Review Film: Sisi Lain Raden Ajeng Kartini di Film Kartini

“Apakah membaca hanya untuk kaum laki-laki Pak Kyai?”, tanya Kartini pada seorang Kyai yang sedang berkunjung ke rumahnya.

Yassss, kisah Raden Ajeng Kartini memang sudah beberapa kali difilmkan, termasuk yang tayang di bulan April 2017 ini. Diproduksi oleh Legacy Pictures dan Screenplay Films, Hanung Bramantyo ambil bagian menjadi penulis naskah dan sutradara film Kartini. Ia pun mengajak aktor dan aktris cemerlang Tanah Air untuk bergabung dalam project kali ini, sebut saja Dian Sastrowardoyo sebagai Kartini, Christine Hakim, Ayushita, Acha Septriasa, Adinia Wirasti, Reza Rahadian, Denny Sutomo, Djenar Maesa Ayu, Denny Sumargo, dan Dwi Sasono.

Kartini dikisahkan dari rentang waktu 1883-1903 di Jepara, dari mulai masih kanak-kanak sampai dewasa. Kita bisa melihat Kartini kecil sudah memberontak karena ingin tidur dengan ibunya, Ngasirah (Christine Hakim) yang notabene adalah asisten rumah tangga. Hal tersebut bertentangan dengan tradisi Jawa pada saat itu karena Kartini memiliki ayah seorang Bupati (golongan bangsawan). Waktu berlalu hingga Kartini harus dipingit di dalam kamar karena usianya yang siap untuk dinikahi.

Kartini remaja yang jenuh dengan kehidupannya di rumah — apalagi setelah kakak tirinya, Soelastri (Adinia Wirasti) menikah — akhirnya mendapatkan angin segar ketika kakaknya, Sosrokartono (Reza Rahadian) memberikan kunci lemarinya yang berisi buku-buku sebelum ia pergi ke Belanda. Kartini yang kemudian membaca buku-buku pemberian kakaknya berhasil membuat pikirannya tidak terpenjara dengan berbagai macam khayalan yang divisualisasikannya secara nyata. Sampai pada bagian dimana Kardinah (Ayushita) dan Roekmini (Acha Septriasa) masuk ke kamar Kartini untuk dipingit. Kartini pun mendapatkan dua ajudan untuk membantu perjuangannya.

Sisi tomboi Kartini

Segala macam persepsi kita tentang sosok Raden Ajeng Kartini yang merupakan putri bangsawan dengan segala keanggunannya akan runtuh ketika menonton film ini. Hanung mencoba menggambarkan bahwa Kartini sebenarnya adalah perempuan yang tomboi pada zamannya. Melalui lingkup terkecil ketika Kartini berada di kamarnya bersama dua adiknya, kegemarannya memanjat tembok, hingga berlarian di pantai mengangkat sarung batiknya, Kartini bukanlah sosok putri yang menye-menye.

Dian Sastro memang salah satu aktris yang cukup vokal menyuarakan hak-hak perempuan di Indonesia. Tidak jarang ia selalu menyebutkan kalau Kartini adalah wanita yang sangat diidolakannya. Fakta tersebut yang membuat penampilannya dalam film ini terasa kuat meskipun masih diselingi keganjilan dalam aksen Jawa-nya. Acungan jempol layak diberikan untuk Ayushita dan Acha Septriasa yang konsisten mengimbangi penampilan Dian sehingga kehadiran Kartini sesekali terasa hambar bila tak ada Kardinah dan Roekmini yang ikut menemaninya.

Plus-minus filmnya

Reza Rahadian mungkin saja hanya tampil secuil dari total 119 menit film Kartini. Tetapi kehadirannya sangat krusial sehingga Hanung dan Robert Ronny mungkin tidak mau sembarangan memilih aktor untuk memerankan tokoh Kartono. Tiap perkataannya baik lisan maupun tertulis (dalam bentuk surat) yang menggerakkan Kartini untuk terus mendobrak tradisi bahwa sebenarnya perempuan wajib mendapatkan hak yang sama untuk sekolah setinggi-tingginya.

Satu hal yang mungkin sedikit luput dari Kartini yakni peran Denny Sumargo sebagai Slamet. Penampilannya masih belum berkesan ketika harus memerankan tokoh antagonis dari keturunan Jawa murni. Beberapa aksen masih terasa nge-pop, mungkin masih bisa dimaklumi karena memang ia tidak memiliki darah Jawa. Keputusan memilih Denny Sumargo agak bertolak belakang dengan karakter Hanung yang paham betul budaya Jawa.

Selebihnya Kartini menyajikan kisah heroik dengan sederhana yang dibungkus rapi dengan sinematografi, musik, dan tata artistik yang indah. Menonton Kartini akan membuat kita melek sejarah dengan cara yang lebih ringan. Film Kartini tayang 19 April 2017 di jaringan bioskop Indonesia dalam rangka menyambut Hari Kartini.

Segera pesan tiketnya di sini.

 

Penulis: Razny Mahardhika

 

Baca juga:

7 Fakta Unik Film Kartini

11 Alasan Kamu Wajib Nonton Film Kartini

One thought on “Review Film: Sisi Lain Raden Ajeng Kartini di Film Kartini

Comments are closed.