di ranah perfilman Hollywood tahun ini. Film serupa bisa kita temui pada tahun 1992, Reservoir Dogs karya Quentin Tarantino yang juga memakai setting sebuah gudang. Bahkan, beberapa kritikus menilai Free Fire sebagai film Tarantino wannabe.

Keduanya sama-sama film action berbumbu humor cerdas yang diselipkan banyak kata-kata kasar. Belum lagi komedi-komedi ‘bodoh’ yang akan membuatmu berkata, ‘’what the hell!”  pada setiap joke yang dilontarkan para pemain.

Namun, jangan salah, film ini ternyata mampu melebihi ekspektasi. Naskahnya yang tajam dan koreografi yang apik menjadi nilai tambah tersendiri. Ditambah lagi dengan alunan musik sendu yang membuat film aksi ini terasa sangat drama dan jenaka. Film ini pun dianggap layak tonton oleh para kritikus film. Tak hanya mampu memberikan aksi drama yang brutal, Free Fire juga menghadirkan komedi ringan yang siap mengocok perutmu dengan celotehan-celotehan polos dari para anggota geng tahun 70’ an ini. Apalagi dengan sapuan akting aktris peraih Oscar, Brie Larson, dijamin akan membuatmu makin terpesona dengan filmnya.

Bagi kamu yang tak masalah dengan adegan kekerasan yang berdarah-darah, sepertinya film ini adalah pilihan yang pas untuk mengisi akhir pekanmu. Kamu bisa menyaksikan Free Fire mulai 5 Mei 2017 di bioskop-bioskop seluruh Indonesia. Book tiketnya di sini.

 

Penulis:

Siti Nurhikmah

 

Baca juga:

8 Fakta Film Alien: Covenant Wajib Tahu

Temukan Clue Tersembunyi di Foto Perdana Murder on the Orient Express

One thought on “Review Film: Free Fire, Pertemuan Antar Geng yang Berujung Maut

Comments are closed.