7 Fakta Unik Film Kartini

Ibu kita Kartini

Putri sejati

Putri Indonesia

Harum namanya..

Itulah kutipan lagu ikonik yang selalu terngiang di kepala kita ketika merayakan Hari Kartini tiap tanggal 21 April. Kartini memang sudah menjadi tokoh pahlawan nasional yang perjuangannya menginspirasi perempuan Indonesia. Keberaniannya untuk memperjuangkan pendidikan bagi kaum perempuan mengubah tradisi Jawa Kuno yang selalu menempatkan kasta wanita di bawah laki-laki.

Menjelang peringatan Hari Kartini, Legacy Pictures bekerja sama dengan Screenplay Films akan merilis film berjudul Kartini. Duduk di bangku sutradara ada nama Hanung Bramantyo yang sudah beberapa kali membuat film biopik seperti Sang Pencerah (2010) dan Soekarno: Indonesia Merdeka (2013). Menunjuk Dian Sastrowardoyo sebagai pemeran utama, film Kartini akan penuh dengan perjuangan tokoh Kartini secara lebih emosional.

Sebelum menonton, ada baiknya kita simak dahulu 7 fakta unik tentang film Kartini yang mungkin akan membuatmu tercengang.

 

1. Tertunda selama 1 tahun

Proses pengerjaan film Kartini garapan Hanung Bramantyo ini ternyata harusnya dirilis pada tahun 2016. Rencana produksi film yang harusnya dilakukan pada tahun 2015 dengan berat hati diubah menjadi tahun 2016 karena proses penggodokan cerita yang masih belum matang. Penulis naskah sekaligus sutradara, Hanung Bramantyo ingin betul-betul menggambarkan sosok Kartini muda dan keluarganya secara jelas sehingga harus riset lebih dalam untuk naskah filmnya. Usaha Hanung dan produsernya, Robert Ronny patut dibuktikan dengan menonton filmnya di bioskop.

 

2. Dian Sastro dituntut bisa bahasa Belanda

Aktris Dian Sastrowardoyo juga tak kalah siap untuk memerankan tokoh legendaris Kartini. Ia rela untuk menghabiskan waktu membaca segala macam kajian pustaka tentang sosok Kartini. Dian Sastro juga harus fasih berbahasa Belanda untuk beberapa adegan di dalam filmnya yang menuntutnya untuk menggunakan bahasa Belanda. Kurang lebih ada 64 ayat (kalimat) yang harus diucapkan dan dipahami artinya oleh Dian demi peran yang total.

 

3. Ziarah ke makam Kartini

Seperti halnya yang dilakukan Reza Rahadian sewaktu mempersiapkan dirinya untuk peran Tjokroaminoto dalam film Guru Bangsa: Tjokroaminoto (2015), Dian Sastro juga melakukan ziarah ke makam Kartini di Rembang. Ziarah itu bertujuan dilakukan Dian untuk meminta restu demi memerankan tokoh pahlawan nasional tersebut. Dilansir dari Brillio, Dian Sastro juga menyempatkan waktunya berkunjung ke rumah suami Kartini untuk meresapi suasana yang terjadi di zaman Kartini tinggal dan mengembuskan napas terakhirnya.

 

4. Film ketiga tentang Kartini

Yenny Rahman, Rania Putri Sari, dan Dian Sastrowardoyo memerankan tokoh Kartini

Film Kartini garapan Hanung Bramantyo dan Robert Ronny bukanlah film pertama yang menceritakan tentang sosok ibu kita Kartini. Sudah ada dua judul film sebelumnya yang menceritakan tentang Kartini di Indonesia. Film pertama adalah garapan sutradara Sjumandjaja pada tahun 1982 yang berjudul R.A. Kartini, menceritakan tentang perjuangan Kartini demi kesetaraan pendidikan dengan kaum laki-laki. Film kedua adalah Surat Cinta untuk Kartini (2016) yang diperankan oleh Rania Putrisari dan Chicco Jerikho, kisah fiksi tukang pos yang jatuh cinta dengan Kartini. Pada film Kartini tahun ini akan lebih mengeksplorasi sisi lain yang lebih emosional dalam diri seorang Kartini muda.

 

5. Turut dibintangi Djenar Maesa Ayu

Secara tidak diduga anak dari mendiang Sjumandjaja yang bernama Djenar Maesa Ayu juga bergabung dalam jajaran pemain dalam film Kartini. Pasalnya, Sjumandjaja adalah sutradara yang pertama kali membuat film tentang tokoh Kartini pada tahun 1982. Djenar memang menggeluti profesi sebagai sutradara yang pernah memenangkan Piala Citra lewat film Mereka Bilang, Saya Monyet! (2007). Peran Djenar di film ini adalah sebagai Moeryam yang merupakan ibu tiri dari Kartini.

 

6. Soundtrack film yang prosesnya paling lama dikerjakan Melly Goeslaw 

Film Kartini tidak hanya mengajak aktor dan aktris papan atas Tanah Air, Legacy Pictures juga mengajak penata musik bertangan dingin, Melly Goeslaw untuk membuat lagu tema di film ini. Melly Goeslaw berkolaborasi dengan Gita Gutawa untuk membuat lagu berjudul “Memang Kenapa Bila Aku Perempuan?” yang liriknya ditulis oleh Anto Hoed. Melly menuturkan dalam press release resmi film Kartini bahwa lagu ini pengerjaannya paling lama dibandingkan soundtrack film lainnya yang pernah ia buat karena di luar zona nyamannya.

 

7. Pengalaman lucu Hanung Bramantyo

Sang sutradara, Hanung Bramantyo ternyata memiliki pengalaman jenaka ketika ia masih berumur 5 tahun. Saat menjelang hari Kartini, anak-anak di sekolahnya diwajibkan untuk mengenakan baju adat daerah. Ia memakai sorjan lengkap dengan blangkon dan jarit yang sudah disiapkan oleh ibunya. Hal tak terduga pun terjadi, sorjan yang dikenakannya melorot dan ia pun ditertawai oleh teman sekelasnya. Ia mengutuk hari itu sebagai hari yang tidak akan pernah ia kenang. Namun, ternyata hari itu justru ia kenang sebagai hari dimana ia mengenal sosok perempuan bernama Raden Ajeng Kartini.

 

Dian Sastrowardoyo dan beberapa bintang lainnya seperti Acha Septriasa, Ayushita Nugraha, Adinia Wirasti, Reza Rahadian, dan Denny Sumargo akan tampil total dalam film Kartini garapan Hanung Bramantyo. Mari mengenang perjuangan perempuan Indonesia lewat sosok Kartini yang penuh dengan kisah haru. Film biopik Kartini akan tayang pada 19 April 2017 di jaringan bioskop Tanah Air, tiketnya sudah bisa dipesan di sini.

 

 

Penulis: Razny Mahardhika

 

 

Baca juga:

11 Alasan Kamu Wajib Nonton Film Kartini

Dinilai Terlalu Tua, Dian Sastro Kekeuh Memerankan Kartini