West Side Story, Kisah Klasik Romeo dan Juliet dalam Pentas Musikal Kontemporer

Kisah West Side Story dimulai dari ide mengadaptasi kisah Romeo dan Juliet menjadi kisah kontemporer. Ide ini muncul di tahun 1947 ketika Jerome Robbins mendekati Leonard Bernstein dan Arthur Laurents. Waktu itu dia ingin membuat versi musikal Romeo dan Juliet dengan latar belakang konflik keluarga Katolik Irlandia melawan keluarga Yahudi. Versi awal dari materi ini diberi nama East Side Story.

Ketiga orang yang ada di belakang kisah ini lalu mengundang Stephen Sondheim untuk menjadi komposer dan penulis liriknya. Materi adaptasi Romeo dan Juliet itu pun dikembangkan lagi, dan memiliki beberapa versi sebelum menjadi karya yang sekarang sudah dikenal. Sayangnya, karena kesibukan masing-masing, proyek ini pun tertunda lama. Pada tahun 1956, proyek yang sudah diganti judulnya menjadi West Side Story lalu dilanjutkan. Pada tahun 1957 pentas pertama West Side Story berlangsung di Winter Garden Theatre.

Pentas West Side Story mendapat tempat di hati penontonnya. Berbagai pujian dan respon positif mengalir. Karena lagu-lagunya begitu mengesankan, rekaman soundtrack untuk West Side Story pun dirilis. Hollywood juga tertarik dengan pentas ini. Pada tahun 1961, dirilislah film West Side Story. Seperti versi Broadway, filmnya pun mendapat sambutan yang luar biasa. Versi film West Side Story menjadi kampiun di ajang Academy Awards, mendapat 10 penghargaan termasuk film terbaik.

Salah satu faktor yang membuat West Side Story menarik adalah latar belakang konflik yang diambil lalu dipadu dengan kisah Romeo dan Juliet yang tidak lekang dimakan jaman. West Side Story mau menyorot situasi di mana konflik hanya membatasi ruang orang untuk mengasihi satu sama lain. Di sini terjadi problem, karena keragaman yang malah menjadi alasan untuk bertikai tidak membuka kesempatan masyarakat untuk menjalani kehidupan yang tentram. Pertikaian kelompok Katolik dengan Yahudi yang diangkat Jerome Robbins menjadi contoh yang menarik.

West Side Story memang akhirnya bukan soal Katolik lawan Yahudi. Namun, dengan menggeser latar belakang cerita menjadi antara geng Amerika Latin melawan kulit putih Amerika, kisah ini malah menjadi lebih kuat. Di sini mau digambarkan bahwa konflik bisa terjadi di mana saja, apapun golongannya. Dengan digesernya latar belakang, West Side Story pun menjadi cerita yang relevan di mana saja. Kisah West Side Story bisa saja terjadi di Indonesia, di sebuah RT di Jakarta yang hobinya tawuran misalnya.

Maka membawa pentas West Side Story ke Jakarta merupakan hal yang tepat. Dengan keadaan di Indonesia yang memiliki pergolakannya sendiri, kisah ini bisa jadi menginspirasi orang untuk bisa melihat sesamanya dengan lebih baik lagi, demi terciptanya kerukunan. Cerita Romeo dan Juliet sendiri merupakan cerita yang sudah diterima banyak orang, dan selain menginspirasi pastinya juga menghibur.

Kabar gembira, pentas West Side Story kini dibawa oleh Jakarta Performing Arts Community ke panggung Jakarta. Lewat kerja keras dan penggalangan dana yang sukses (termasuk salah satunya di Kickstarter), komunitas ini berhasil mendapatkan lisensi West Side Story. Mewujudkan kisah ini ke atas panggung menjadi gol berikut dari komunitas ini. Pentas ini sendiri direncakan tampil di Graha Bhakti Budaya pada tanggal 12-14 Mei 2017. Tentu akan sayang jika melewatkan begitu saja pentas apik ini.

Dengan aransemen dan koreografi kelas Broadway, penonton akan disajikan drama musikal yang amat menghibur. Di luar temanya yang dalam, kita juga bisa menikmati lagu-lagu serta tarian yang memanjakan mata. Untuk melihatnya langsung, tiket pentas musikal ini bisa dibeli secara online. So, tidak perlu menanti lama untuk menyaksikan kesempatan emas ini.

 

Baca juga:

5 Fakta Mengejutkan Film Musikal West Side Story yang Tidak Kamu Tahu

West Side Story – Pentas Cinta yang Menyentil Problem Sosial

3 thoughts on “West Side Story, Kisah Klasik Romeo dan Juliet dalam Pentas Musikal Kontemporer

Comments are closed.